Tiga Alasan Buruh Gelar Aksi May Day di Kantor KPU

Andika PratamaAndika Pratama - Sabtu, 30 April 2022
Tiga Alasan Buruh Gelar Aksi May Day di Kantor KPU

Presiden Partai Buruh periode 2021-2026 Said Iqbal menyampaikan pidato politiknya pada hari terakhir Kongres Nasional IV Partai Buruh. ANTARA/Genta Tenri Mawangi

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Elemen buruh bakal merayakan May Day 2022 di tempat yang berbeda. Bukan di Stadion atau kawasan dekat Istana Negara seperti biasanya. Melainkan di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Presiden Partai Buruh yang juga Presiden KSPI Said Iqbal mengungkapkan tiga alasan pihaknya memilih kantor KPU sebagai lokasi unjuk rasa pada 1 Mei 2022.

Baca Juga

Buruh Berencana Gunakan JIS di Momen May Day, Wagub DKI: Kami Pelajari

“Untuk memastikan pada tanggal 14 Februari 2024 dilakukan pemilihan umum, baik Pileg maupun Pilpres 2024,” ujar Said Iqbal dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (30/4).

Langkah ini dilakukan karena sempat beredar isu penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden. Menurut dia, terselenggaranya pemilu tidak sekadar rutinitas untuk memilih presiden dan DPR. Bagi Partai dan Serikat Buruh, tuturnya, pemilu harus berlangsung dengan jujur dan adil.

Ia menyebut, pemilu yang tidak jujur dan adil berimplikasi pada kemenangan partai oligarki yang dikuasai pemilik modal. Karena itu, kebijakan yang dihasilkan pun akan cenderung menguntungkan kepentingan bisnis.

"Produk undang-undangnya akan berpihak pada pemilik modal,” tegas Said.

Pertimbangan lainnya, menurut Said, buruh menolak politik uang. Dia menegaskan Partai Buruh tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan ambil uangnya jangan pilih partainya. Sebab, hal itu bukan pembelajaran politik yang baik bagi rakyat.

Buruh meminta tidak ada money politic. Jika ada politik uang, KPU harus berani memberi sanksi yang tegas. Kalau perlu bagi partai yang menggunakan politik uang didiskualifikasi.

"Pemilu yang curang dengan menggunakan politik uang, yang dihasilkan pasti produk curang yang merugikan kepentingan masyarakat,” tegas Said.

Setelah aksi di kantor KPU, sebagian peserta aksi akan melakukan aksi di seputaran Bundaran HI dengan membawa dua tuntutan, yaitu turunkan harga bahan-bahan pokok dan tolak omnibus law UU Cipta Kerja.

Said Iqbal menegaskan bahwa buruh sudah memiliki kesadaran politik, sehingga momentum Pemilu 2024 sangat penting. Pasalnya, undang-undang merupakan produk politik yang dibahas oleh Presiden dan DPR selama ini ternyata telah banyak merugikan buruh.

Baca Juga

DPR Siap Dialog dengan Buruh dan Mahasiswa Soal Revisi UU Cipta Kerja

Terbaru adalah lahirnya Omnibus Law UU Cipta Kerja yang telah mendegradasi bahkan mengeksploitasi kaum buruh.

"Omnibus law menyebabkan tidak ada kenaikan upah, PHK semakin mudah, jam kerja yang fleksibel, hingga outsourcing bebas digunakan di semua lini pekerjaan,” kata Said.

Menurut Said Iqbal, saat ini harga minyak goreng, daging, dan harga-harga kebutuhan yang lain masih mahal.

Dia juga menyoroti larangan ekspor CPO yang berdampak pada petani kecil. Dia mengatakan mafia harus dihukum, tetapi petani sawit kecil terpukul dengan adanya larangan CPO, karena harganya menjadi jatuh.

Ia juga menolak rencana kenaikan Pertalite dan gas 3 kilogram. Sebab, menurut Said, pah riil buruh tidak naik selama tiga tahun berturut-turut. Daya beli turun 30 persen.

"Harga barang melonjak tinggi, dan akan ditambah lagi dengan kenaikan Pertalite yang banyak dikonsumsi oleh kaum buruh, tentu ini sangat merugikan,” ucap Said Iqbal.

Terkait dengan tolak omnibus law UU Cipta Kerja, kata Said Iqbal, buruh menilai revisi UU Pembentukan Peraturan perundangan-undangan (UU PPP) adalah akal-akalan untuk melegalkan omnibus law.

Said Iqbal menyebut, revisi UU PPP hanya untuk memuluskan omnibus law. Karena itu, Partai Buruh dan serikat buruh akan segera menggugat UU PPP hasil revisi ke Mahkamah Konstitusi agar dibatalkan.

