Tiga Standar Baru dalam Tren Wisata 2022
                Tren wisata di tahun 2022 mengalami berbagai perubahan mendasar. (Foto: Unsplash/Roihan Haidar)
TEMPAT wisata, hotel, kafe, restoran, teman bermain, semua menghias diri untuk menjadi instagramable. Bandara pun berlomba-lomba dengan desain mewah nan spektakuler, seperti di Changi Singapore dan Istanbul.
Tren tersebut juga ditambah dengan bleisure (business + leisure) yang memanjangkan durasi perjalanan bisnis untuk liburan. Semua itu menjadi tren terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Dengan adanya pandemi, tren wisata 2022 akan sangat berbeda.
Baca Juga:
Gudeg Manggar dan Lemper Sanden Ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda
Tren wisata 2022 terasa lebih konkret dan bukan general. Tidak seperti tren lain di masa lalu (overtourism, passenger shaming, dan perubahan program frequent), tren wisata 2022 sebagian besar positif.
Selain itu, wisatawan sekarang telah beralih untuk mencari lokasi yang lebih membawa pengalaman bermakna. Artinya, mereka ingin benar-benar memiliki ikatan mendalam dengan lokasi wisata, bukan hanya melihat-lihat. Terutama sekarang, ketika risiko meningkat dan peraturan selama pandemi lebih ketat.
Numun, minat pada industri pariwisata juga meningkat secara signifikan. Wisatawan kini benar-benar mencari tahu jaringan hotel mereka. Mereka tahu maskapai apa yang mereka suka dan tidak suka. Mereka juga mencari restoran yang lebih baik, dan mereka mengambil lebih banyak risiko dan berharap banyak pada lokasi wisata.
Berikut beberapa hal yang akan menjadi standar, bukan hanya tren, untuk industri pariwisata tahun 2022, seperti disusun travelbinger.com.
Wisata ramah lingkungan
Banyak industri pariwisata yang terus mendorong "wisata ramah lingkungan" sebagai tren. Meskipun perjalanan ramah lingkungan akan terus meningkat, dunia sudah berubah secara umum, dan semakin banyak manusia yang berupaya keras untuk berkontribusi mewujudkan gaya hidup yang ramah lingkungan. Jadi, eco travel bukanlah sebuah tren, itu akan menjadi standar.
Karena permintaan, lebih banyak hotel akan menyingkirkan sedotan plastik, menambahkan lebih banyak tempat sampah daur ulang di kamar dan menggunakan deterjen ramah lingkungan untuk binatu dan pembersih. Lebih banyak restoran akan bekerja sama dengan peternakan lokal dan meningkatkan penggunaan produk lokal. Maskapai penerbangan akan terus mengurangi barang-barang plastik sekali pakai dan mengimbangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, akan lebih banyak destinasi wisata yang berusaha untuk menjadi kawasan netral karbon.
Perjalanan wisata transformasional
Ini adalah sesuatu yang muncul di daftar tren perjalanan setiap tahun, tetapi perjalanan wisata selalu seperti itu. Perjalanan transformasional persis seperti yang kamu duga. Ini adalah masa ketika pelancong melakukan perjalanan untuk belajar, memperluas pikiran mereka, mencapai kejernihan pikiran, dan pada dasarnya tumbuh dari pengalaman wisata.
Tidak perlu wisata yang jauh. Bahkan perjalanan menghadiri pesta pernikahan ke Yogyakarta atau Bali dapat menjadi momen transformasi melalui orang-orang yang kamu temui, makanan yang kamu makan, dan pengalaman yang kamu miliki.
Jenis perjalanan wisata ini menjadi bernilai karena dilandaskan pada hubungan yang dimiliki seseorang dengan destinasi dan melihat berbagai hal dengan cara baru. Sekali lagi, perjalanan transformasional bukanlah tren baru, ini hanya mencerminkan cara pandang orang yang telah berubah. Kita semua membutuhkan perjalanan yang bermakna dalam hidup.
Baca Juga:
Perjalanan yang berpusat pada teknologi
Teknologi merupakan bagian integral dari industri pariwisata, untuk memesan tiket penerbangan di ponsel, media sosial, dan teknologi canggih di kamar hotel. Meskipun demikian, itu bukan tren.
Teknologi meningkat setiap tahun, terus berkembang, dan menjadi bagian dari paket perjalanan wisata. Kamu akan terus menggunakan aplikasi, memesan layanan kamar melalui iPad, menggunakan WIFI di penerbangan. Hal-hal seperti itu tidak akan berubah, bukan tren tapi standar yang akan terus meningkat seiring perkembangan teknologi.
Artificial Intelligence (AI) jelas tidak akan membuat gebrakan besar pada tahun 2020. Itu akan terjadi jauh di kemudian hari. Inovasi seperti mobil tanpa pengemudi dan kamera yang lebih baik pada ponsel akan menjadi lebih baik. Namun untuk saat ini, teknologi belum akan mengubah cara kita bepergian tahun 2022, hanya akan menjadi lebih canggih. (aru)
Baca Juga:
Pengembangan Kota Tua dan Jakarta Barat Sebagai Tempat Pariwisata
Bagikan
Berita Terkait
Berwisata Murah Dengan Naik KA Batara Kresna, Nikmati Alam danKuliner Dari Purwosari Sampai Wonogiri
                      DPRD DKI Protes Tarif Buggy Wisata Malam Ragunan Rp 250 Ribu, Minta Dikaji Ulang
                      Wisata Malam Ragunan, DPRD Minta Pemprov DKI Sediakan Alternatif Angkutan Murah untuk Warga
                      7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk Bucket List Petualangan di Arab Saudi
                      Polisi Sediakan WA dan QR Code untuk Laporan Cepat Gangguan Keamanan Hingga Kerusakan Fasilitas Umum
                      Night at the Ragunan Zoo Dibuka Hari ini, Harga Tiket Masuknya Mulai Rp 3.000
                      WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit
                      Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia
                      Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
                      Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa