VidaFest 2018 Menyulap Kota Bekasi Menjadi Surga Seni Pertunjukan Bagi Anak-Anak


Aksi pnari di acara VidaFest 208. (Dokumentasi panitia)
SUASANA di Bumi Pala Vida, Jalan Alun-Alun Selatan, Padurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi mendadak ramai. Ratusan orang berkerumun.
Sebagain anak kecil tampak begitu lihai berolah peran. Mereka menari di hadapan orang tuanya. Penampilannya bernas bak penari profesional.

Anak-anak itu bberasal dari Komunitas Vida. Tarian Ragam Dasar mereka menjadi penanda pembuka acara VidaFest 2018 dengan mengusung tema 'Berbeda Hulu, Satu Muara'.
Setelah penampilan Tari Ragam Dasar, kelompok DBTD, Remaja Padurenan, lantai mengisi pentas menarikan Tari Mojang.
VidaFest 2018 membuat Kota Bekasi hujan tarian. Tak henti-henti beragam tarian dipentaskan, mulai Ragam Dasar, Mojang, Indang, Lenggang Bekasi, hingga Silat Betawi. Uniknya, semua penari merupakan anak-anak.
"Saya sangat takjub dengan acara ini. Untuk mengapresiasikan lebih pede dan berani. Pokoknya acara ini tak bisa diutarakan dengan kata-kata," ungkap salah satu orangtua anak yang menonton aksi anaknya.
Pada hari kedua, acara VidaFest semakin semarak dengan penampilan teater se-Bekasi Raya.
Teater SD Dinamika, Bantar Gebang, menampilkan pertunjukan 'Hujan Mencari Kali' karya Adinda Luthvianti.
Setelah sandiwara pertama berakhir, kali ini giliran Deavies Sanggar Matahari Vida Idol menampilkan musikalisasi puisi. Disambung kemudian dengan Tari Kreasi Anak, Komunitas Vida.
Hari kedua ditutup dengan penampilan Teater Artery Performa dkk. Naskah mereka berjudul 'Gunung Bantar Gebang'.
Hari ketiga atau malam puncak, VidaFest 2018 menampilkan Ensamble Angklung dari VIDA. Kemudian dilanjutkan oleh teater-musik oleh Anestesi dan Teater Korek, UNISMA Bekasi. Naskah yang mereka mainkan berjudul 'pa-ru-pa-ru-pa' karya Anestesi.
Malam acara puncak terlihat megah saat Hanafi dan perupa Bekasi melakukan action painting. Dengan cermatnya Hanafi meliuk-liukkan kuasnya. Sebuah lukisan berjudul 'Bekasi 1824' lahir. Dan langsung dibeli sang Owner Vida Bekasi, Edward Kusuma.
"Hasil dari karya ini saya sumbangkan untuk saudara kita yang sedang dilanda bencana di Palu sana," kata Hanafi kepada merahputih.com, Sabtu (29/9).
Sebagai informasi, VidaFest 2018 merupakan festival rakyat yang digelar Vida Bekasi dan Studiohanafi. Gelaran ini disuguhkan dengan tujuan yang baik. "Membangun Bekasi dari sistem non-fisik," kata Edward. (Zai)
Bagikan
Berita Terkait
Antara Alam dan Modernitas: Konsep Unik VIP Lounge Art Jakarta 2025

Buka Art Jakarta 2025, Menbud Fadli Zon Janji Kirim Perupa Indonesia Ikut Pameran Internasional

Dari Paris ke Bali, Pameran ‘Light and Shadow Inside Me’ Eugene Kangawa Siap Jadi Koleksi Permanen di Eugene Museum 2026

Art Jakarta 2025 Tampilkan 75 Galeri dari 16 Negara, Kembali Bawa Segmen Unggulan

Mengubah Lelah Jadi Perayaan: Instalasi Seni Heineken Hadirkan Pengalaman Afterwork

Dari Bali hingga Korea, Art Jakarta 2025 Hadirkan Arus Baru Seni Kontemporer

Kisruh Royalti Lagu, Pelaku Usaha dan Seniman Desak DPRD Solo Bubarkan LMKN

Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
Gara-gara Gempa Bekasi Magnitudo 4,9, 8 Jadwal Whoosh Dibatalkan dan Penumpang Kebingungan

Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan
