Timphan Penganan Khas Lebaran Masyarakat Aceh

PENGANAN khas Lebaran selalu ditunggu di tengah silaturahmi dengan keluarga. Kue Lebaran biasanya dibikin di rumah sebagai bentuk penghormatan kepada tamu atau keluarga yang datang. Kue Lebaran tak sekadar makanan, tapi sebagai pengerat kekeluargaan.

Kue Lebaran selalu bikin kangen kampung halaman, keluarga, dan hadai tolan. Kue Lebaran memang tak tergantikan meski banyak kue Lebaran kekinian dengan tampilan lebih menarik. Tak heran masyarakat di daerah-daerah selalu mempertahankan kue tradisional meski lebih rumit pembuatannya karena jarang dijual secara lebih luas.

Di Aceh, salah satu kue Lebaran yang terkenal yaitu timphan. Di antara banyak penganan khas Lebara dari Aceh, seperti seupeut kuet dan lontong, kue timphan memang punya tempat tersendiri di masyarakat Aceh. Kue timphan biasa disajikan di acara besar seperti pernikahan dan hari-hari raya Islam.

Kue timphan terbuat dari bahan-bahan tepung ketan dan labu kuning. Kemudian adonan campuran kedua bahan tadi dibungkus dengan daun pisang. Daun pisang yang digunakan biasanya daun pisan muda yang berwarna hijau kekuning-kuningan. Tampilan daun pisang dengan warna cerah berminyak ini sangat menggugah selera saat pertama melihatnya.

Bentuknya agak pipih dan memanjang seukuran jari telunjuk orang dewasa. Bagian dalam kue timphan agak lengket, tapi bungkus daun pisang justru agak berminyak sehingga tangan kamu tak perlu khawatir kotor.

Kue timphan memiliki cita rasa manis. Cocok sebagai kudapan teman minum kopi Aceh atau teh. Saat Lebaran, kue timphan sebagai teman ngobrol saat semua keluarga berkumpul.

Biasanya, kue timphan menjadi sajian khas pada acara-acara besar seperti peringatan hari besar Islam, jamuan pesta pernikahan atau khitanan. Hampir setiap orang Aceh tahu kue timphan. Kue ini disajikan di atas piring sebagai sajian kepada para tamu di hari raya. (*)

Baca juga berita lainnya tentang kuliner khas Lebaran dalam artikel: Kue-kue Jadul Lebaran yang Tak Tergantikan