Varian Omicron Tak Pengaruhi Kebijakan Arab Saudi Soal Umrah


Konsul Jenderal RI di Jeddah Eko Hartono dalam diskusi virtual soal penyelenggaraan umrah yang diikuti dari Jakarta, Kamis (21/10/2021). (ANTARA/Asep Firmansyah/Youtube-FMB9)
MerahPutih.com - Arab Saudi mengonfirmasi temuan kasus pertama COVID-19 varian Omicron pada pendatang dari sebuah negara Afrika bagian utara, Rabu (3/12).
Arab Saudi menyatakan, pihak berwenang sudah mengisolasi orang tersebut dan orang-orang yang melakukan kontak dengannya. Temuan itu menjadi yang kasus Omicron pertama di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah Eko Hartono menyatakan, penemuan varian Omicron di Arab Saudi tidak sedikit pun memengaruhi kebijakan umrah, termasuk bagi calon jamaah asal Indonesia.
Baca Juga:
Pintu Ibadah Umrah Kembali Dibuka, Pemerintah Diminta Lakukan Persiapan Matang
"Jadi selama ini adanya penemuan varian Omicron tidak mempengaruhi kebijakan Saudi terkait dengan kesiapan mereka menerima jamaah umrah termasuk Indonesia," ujar Eko Hartono dihubungi dari Jakarta, Jumat (3/12), seperti dikutip Antara.
Eko mengatakan, persiapan di Arab Saudi terus berjalan, tempat-tempat untuk karantina sudah disiapkan seperti di Mekah dan Madinah. Otoritas kerajaan juga, kata dia, sudah bergerak cepat dengan melakukan karantina dan penelusuran terhadap seorang warga Saudi seusai pulang dari Afrika Utara.
Di satu sisi, menurut Eko, kehidupan masyarakat di Saudi juga berjalan normal seperti biasanya. Mereka tak terlalu terpengaruh oleh penemuan varian Omicron, sebab pemerintah Arab Saudi sudah melakukan upaya untuk mencegah varian baru virus itu tak menyebar.
"Berita itu (ditemukan virus Omicron) dicatat tapi enggak jadi heboh. Jadi situasi normal, masyarakat juga menjalankan kegiatan seperti biasa. Umrah juga ramai, jadi sementara ini belum mempengaruhi umrah dan kehidupan masyarakat di sini," kata dia.
Baca Juga:
Asrama Haji Pondok Gede Jadi Tempat Karantina Jamaah Umrah
Sebelumnya, Arab Saudi telah mencabut penangguhan penerbangan dari Indonesia terhitung mulai 1 Desember 2021 sehingga warga tanah air bisa langsung terbang ke Arab Saudi tanpa harus transit ke negara ketiga.
Awalnya, negara-negara yang tingkat penularannya tinggi, salah satunya Indonesia, wajib menjalani karantina 14 hari di negara ketiga sebelum tiba di Tanah Suci.
Kini aturan itu dicabut, hanya saja bagi calon jamaah umrah dari Indonesia yang mayoritas memakai vaksin Sinovac wajib menjalani karantina tiga hari di Arab Saudi. Saudi hingga saat ini hanya mengakui empat jenis vaksin yakni Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Jhonson and Jhonson. (*)
Baca Juga:
Menteri Haji dan Umrah Arab Sebut Jamaah Asal Indonesia Jadi Prioritas
Bagikan
Berita Terkait
Penyerangan di Qatar Dianggap Melanggar Hukum Internasional, Arab Saudi Peringatkan Konsekuensi Serius yang Bakal Diterima Israel

Mendag RI Bujuk Arab Saudi untuk Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan

Ada 'Pengkhianatan' di Manchester United, Bruno Fernandes Diam-diam Negosiasi dengan Al-Ittihad

10 Pemain Al-Nassr Tumbangkan Al-Ittihad di Semifinal Piala Super Arab Saudi, Aksi Heroik Joao Felix Gemparkan Publik

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Klub Arab Saudi Pantau Robert Lewandowski, Barcelona Belum Siap Lepas

[HOAKS atau FAKTA]: Disebut Raja Salman sebagai Negara Paling Munafik di Dunia, Indonesia Tak Punya Harga Diri Lagi
![[HOAKS atau FAKTA]: Disebut Raja Salman sebagai Negara Paling Munafik di Dunia, Indonesia Tak Punya Harga Diri Lagi](https://img.merahputih.com/media/91/5c/4b/915c4bd39abd7c35c99f57b1f8055fb4_182x135.jpeg)
Sosok ‘Pangeran Tidur’ Arab Saudi Al Waleed yang Tutup Usia Setelah Koma 20 Tahun

Vinicius Junior Kembali Didekati Klub Arab Saudi, Pecahkan Rekor Transfer Dunia Rp 6,6 Triliun

Komisi XII DPR: Investasi Arab Saudi Rp 437,8 Triliun Harus Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
