UMKM Masih Jadi Incaran Pelaku Kejahatan Siber


Pelaku kejahatan siber tak cuma menyasar perusahaan besar, tapi juga menyerang UMKM yang relatif 'hijau' dengan dunia daring. (Foto: Pexels/Tima Miroshnichenko)
KEJEHATAN siber belakangan semakin marak. Bukan hanya mengincar korban perorangan, sebuah laporan terbaru dari Kaspersky mengungkap realitas bahwa penjahat siber terus menargetkan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dengan berbagai taktik canggih.
Statisik menunjukkan jumlah karyawan UMKM yang menghadapi malware yang disamarkan sebagai aplikasi bisnis sah tetap relatif stabil dari tahun ke tahun (2.478 pada 2023 dibandingkan dengan 2.572 pada 2022), seperti dikutip dari keterangan Kaspersky yang dilansir Antara, Jumat (30/6).
Penjahat siber terus berupaya menyusup ke sektor bisnis ini menggunakan banyak metode, termasuk mengeksploitasi kerentanan, menggunakan email phishing, pesan teks yang menipu, dan bahkan menggunakan tautan YouTube yang tampaknya tidak berbahaya, semuanya dengan tujuan untuk mendapatkan akses tidak sah ke data sensitif.
Baca juga:

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa jumlah pendeteksian file berbahaya yang menargetkan UMKM selama lima bulan pertama di 2023 mencapai 764.015. Eksploitasi adalah ancaman paling umum bagi UMKM, menyumbang 63 persen (483.980) dari semua deteksi selama periode tersebut.
Program berbahaya ini menargetkan kerentanan perangkat lunak, memungkinkan penjahat siber menjalankan malware, meningkatkan hak istimewa mereka, atau mengganggu aplikasi penting tanpa interaksi pengguna.
Ancaman phishing dan penipuan juga menimbulkan risiko yang signifikan bagi UMKM. Penjahat siber dengan cerdik menipu karyawan agar membocorkan informasi rahasia atau menjadi korban penipuan keuangan.
Contoh taktik penipuan tersebut termasuk halaman layanan perbankan, pengiriman, dan kredit palsu yang dirancang untuk menipu individu yang tidak waspada.
Selain itu, laporan Kaspersky menyoroti metode yang sering digunakan untuk menyusup ke ponsel cerdas karyawan, yang disebut sebagai "smishing", yakni kombinasi cerdas antara SMS dan phishing.
Teknik ini dimulai dari korban menerima pesan teks dengan tautan, didistribusikan melalui berbagai platform seperti SMS, WhatsApp, Facebook Messenger, WeChat, dan lainnya. Jika pengguna yang tidak waspada mengklik tautan tersemat, perangkat mereka menjadi rentan terhadap pengunggahan kode berbahaya yang berisiko.
Data yang digunakan dalam laporan ini dikumpulkan dari Januari hingga Mei 2023 melalui Kaspersky Security Network (KSN), sebuah sistem aman untuk memproses data anonim terkait ancaman dunia maya yang dibagikan secara sukarela oleh pengguna Kaspersky.
Baca juga:

Pakar Kaspersky meneliti perangkat lunak yang paling banyak digunakan oleh UMKM di seluruh dunia, termasuk MS Office, MS Teams, Skype, dan lainnya. Dengan merujuk silang perangkat lunak ini terhadap telemetri KSN, para peneliti menentukan sejauh mana malware dan perangkat lunak yang tidak diinginkan didistribusikan dengan kedok aplikasi ini.
"Kerentanan yang dihadapi oleh UMKM tidak boleh diremehkan. Karena bisnis ini adalah tulang punggung ekonomi sebagian besar negara, sangat penting bagi pemerintah dan organisasi untuk meningkatkan upaya mereka untuk melindungi perusahaan ini," ujar pakar keamanan di Kaspersky Vasily Kolesnikov.
Untuk melindungi bisnis dari ancaman dunia maya, terdapat sejumlah pertimbangan pedoman. Di antaranya termasuk pelatihan kebersihan keamanan siber dasar bagi staf menjadi langkah awal. Dengan memberikan pelatihan dan melakukan simulasi serangan phishing, staf akan terlatih dalam membedakan email phishing yang berbahaya, sehingga dapat mengurangi risiko penipuan.
Solusi perlindungan untuk endpoint dan server email juga sangat penting. Menyiapkan kebijakan akses ke aset perusahaan, seperti kotak email, folder bersama, dan dokumen online, juga merupakan langkah penting. Tetap memperbarui dan menghapus akses ketika karyawan tidak lagi memerlukan akses tersebut, atau ketika mereka keluar dari perusahaan, juga dapat membantu mengurangi risiko kebocoran data.
Penggunaan perangkat lunak broker keamanan akses cloud dapat membantu mengelola dan memantau aktivitas karyawan dalam layanan cloud, serta menerapkan kebijakan keamanan yang sesuai.
Selain itu, sangat penting untuk membuat cadangan data penting secara teratur. Dengan melakukannya, informasi perusahaan akan tetap aman jika terjadi keadaan darurat atau serangan siber. (*)
Baca juga:
Perkuat Keamanan Siber, Huawei dan BSSN Tingkatkan Kerjasama
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Waspada! Skema Penipuan Baru Sasar Bisnis di Media Sosial

Marak Penipuan APK Berkedok Paket Lebaran, Lakukan Ini agar Tak Jadi Korban

APK Penipuan Undangan Buka Puasa Marak, Ini Langkah Pengamanan Jika Telanjur Mengkliknya

UMKM Masih Jadi Incaran Pelaku Kejahatan Siber

Jangan Sampai Tertipu, Kenali Modus Vishing

Cyber Security Summit 2023 Dukung Keamanan Infrastruktur Siber dan Ruang Digital

Waspada, Penipu Siber Targetkan UKM

Tips Terlindungi dari Penipuan Phishing dan Sniffing di Telegram
