Twitter Abaikan Tweet Kontroversial Elon Musk Terkait Corona


Twitter Abaikan cuitan kontroversial Elon Musk (Foto: thetimes)
TWITTER tak akan menghapus tweet dari Elon Musuk, usai meluncurkan cuitan tentang anak-anak 'pada dasarnya kebal' terhadap COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona, meski ada bukti awal jika anak-anak bisa terinfeksi dan bisa menjadi sakit parah.
Elon Musk meluncurkan tweet pada pukul 17.55 Waktu Setempat, Kamis (19/3), sebagai tanggapan atas pertanyaan dari pengguna dengan nama “Hopeful Pope of Muskanity”.
Baca Juga:
Virus Corona Bisa Menular Lewat Barang Impor Tiongkok? Ini Penjelasan Dokter
"Anak-anak pada dasarnya kebal, tetapi orang tua kondisinya lebih rentan. Pertemuan keluarga dengan kontak dekat antara anak-anak & kakek-nenek mungki paling berisiko," tulis Musk.

Terkait hal itu, Twitter sendiri mengumumkan awal pekan ini bahwa mereka bergabung dengan Facebook dan lainnya untuk melawan informasi yang salah tentang pandemi virus Corona.
Sementara para ahli sepakat bahwa orang tua dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya berisiko tinggi, klausa pertama dari tweet Musk, tampaknya bertentangan dengan pedoman baru dari TWitter tentang bagaimana ia berencana untuk memoderasi konten virus Corona.
Dalam sebuah blog yang diterbitkan minggu ini, twitter mengatakan "Kami memperluas definisi tentang bahaya untuk menangani konten yang bertentangan langsung dengan panduan dari sumber otoritatif informasi kesehatan masyarakat global dan lokal." Salah satu contoh yang diberikat oleh twitter ialah:
"Penolakan fakta ilmiah tentang penularan selama masa inkubasi atau panduan penularan dari otoritas kesehatan global dan lokal, seperti COVID-19 tidak menginfeksi anak-anak karena kami belum melihat adanya kasus anak-anak sakit."
Sementara orang yang lebih muda, rata-rata tampaknya kurang terpengaruh oleh COVID-19. Namun ada bukti awal bahwa itu masih bisa menyebabkan masalah kesehatan utama pada beberapa anak, khususnya bayi.
Namun itu tak cukup untuk menempatkan tweet Musk dalam wilayah informasi yang salah, menurut Twitter. "Ketika meninjau konteks keseluruhan dan kesimpulan Tweet, itu tidak melanggar aturan kami," pihak perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada The Verge.
Selain itu pihak twitter juga menambahkan "Kami akan terus berkonsultasi dengan mitra tepercaya seperti otoritas kesehatan untuk mengidentifikasi konten yang paling berbahaya."
Baca Juga:
Benarkah Obat Flu Avigan Efektif Obati Virus Corona?
Dilansir dari laman The Verge, Elon Musk telah berulang kali meremehkan pandemi virus Corona sepanjang bulan Maret. Usai mengatakan kepanikan terhadap virus itu 'bodoh', dia juga membandingkan kematian kecelakaan mobil yang tak menular dan menyebar secara viral dengan kematian akibat COVID-19 pada email ke karyawan SpaceX.
Dia juga melanjutkan aksinya pada hari Kamis, bahkan setelah menawarkan untuk membuat ventilator yang sangat dibutuhkan.

Utas yang mengarah ke tweet tersebut dimulai dengan Musk berbagi cerita di New York Times tentang bagaimana Tiongkok melaporkan tidak ada kasus baru penyebaran virus Corona di dalam negeri pada Kamis 19 Maret 2020.
Saat ditanya apakah dia percaya angka itu berasal dari kepemimpinan otoriter Tiongkok, Musk mengatakan ya. Dia kemudian menindaklanjuti dengan tweet lain di mana dia mengatakan dia yakin tidak akan ada 'kasus' baru COVID-19 pada akhir April. "
Hanya beberapa jam setelah tweet Musk, gubernur California Gavin Newsom memerintahkan 40 juta penduduk negara bagian untuk tinggal di rumah mereka sampai pemberitahuan lebih lanjut (kecuali untuk kegiatan penting seperti membeli makanan) untuk membantu menghentikan penyebaran virus Corona.
Gubernur mengatakan pada Kamis (19/3) bahwa dia percaya lebih dari 25 juta penduduk California dapat terinfeksi dalam delapan minggu ke depan.
Sementara itu Twitter menghapus tweet dari John McAfee, David Clarke, dan lainnya sebagai bagian dari pendekatan tanpa toleransi terhadap manipulasi platform dan segala upaya lain untuk menyalahgunakan layanan twitter di saat yang kritis ini. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Korban Kekerasan Seksual Anak Minta Elon Musk Hapus Tautan ke Gambarnya, Pihak Penjual Terdeteksi Berlokasi di Jakarta

Grok AI Sebut Trump 'Penjahat Paling Terkenal' di Washington, Terjerat 34 Kasus Pidana

Elon Musk Tegaskan tak Ada Merger antara xAI dan Tesla, tapi Minta Investor Voting Potensi Investasi

Elon Musk Serius soal Bikin Partai Sendiri, Jadikan Kejahatan Seksual Jeffrey Epstein Prioritas

Chatbot Grok Puji-Puji Hitler, Elon Musk Sebut Ada Modifikasi tak Sah dan sudah Melakukan Perbaikan

Kontroversi Grok AI: Chatbot Elon Musk yang Ubah Nada Soal Ras dan Keberagaman

Elon Musk Bikin Partai Baru, Donald Trump Langsung Sebut itu Ide Konyol

Pecah Kongsi dengan Donald Trump, Elon Musk Nyatakan akan Bikin Partai Politik Baru

Ketika Raja K-Pop Bertemu Raja Teknologi, G-Dragon Promosikan Tesla CyberTruck Elon Musk

Nyesal, Elon Musk Ngaku Beberapa Unggahan tentang Trump ‘Terlalu Berlebihan’
