Tingkat Keterpakaian Tempat Tidur Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Makin Meningkat

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 03 September 2020
Tingkat Keterpakaian Tempat Tidur Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Makin Meningkat

Seorang dokter mengoperasikan alat bantu pernafasan di ruang ICU RS Pertamina Jaya, Jakarta, Senin (6/4/2020). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Satuan Tugas COVID-19 meminta agar pasien corona dengan gejala ringan hingga sedang dipindahkan dari rumah sakit ke karantina terpusat di setiap daerah.

"Kami ingin sampaikan tentang kondisi dari perkembangan terkini terkait kecukupan tempat tidur ruang isolasi maupun ICU. Secara nasional, data dari Kemenkes menunjukkan adanya peningkatan keterpakaian tempat tidur isolasi di bulan Agustus dan September dibanding Juli," kata juru bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam jumpa pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/9).

Baca Juga:

Keterisian Tempat Tidur ICU COVID-19 Jakarta Capai 71 Persen

Berdasarkan grafik kapasitas tempat tidur isolasi yang ditunjukkan Satgas COVID-19, terlihat memang ada peningkatan jumlah pasien rawat inap rumah sakit dari bulan Juli sebanyak 17.821 meningkat pada hari ini hingga total 19.457.

Kemudian Wiku juga memaparkan persentase keterpakaian tempat tidur yang paling tinggi ada di Provinsi Bali dan mengikuti setelahnya adalah DKI Jakarta.

"Persentase keterpakaian tempat tidur yang paling tinggi sampai saat ini ada di Provinsi Bali, DKI Jakarta, Kaltim, dan Jawa Tengah," ucapnya.

Sementara itu, persentase keterpakaian ICU tertinggi berada di Provinsi DKI Jakarta, disusul Nusa Tenggara Barat, Papua, dan Kalimantan Selatan.

Demi menekan tingginya persentase keterpakaian tersebut, Satgas COVID-19 bersama Kementerian Kesehatan dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia mendorong redistribusi pasien.

"Melakukan redistribusi dari pasien-pasiennya agar seluruh rumah sakit rujukan yang ada di wilayah tersebut tidak melebihi 60 persen," ujar Wiku.

Ilustrasi - Suasana pemeriksaan swab test massal di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (25/8/2020). (ANTARA/Livia Kristianti)
Ilustrasi - Suasana pemeriksaan swab test massal di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (25/8/2020). (ANTARA/Livia Kristianti)

Ia juga mendorong agar pasien kasus ringan dan sedang dapat dipindahkan ke lokasi karantina terpusat seperti Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran.

Wiko juga mengingatkan agar beban kerja tenaga kesehatan dikurangi atau dirasionalisasi agar tidak menyebabkan kelelahan.

Tak hanya itu, masyarakat dingatkan untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan agar tidak sakit dan tidak membebani layanan kesehatan.

"Karena jumlah fasilitas pelayanan kesehatan maupun tenaga kesehatan di Indonesia dalam jumlah yang terbatas," kata Wiku.

Ia juga mendorong adanya redistribusi pasien untuk menekan angka keterpakaian tempat tidur ruang isolasi rumah sakit.

"Kami terus mendorong agar betul-betul dapat merealisasikan redistribusi beban penyiapan fasiltias tempat tidur dari rumah sakit rujukan agar keadaan ini bisa tertangani," kata dia.

Wiku menuturkan, redistribusi pasien itu dapat dilakukan dengan memindahkan para pasien kasus ringan dan sedang ke tempat karantina terpusat. Seperti Rumah Sakit Darurat di Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta.

Baca Juga:

Angka Keterpakaian Tempat Tidur Pasien COVID-19 di Jakarta Terlampau Tinggi

Wiku mengatakan, pihaknya pun berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia untuk merealisasikan redistribusi pasien itu.

"Melakukan redistribusi dari pasien-pasiennya agar seluruh rumah sakit rujukan yg ada di wilayah tersebut tidak melebihi 60 persen," kata Wiku.

Selain itu ia juga mengingatkan masyarakat untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan agar tidak terserang penyakit dan tidak membebani fasilitas layanan kesehatan.

"Karena jumlah fasilitas pelayanan kesehatan maupun tenaga kesehatan di Indonesia dalam jumlah yang terbatas," kata Wiku. (Knu)

Baca Juga:

Kreativitas di Tengah Pandemi COVID-19, Tempat Tidur jadi Peti Mati

#Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Bagikan