Universitas Hasanuddin Cetak Guru Besar Tertinggi Sepanjang 2017


Salah satu kegiatan di Universitas Hasanuddin, Makassar (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
MerahPutih.Com - Universitas Hasanuddin sepanjang tahun 2017 ini menjadi kampus yang paling banyak menghasilkan guru besar.
Menurut Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA sepanjang tahun 2017 Universitas Hasanuddin sudah mencetak 17 orang guru besar.
"Pada Oktober ini, kami telah menghasilkan guru besar berjumlah 17 orang. Dari data yang ada ternyata sampai setahun belakangan ini Unhas yang paling tertinggi memproduksi guru besar,"katanya.
Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA mengatakan itu pada acara pengukuhan dua guru besar yakni Prof Dr Eng Syafaruddin ST M Eng. dengan bidang keahlian Konversi Energi Fakultas Teknik, dan Prof Dr drg Fajriani, MSi dalam bidang Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gig di Makassar, Selasa (24/10).
Dirinya juga memberikan apresiasi dan begitu bersyukur dengan lahirnya banyak guru besar di kampus tersebut.
"Kalau saya melihat dokumen yang saya tanda tangani untuk dikirim ke pusat, tahun ini kita bisa punya 20 orang guru besar," tambahnya.
Prof Dwia sebagaimana dilansir Antara menjelaskan, pencapaian kuantitas dan kualitas guru besar ini tercapai karena didukung oleh makin baiknya pengelolaan sistem administrasi online Unhas.
"Pengelolaan sumber daya yang kami lakukan di Unhas dalam beberapa tahun terakhir sangat sistemik dan berbasis pada sistem administrasi pendataan yang online. Sehingga memproses lebih cepat dan meng-encourage lebih keras kepada calon guru besar untuk cepat menjadikan dirinya sebagai profesor," papar Rektor yang berlatar Ilmu Sosiologi tersebut.
Pada upacara Penerimaan Jabatan Profesor ini, Prof. Syafaruddin membawakan pidato ilmiah dengan judul " Metode Real-Time Pelacakan Daya Output Maksimum Panel Surya Berbasis Sistem Cerdas," jelasnya.
Menurut Profesor Syafaruddin, dalam simpulan teks pidato yang dibacakannya, metode pelacakan titik operasi maksimum sistem photovoltaik yang berbasis kombinasi jaringan syaraf tiruan dan kontrol logika fuzzy dengan informasi polar bisa diaplikasikan untuk berbagai macam jenis teknologi modil photovoltaik.
Sementara Profesor Fajriani mengatakan, pembangunan pendidikan kesehatan, khususnya spesialis kedokteran gigi anak sangat penting. Mengingat banyaknya jumlah kasus penderita Early Childhood Caries di kota Makassar yang perlu mendapatkan penanganan khusus. Namun tidak dapat tertangani dengan baik karena sumber daya manusia (SDM) yang ada masih sangat terbatas.
"Kasus-kasus yang dijumpai kebanyakan dalam kondisi yang parah sehingga membutuhkan tenaga spesialis kedokteran gigi anak. Oleh karena itu, diharapkan bahwa program studi Kedokteran Gigi Anak mampu menjawab tantangan kurangnya SDM di bidang spesialisasi kedokteran gigi anak," ucap Profesor Fajriani.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Polda Sulawesi Selatan Tetapkan 11 Tersangka Pembakaran Gedung DPRD, Petugas Kebersihan Diduga Ikut Terlibat

Gedung DPRD Dibakar hingga 4 Warga Tewas di Makassar, Prabowo: Ini Tindakan Makar

KPK Juga Gelar OTT di Jakarta dan Sulsel Selain di Sultra Terkait Dugaan Suap Dana Alokasi Khusus

Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia

Guru Besar Unnes Pamer Ijazah S1 UGM, Beda dengan Punya Jokowi

Pemerintah Didesak Cabut Gelar Guru Besar UGM Pelaku Kekerasan Seksual

Primadona Baru, Penumpang KA Makassar-Parepare Melonjak 3 Kali Lipat Lebih Pas Libur Lebaran

UI Kukuhkan Tiga Guru Besar, Sampaikan Pidato tentang Sejarah MTQ Era Orde Baru Hingga Penggunaan AI

Profil Andi Sudirman Sulaiman, Gubernur Sulawesi Selatan yang Pernah Bekerja di Perusahaan Tambang Asing

Legislator Gerindra Minta Bus Mamminasata Diaktifkan Lagi Tanpa Subsidi Pusat
