Ukraina Sebut Penguasaan Rusia terhadap Chernobyl Bisa Picu Radiasi Nuklir di Eropa


Arsip - Upacara peringatan 35 tahun bencana Chernobyl di Kyiv, Ukraina, Senin (26/4/2021). ANTARA/REUTERS/Valentyn Ogirenko/hp/cfo
MerahPutih.com - Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk pada Minggu (28/3) menuding Rusia tidak bertanggung jawab atas tindakannya di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl yang bisa memicu radiasi nuklir di Eropa.
Dia mendesak PBB mengirim misi untuk memeriksa risiko tersebut.
Vereshchuk mengatakan, pasukan Rusia "memiliterisasi" zona terlarang di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir itu, di mana insiden nuklir terburuk di dunia terjadi pada 1986.
Baca Juga:
Ancaman Serangan Nuklir Kedua Presiden Putin Sejak Pecahnya Krisis Ukraina
Dia melanjutkan, pasukan Rusia sedang mengangkut sejumlah besar senjata tua dan tidak terawat ke zona itu, yang berisiko merusak kubah pelindung yang dibangun di sekitar reaktor keempat yang hancur.
Mereka juga melarang pemadam kebakaran mengendalikan titik api di zona tersebut.
"Dalam konteks keselamatan nuklir, tindakan tidak bertanggung jawab dan tidak profesional tentara Rusia membawa ancaman sangat serius tidak hanya di Ukraina, tapi juga ratusan juta penduduk Eropa," kata Vereshchuk di akun Telegram-nya, seperti dikutip Antara.
"Untuk itu kami meminta Dewan Keamanan PBB mengadopsi tindakan demiliterisasi segera pada zona terlarang di sekitar pembangkit Chernobyl serta mengirimkan misi khusus untuk menghilangkan risiko terulangnya kecelakaan Chernobyl karena tindakan pasukan Rusia," kata dia.
Baca Juga:
PLTN Ukraina Terbakar Akibat Invasi, Rusia Klaim Radiasi Nuklir Masih Aman
Vereshchuk mengatakan, kerusakan pada kubah pelindung pasti akan "memicu pelepasan cukup banyak debu radioaktif dan kontaminasi di atmosfer, tak hanya di Ukraina tapi juga di negara-negara Eropa lainnya".
Rusia, kata dia, mengabaikan risiko-risiko tersebut dengan terus mengangkut senjata di daerah dekat pembangkit.
Rusia sebelumnya membantah bahwa keberadaan pasukannya mengancam fasilitas nuklir itu.
Kebakaran dan ledakan pada 1986 di reaktor keempat Chernobyl pada 1986 menyebarkan radiasi yang terbawa angin hingga ke Inggris dan Spanyol. Ribuan kematian telah dikaitkan dengan bencana itu dan radiasi yang dilepaskannya.
Semua reaktor di pembangkit itu sudah tidak difungsikan.
Pasukan Rusia menduduki PLTN Chernobyl pada awal invasi mereka di Ukraina bulan lalu dan sempat mencegah petugas di sana meninggalkan pekerjaannya sebelum digantikan oleh petugas lain.
Wali kota Slavutych, kota yang dibangun untuk tempat tinggal para pekerja Chernobyl saat insiden terjadi pada 1986, mengatakan pada Senin pagi bahwa pasukan Rusia yang menduduki kota itu pada akhir pekan kini telah pergi.
Dia mengatakan "mereka telah menyelesaikan tugasnya" dan tiga orang tewas dalam pertempuran.
Badan Energi Atom Internasional mengatakan mereka memonitor dengan cermat situasi di Chernobyl dan mengungkapkan keprihatinannya atas kendala yang dihadapi pekerja di pembangkit itu. (*)
Baca Juga:
Sikapi Dunia Barat, Putin Perintahkan Kekuatan Nuklir Disiagakan
Bagikan
Berita Terkait
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia

Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami
