Sampar PMK, Olah Daging dengan Benar


Tips mengolah daging kurban di Tengah Wabah PMK (Foto: pixabay/morianazzari)
PENYAKIT mulut dan kuku (PMK) tengah mewabah. Sampar ini menjangkiti hewan, termasuk hewan-hewan kurban seperti kerbau, domba, kambing, dan sapi. Hal itu menerbitkan kekhawatiran tersendiri di masyarakat, khususnya ketakutan saat mengolah daging ternak yang mungkin terkena wabah PMK.
Namun, masyarakat tidak perlu khawatir, sampar PMK pada ternak tidak membahayakan kesehatan manusia. Namun, produk segar dari hewan tertular PMK berpotensi menulari hewan yang rentan dan mencemari lingkungan, sehingga perlu perlakuan khusus.
Baca Juga:
Cara Memotong Daging Kambing Bisa Memengaruhi Tingkat Keempukan

Kementerian Pertanian RI memberikan beberapa tips dalam mengolah daging ternak di tengah wabah PMK. Beberapa tips ini bisa kamu lakukan agar daging kurban aman dikonsumsi.
Tips pertama yakni daging jangan dicuci dulu sebelum diolah. Apabila langsung diolah, rebus daging dalam air mendidih selama 30 menit. Namun, bila tidak langsung diolah, daging bersama kemasan disimpan terlebih dahulu pada suhu dingin (chiller) minimal 24 jam, kemudian disimpan pada suhu beku (freezer).
Selain itu, dalam memilih jeroan, juga pastikan memilih yang sudah direbus. Apabila jeroan masih mentah, rebus dahulu dalam air mendidih selama 30 menit sebelum disimpan di kulkas atau diolah. Selanjutnya, bekas kemasan daging dan jeroan jangan langsung dibuang. Rendamlah dahulu dengan disinfektan, pemutih pakaian, atau cuka dapur. Hal itu untuk mematikan kuman yang melekat dan mungkin menulari hewan lain di sekitar.

Seperti dikabarkan Kulonprogokab.go.id, PMK merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100 persen. Sampar tersebut bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi.
Baca juga:
Kenali Cara Mengolah dan Manfaat Daging Kambing Bagi Kesehatan
PMK disebabkan virus dengan genus Aphthovirus dari famili Picornaviridae. Gejala dari PMK bisa dikenali dengan adanya luka seperti sariawan pada rongga mulut pada gusi dan lidah, di sela-sela kuku kaki, dan di ambing susu hewan betina.
Selain itu, hewan yang terinfeksi biasanya akan mengalami demam dengan suhu 39-41 derajat celcius, keluar lendir berlebihan dari mulut, beberapa mengalami pincang, luka di kaki-kuku, sulit berdiri, gemetaran, napas cepat, dan produksi susu menurun drastis.
Diagnosis penyakit PMK bisa dilakukan dengan sampel jaringan dari vesikel (sariawan), sampel darah, dan sampel cairan kerongkongan. Diagnosis laboatorium juga bisa dilakukandi BBVet Wates, dengan metode ELISA.
Wabah PMK tidak bisa diobati. Meski demikian, penyakit ini bisa diredakan dengan pengobatan simptomatis untuk setiap gejala yang timbul. (Ryn)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
