Tiwul, Olahan Singkong Pengganti Beras
Tiwul bisa jadi pengganti beras sebagai bahan makanan pokok.(Foto:MerahPutih/Mutiara Sari)
MERAHPUTIH.COM - DI negara ini, yang menyebut nasi sebagai makanan pokok, harga beras menjadi vital. Saat harga beras naik, masyarakat menjerit. Faktanya, beras tak selalu tersedia di Indonesia. Seperti disebut situs Indonesiakaya, beras ialah barang langka dan mahal di era penjajahan Jepang di 1960-an.
Dengan kondisi negara yang masih dijajah dan harga beras nan tinggi, bulir-bulir tanaman padi ini menjadi hal yang langka dikonsumsi kala itu. Sebagai gantinya, orang Indonesia mengolah singkong untuk dijadikan pengganti beras. Dari kreativitas di masa sulit itulah, lahir tiwul.
Tiwul yang berbahan baku singkong dijadikan pengganti nasi ketika harga beras tidak terbeli oleh masyarakat.
BACA JUGA:
Di beberapa daerah, singkong dikenal dengan nama ubi kayu ataupun ketela pohon. Singkong merupakan nama lokal di kawasan Jawa Barat untuk tanaman ini. Istilah 'ubi kayu' dan 'ketela pohon' dipakai dalam bahasa Melayu secara luas.
Tanaman singkong adalah perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat, sedangkan daunnya dimanfaatkan sebagai sayuran.
Karena kandungan utama singkong ialah pati dan sedikit glokusa, bahan makanan ini amat cocok dijadikan sumber karbohidrat pengganti nasi. Singkong juga tinggi serat. Hal itu membuatnya sangat cocok dikonsumsi untuk sahur atau berbuka puasa.
Untuk membuat tiwul, singkong dijemur hingga kering atau biasa disebut gaplek. Gaplek kemudian ditumbuk hingga halus kemudian dikukus hingga matang. Hasil kukusan itulah yang disebut dengan tiwul.
Seperti dilansir Nilaigizi.com, 100 gram tiwul mengandung energi sebesar 353 kilokalori, 2,4 gram protein, 83,4 gram karbohidrat, serta 1,1 gram lemak. Selain itu, tiwul juga mengandung 27 miligram kalsium, 61 miligram fosfor, dan 7,6 miligram zat besi.
Layaknya nasi, tiwul dimakan bersama lauk pauk seperti sayur lombok ijo, tempe gembus goreng, dan sambal.
Namun, di masa kini, tiwul jarang jadi makanan pokok karena dicap sebagai sumber karbohidrat orang susah. Umumnya, tiwul kini disajikan sebagai makanan ringan atau camilan yang disandingkan dengan parutan kelapa dan siraman gula merah. Selain itu, ada banyak variasi penyajian dan bahan pelengkap yang bisa ditambahkan, seperti ketan hitam, jagung rebus pipilan, dan singkong rebus yang diserut.(dwi)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Harga Beras Masih Dijual Melebihi HET di 51 Daerah
Bapanas Jamin Kualitas Beras, Perputaran di Stok Per 6 Bulan
Jalan Panjang Mimpi Besar Kuliner Indonesia, Saatnya Belajar Gastrodiplomacy dari Korsel & Thailand
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Tarik Rp 71 Triliun dari Program MBG, Mau Dialihkan ke Beras Gratis
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Kuah Keju Sensasi Inovasi Baru Menikmati Bakso Tradisional
DPR Tegaskan Tumpukan Beras Bulog 3,8 Juta Ton Seharusnya Cukup untuk Tameng Subsidi, Bukan Jadi Alasan Cabut Izin Pedagang
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Satu Juta Ton Usia Simpanan Beras Pemerintah Hampir 12 Bulan, DPR Minta Kurangi
Prabowo Inginkan ASEAN Plus Tree Tingkatkan Cadangan Beras, Perkuat Respons Darurat Antarnegara