Ulang Tahun Karl Marx ke-200, Beijing dan Trier Beri Penghormatan Khusus


Karl Marx dalam bentuk patung lilin Madame Tassauds Paris (Foto: madametassauds.com)
MerahPutih.Com - Sekitar dua bulan yang lalu, sejumlah lampu lalu lintas di Kota Trier, Jerman berubah logonya. Biasanya rambu digital tersebut hanya menampilkan tanda berhenti, berjalan atau berhati-hati, namun berdasarkan keputusan Wali Kota Trier Wolfram Leibe, lampu lalu lintas di kota itu diganti dengan gambar dan tanda Karl Marx.
Mengapa lampu lintas khususnya warna hijau dan merah diganti dengan Karl Marx? Rupanya menurut pengakuan Wali Kota Trier kedua warna tersebut identik dengan Karl Marx.
"Trier mempersembahkan warna itu untuk Karl Marx, "kata Leibe kepada BBC Word, pertengahan Maret lalu.
Pergantian tanda pada lampu lalu lintas di Kota Trier merupakan salah satu penghormatan kepada salah satu putra terbaiknya yang juga seorang filsuf dan penulis Manifesto Komunisme, Karl Marx.

Karl Marx dilahirkan di Kota Trier, 5 Mei 1818. Untuk mememperingati hari ulang tahunnya yang ke-200, warga kota Trier memberikan penghormatan khusus kepada Marx yang sekitar 17 tahun tinggal di kota tersebut.
Penghormatan terhadap Karl Marx bukan hanya di kota kelahirannya. Di Asia khususnya China justru merayakan ulang tahun ke-200 pelopor ideologi komunis itu secara meriah dan penuh gairah. Bahkan, China menghadiahkan patung perunggu Karl Marx kepada kota Trier.
Hari ini Sabtu (5/5), ulang tahun penulis Das Kapital yang ke-200 dirayakan secara spesial oleh Partai Komunis China (PKC). Dalam pidatonya kepada para anggota partai, Presiden China Xi Jinping memuji teori politik Karl Marx.

"Keputusan Partai Komunis China bertahan dengan teori politik Karl Marx masih "sepenuhnya benar", kata Presiden Xi Jinping menjelang peringatan 200 tahun kelahiran filsuf Jerman itu pada Sabtu (5/5).
Sejak berkuasa pada 2012, Xi, yang dinilai banyak pihak sebagai pemimpin China paling kuat sejak Mao Zedong, selalu mengatakan bahwa Partai Komunis tidak boleh lupa terhadap akar sosialis mereka sebagai upaya mengembalikan "kejayaan bangsa China".
Di Balai Agung Rakyat di Beijing pada Jumat, Xi sebagaimana dilansir Antara dari Xinhua, mengatakan bahwa "penulisan Marxisme di dalam bendera Partai Komunis China adalah sepenuhnya benar. Upaya tanpa ragu untuk memromosikan pentingnya Marxisme dan pembaharuan terhadapnya adalah sepenuhnya benar".
Xi juga memerintahkan semua anggota partai membaca semua karya Marx dan memahami teori Marx sebagai "filsafat hidup" dan "perjalanan kerohanian".

Pidato Xi tersebut adalah bagian dari propaganda sepanjang satu pekan oleh media pemerintah. Banyak gambar kartun yang menunjukkan bagaimana teori Marx masih relevan dalam kehidupan modern China dan generasi selanjutnya.
Saat ini, China, sebagai negara terbesar yang mengidentifikasi diri sebagai negara sosialis, tanpa ragu-ragu menunjukkan diri sebagai masyarakat kapitalis modern -- yang ditandai dengan konsumsi berlebihan dan lebanya jurang antara elit urban dengan kaum miskin pedesaan.
Kontradiksi antara retorika partai dan kenyataan sosial itu membuat banyak analis menyimpulkan bahwa Partai Komunis China tidak lagi mengindahkan Marxisme.

Meski demikian, Xi mengaku berkomitmen penuh terhadap ideologi partai dan memberlakukan kembali sesi pelajaran yang mengingatkan orang pada era Mao. Dia juga menekankan pentingnya bagi China untuk terus percaya pada sejarah revolusi dan sistem politik yang dianut.
"Saya berpendapat bahwa kita harus mulai menerima kenyataan bahwa Xi Jinping benar-benar pengikut Marx dan Marxisme," kata Jude Blanchette, pengamat China dari Crumpton Group, yang merupakan perusahaan konsultan bisnis berkedudukan di Washington.

Penekanan pada Marxisme membuat perbedaan ideologi semakin lebar antara China dengan negara-negara kapitalis demokrasi Barat di tengah beberapa kejadian besar seperti krisis finansial global tahun 2008 dan terpilihya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat demikian menurut Blachette.
"Dengan menerapkan ajaran Marxisme secara lebih ketat, Partai Komunis China berupaya menarik jarak dengan model ekonomi politik alternatif di Amerika Serikat, yang gagal," pungkas Jude Blanchette.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Xi Jinping secara Aklamasi Terpilih Kembali sebagai Presiden Tiongkok
Bagikan
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Presiden Prabowo Tawarkan China untuk Garap Proyek Giant Sea Wall Pesisir Utara Jawa
Presiden China, Rusia, dan Pemimpin Korea Utara Akrab di Parade Militer, Donald Trump Singgung Konspirasi Melawan AS

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Menlu Sampaikan Permohonan Maaf Langsung Presiden Prabowo ke Xi Jinping Batal Hadir di KTT SCO dan Parade Militer

Presiden Xi Jinping Undang Presiden Prabowo Saksikan Parade Militer Peringati 80 Tahun Kemenangan Melawan Agresi Jepang
Prabowo Bakal ke China Bertemu 21 Pemimpin Negara dan 10 Organisasi Internasional
Presiden Xi Jinping Serahkan Buku Tata Kelola Pemerintahan China ke Megawati

Xi Jinping dan Putin Bakal Bertemu Saat Rayakan Kemenangan Uni Soviet dalam Perang Dunia II

'Perang' Donal Trump Vs Xi Jinping: Ketika Gemini Menguasai Panggung Ekonomi Global
