Usia dan Kualitas Sperma Bisa Sebabkan Bayi Tabung Gagal


Bayi tabung menjadi solusi bagi pasangan yang memiliki infertitilas. (foto: merahputih.com/Febrian Adi)
MerahPutih.com - Bayi tabung atau dengan bahasa lain In vitro fertilization (IVF) merupakan salah satu metode untuk memperoleh anak dari pasangan yang memiliki infertilitas atau mandul. Namun, metode bayi tabung ini juga memiliki tingkat kegagalan yang tak sedikit.
Dokter Spesialis Obsteri dan Gunekologi subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi dr. Upik Anggraheni Priyambodo, Sp. O. G, Subsp. F. E. R mengatakan metode bayi tabung bisa mengalami kegagalan yang disebabkan oleh beberapa hal.
"Kegagalan bayi tabung biasanya dikarenakan usia lebih dari 35 tahun, pola hidup yang tidak konsisten, kemudian ada gangguan kesuburan cukup berat seperti PCOS tidak terkontrol," ujarnya kepada merahputih.com pada Kamis pekan ini.
Selain itu, menurutnya, kualitas sperma dan cadangan sel telur yang rendah juga meningkatkan risiko gagalnya IVF.
Baca juga:
Kampanye #SehangatHarapanIbu Siap Dukung Program Bayi Tabung
Dokter yang praktek di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) itu menambahkan persentase keberhasilan dalam memulai bayi tabung di umur lebih dari 35-37 tahun mencapai 36,8 persen. Namun, ketika menginjak umur 40 tahun, keberhasilan mulai turun, yakni mulai dari 26,67 persen di RSPI.
Selain itu, bila gagal, metode bayi tabung bisa kembali dilakukan tanpa menunggu lama. Syaratnya adalah ketika istri selanjutnya mengalami menstruasi, sudah bisa kembali diberlakukan bayi tabung.
Ada beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan jika pasangan belum berhasil untuk melakukan bayi tabung, antara lain:
- Mencari penyebab ketidakberhasilan IVF.
- Konsisten dalam menjaga pola hidup sehat.
- Pemeriksaan tambahan sesuai dengan saran dokter.
- Mencoba kembali dengan mengoptimalkan usaha tambahan (akupunktur, imunoterapi, teknologi IMSI, dll).
- Perubahan protokol stimulasi IVF sesuai dengan diskusi dokter fertilitas. (far)
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
