Tiga Kabupaten di NTT Terkena Dampak Paling Parah Siklon Tropis Seroja


Puing jembatan dan bangunan yang rusak akibat banjir bandang di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Selasa (6/4/2021). (ANTARA/Andi Firdaus).
MerahPutih.com - Dampak paling parah dari siklon tropis seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat di daerah Kabupaten Lembata dan Kabupaten Flores Timur.
Pada kedua tempat tersebut, jumlah korban paling banyak dan kerusakan rumah serta fasilitas umum paling parah.
Selain kedua wilayah tersebut, Kabupaten Alor juga terkena dampak parah.
Baca Juga:
Harga Bahan Bangunan Melonjak, Polisi Bakal Tangkap Para Spekulan di NTT
Tidak disebutkan berapa jumlah korban meninggal khusus di Kecamatan Adonara. BNPB hanya merilis terdapat 60 korban meninggal di Kabupaten Flores Timur.
Bersebelahan ke arah timur dengan Kabupaten Flores Timur adalah Kabupaten Lembata lalu Kabupaten Alor.
Di ketiga kabupaten tersebut sekurangnya ada 500 rumah rusak berat, sebanyak 224 rumah di antaranya ada di Lembata.
Jumlah korban meninggal di Lembata berjumlah 28 orang sedangkan di Alor 21 orang. Jumlah ini kemungkinan bertambah mengingat banyak korban yang belum ditemukan.
“Dengan adanya badai siklon ini akhirnya menjadi terdampak paling banyak,” urai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, yang dikutip, Rabu (7/4).
BNPB dan Kempupera, kata Doni, akan merancang agar warga di lokasi tersebut dapat direlokasi.
Pada Februari lalu, Pemkab Lembata meminta masyarakat mewaspadai erupsi Gunung Ili Lewotolok karena masih terus mengeluarkan material vulkanik.
Warga sejatinya sudah sempat mengungsi ke Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata. Namun kembali ke rumahnya masing-masing sehingga pihak pemkab memberikan peringatan tersebut hingga bencana yang datang bukan dari Gunung Ili Lewotolok melainkan badai dan banjir bandang.

Data yang terkumpul hingga Selasa (6/4) pukul 20.00 WIB menyebutkan bahwa jumlah korban mencapai 117 meninggal, 76 hilang, dan 146 luka.
Wilayah terdampak sebanyak 11 kabupaten yakni Ngada, Ende, Flores Timur, Lembata, Alor, Malaka, Kupang, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Timur dan Sumba Barat, serta Kota Kupang.
Jumlah pengungsi sebanyak 8.424 orang atau 2.019 keluarga.
Dengan demikian hingga Selasa malam, terdapat 10 kabupatan yang dilaporkan tidak terdampak yakni Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Sikka, Nagekeo, Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur.
Pengungsi pun akan diberikan dana tunggu hunian sebesar Rp500 ribu per KK setiap bulannya.
Namun, kapan dan bagaimana prosesnya tidak dijelaskan secara detail, karena pihak Kemsos nanti yang menyalurkan.
“Dana ini diberikan dengan tujuan untuk meminimalkan tingkat hunian di pengungsian, sehingga masyarakat terdampak bencana di NTT tidak terpapar COVID-19. Pasalnya, saat ini pandemi masih belum selesai,” kata Doni.
BNPB akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi risiko yang sangat tinggi pada daerah yang terkena bencana.
Menurut Doni, pihaknya ingin memutus mata rantai penularan dengan memisahkan antara kelompok rentan seperti orang tua yang punya penyakit penyerta (komorbid), anak-anak, balita atau ibu hamil dengan mereka yang secara fisik masih muda usia.
Baca Juga:
BNPB Jamin Penanganan Kesehatan Maksimal bagi Korban Banjir Bandang di NTT
Selain itu, BNPB juga meluncurkan 6 helikopter untuk menjangkau daerah terisolir sekaligus untuk mengangkut bantuan bagi warga korban bencana.
Bantuan kendaraan udara tersebut diberikan karena belum bisa diakses lewat transportasi darat maupun laut sehingga membutuhkan transportasi udara.
“Semoga besok cerah, jarak pandang jauh, dan angin tidak kencang sehingga daerah terisolir bisa mendapat bantuan,” imbuh Doni.
Doni juga memastikan ketersediaan logistik yang dipasok dari Jakarta, Surabaya dan Makassar.
Hingga saat ini bantuan sudah terdistribusi ke daerah terdampak di Adonara, Lembata dan Alor. (Knu)
Baca Juga:
Pemerintah Beri Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir Bandang di NTT
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Langsung ke Bali dari Abu Dhabi, Dengarkan Curhat Korban Banjir

Banjir Bali Masuk Rehabilitasi, 5 Korban Masih Dinyatakan Hilang

BPBD Bali Koreksi Korban Tewas Banjir Bandang Bukan 18 tapi 17 Orang

Pemerintah Pusat Kirim Logistik Bantu Pengungsi Korban Bencana Bali, Prabowo Beri Instruksi Langsung

Satu Keluarga Korban Banjir Bali Diduga Terjebak Reruntuhan Rumah, SAR Terjunkan 2 Ekskavator

Jumlah Korban Tewas Banjir Bali Capai 18 Orang, 2 Orang Masih Hilang

Korban Tewas dan Hilang Banjir Bali Terus Bertambah, Denpasar Jadi Wilayah Paling Banyak

15 Korban Meninggal Akibat Banjir Bali Ditemukan, Gubernur Fokus Pembersihan

Puan Maharani Mendorong Pemerintah untuk Fokus pada Pemulihan Ekonomi Masyarakat Kecil di Bali

Banjir Bali Disebabkan Kerusakan Lingkungan, AHY Khawatirkan Sektor Pariwisata Jadi Terganggu
