Tugas Berat Komjen Listyo, Hindari Kontroversi dan Ubah Citra Polri
Komjen Listyo Sigit Prabowo setelah fit and proper test di Komisi III DPR. ANTARA PHOTO/Galih Pradipta/foc.
MerahPutih.com - Komjen Listyo Sigit Prabowo bakal segera dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Kapolri. Tantangan pria berusia 52 tahun itu pun dianggap tak mudah.
Praktisi hukum asal Universitas Al Azhar Indonesia Suparji Ahmad mengatakan, konsep presisi yang digagas Listyo harus memberikan kepastian hukum.
Tentu saja tanpa diskriminasi dan seperti yang disampaikan Sigit ingin menjadikan hukum yang tak tumpul ke atas dan tajam ke bawah.
Baca Juga:
Listyo Sigit Diminta Selesaikan Kasus Dugaan Investasi Bodong
"Bangun kolaborasi dengan aparat penegak hukum yang lain. Hindari narasi atau aksi-aksi polisi yang kontroversi," katanya kepada wartawan, Jumat (22/1).
Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta menilai, tantangan terbesar Listyo ketika menjabat sebagai Kapolri adalah bagaimana mengubah kultur Polri secara menyeluruh.
Kemudian, kata Stanislaus, bisa merangkul semua ormas berbasis agama.
“Mungkin itu tantangan besar Pak Listyo Sigit, bisa merangkul ormas agama dan mengubah citra Polri di mata masyarakat,” ujarnya kepada wartawan.
Kendati demikian, Stanislaus meyakini mantan ajudan Presiden Jokowi itu mampu melewati tantangan tersebut.
Sebab, kemampuan sosok pria akrab dipanggil Sigit itu sudah terbukti saat ia menjabat sebagai Kapolda Banten beberapa tahun lalu.
“Sebenarnya, tantangan ini sudah dijawab dengan baik terutama terkait hubungan eksternal karena telah dibuktikan Listyo Sigit waktu menjadi Kapolda Banten,” jelasnya.
Sebelumnya, Komjen Listyo dalam paparan visi dan misinya menekankan ingin mewujudkan transformasi kepolisian menjadi “Polri Presisi”.
Presisi merupakan konsep pemolisian prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.
“Apabila saya diberikan amanah sebagai Kapolri, transformasi Polri akan saya lakukan. Dengan transformasi menuju Polri yang prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan,” ucapnya.
Dia menjelaskan, upaya pemolisian prediktif dilakukan berdasarkan analisis fakta, data, dan informasi yang didukung kemajuan dan perkembangan teknologi.
Sehingga, ungkap Listyo, tindakan kepolisian akan lebih tepat dan menyelesaikan permasalahan secara tuntas.
Baca Juga:
Selanjutnya, responsibilitas dimaknai sebagai rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam ucapan, sikap, perilaku.
Kemudian, responsibilitas menjalankan tugas untuk menjamin kepentingan masyarakat dalam menciptakan keamanan.
Sementara itu, transparansi berkeadilan merupakan realisasi dari prinsip, cara berpikir, dan sistem yang terbuka, akuntabel, dan humanis.
“Kami terbuka untuk diawasi sehingga pelaksanaan tugas-tugas kepolisian dapat menjadi keamanan dan keadilan masyarakat,” kata Sigit. (Knu)
Baca Juga:
Komjen Listyo Sigit Diminta Larang Anggota Polri Aktif Rangkap Jabatan
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA] : Karena Desakan Rakyat, Komjen Rudy Herianto Jadi Kapolri Gantikan Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Ramai Video SBY Tak Salami Kapolri saat Peringatan HUT ke-80 TNI, Demokrat Tegaskan Hubungan Baik-Baik Saja
Mabes Polri Terbitkan Aturan Hukum yang ‘Bolehkan’ Polisi Melawan jika Diserang dan Nyawanya Terancam
Kapolri Sebut Polisi di Lokasi Unjuk Rasa bukan untuk Batasi Demokrasi, Deteksi Penyusup yang Memprovokasi
Kapolri Janji Usut Kasus Keracunan Makan MBG, Anak Buah Diperintah Turun Lapangan
Mahfud MD Dinilai Punya Kredibilitas Buat Masuk Tim Reformasi Polri
Program MBG Jateng: SPPG Polri Buka 30.850 Lowongan Kerja
Istana yakin Tim Transisi Reformasi Bentukan Kapolri tak akan ‘Melenceng’ dari Keinginan Prabowo
Komjen Chryshnanda Jadi Ketua Tim Transformasi Reformasi Polri, Ditugasi Serap Semua Aspirasi Rakyat
Reformasi Polri tengah Berjalan, DPR Ibaratkan Sembuhkan ‘Penyakit’ agar Sehat Kembali