“Buruh akan mengkampanyekan agar tidak memilih Partai yang menyetujui UU PPP dan menyetujui pembahasan ulang UU Cipta Kerja,” tutup Said. (Knu)

Baca Juga

Kenaikan Harga Minyak Goreng, Buruh hingga Nelayan Ancam Demo Besar-besaran

#KSPI #Hari Buruh Internasional #May Day #Komisi Pemilihan Umum
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Tak Terima Anggota Dewan Dapat Gaji Tinggi sementara Rakyat Hidup Susah, Elemen Buruh Akan ‘Geruduk’ DPR Besok
Presiden KSPI sekaligus Ketum Partai Buruh Said Iqbal mengatakan sekitar 10 ribu buruh dari Jabodetabek dan Karawang akan bergerak menuju Jakarta.
Frengky Aruan - Rabu, 27 Agustus 2025
Tak Terima Anggota Dewan Dapat Gaji Tinggi sementara Rakyat Hidup Susah, Elemen Buruh Akan ‘Geruduk’ DPR Besok
Indonesia
Harga Bahan Pokok Melambung Tinggi hingga Daya Beli Lesu, Buruh Minta Upah Minimum Naik 10,5 Persen pada Tahun Depan
Litbang KSPI sudah melakukan survei dan analisa perhitungan untuk menentukan kenaikan upah minimum sektoral.
Frengky Aruan - Senin, 11 Agustus 2025
Harga Bahan Pokok Melambung Tinggi hingga Daya Beli Lesu, Buruh Minta Upah Minimum Naik 10,5 Persen pada Tahun Depan
Indonesia
Bikin Pekerja Kena PHK, Buruh Akan Demo Besar-besaran Tolak Kesepakatan Dagang Indonesia-AS
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sekaligus Ketum Partai Buruh Said Iqbal menyampaikan aksi tersebut akan dilakukan serentak di 38 provinsi pada 15 hingga 25 Agustus 2025.
Frengky Aruan - Senin, 28 Juli 2025
Bikin Pekerja Kena PHK, Buruh Akan Demo Besar-besaran Tolak Kesepakatan Dagang Indonesia-AS
Indonesia
Ketua KPU Nilai Pemilu Terpisah Ideal, Singgung Kematian Petugas di 2019
Afifuddin mengaku telah membatasi jumlah pemilih di setiap TPS untuk meminimalkan korban
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 28 Juni 2025
Ketua KPU Nilai Pemilu Terpisah Ideal, Singgung Kematian Petugas di 2019
Indonesia
KPU Minta Jeda Waktu Pilkada Jangan Sampai Bikin Panitia Pemilu 'Enggak Bisa Napas'
Idealnya, ada jeda waktu antara satu setengah hingga dua tahun
Angga Yudha Pratama - Rabu, 14 Mei 2025
KPU Minta Jeda Waktu Pilkada Jangan Sampai Bikin Panitia Pemilu 'Enggak Bisa Napas'
Indonesia
Kelompok Muda Anarko Jadi Tersangka Melawan Aparat Saat May Day di Semarang
Terhadap anggota grup anarko tersebut pihak kepolisian akan terus menelusuri dan memprofiling aktifitasnya.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 03 Mei 2025
Kelompok Muda Anarko Jadi Tersangka Melawan Aparat Saat May Day di Semarang
Indonesia
Menaker Pastikan Isu Outsourcing Masuk di Revisi UU Ketenagakerjaan
Kemnaker juga tengah memproses tindak lanjut atas salah satu amar Putusan MK tersebut yang berkaitan dengan penyusunan Peraturan Menteri tentang alih daya.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 02 Mei 2025
Menaker Pastikan Isu Outsourcing Masuk di Revisi UU Ketenagakerjaan
Indonesia
Demo Hari Buruh Internasional Solo, Massa Soroti Gelombang PHK Massal
Massa mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang tidak prorakyat.
Dwi Astarini - Jumat, 02 Mei 2025
Demo Hari Buruh Internasional Solo, Massa Soroti Gelombang PHK Massal
Indonesia
Ramaikan Aksi May Day, Musisi Indie Tolak PHK Massal dan Gelar Pahlawan bagi Soeharto
The Brandals, Usman And The Blackstones, Suden, Methosa, Barumil, Jati Andito, dan The Jansen turun ke jalan meramaikan aksi Hari Buruh Internasional atau May Day di depan Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, (1/5).
Dwi Astarini - Jumat, 02 Mei 2025
Ramaikan Aksi May Day, Musisi Indie Tolak PHK Massal dan Gelar Pahlawan bagi Soeharto
Indonesia
Diduga Berbuat Ricuh saat Aksi Buruh di Gedung MPR/DPR, Belasan Penyusup Ditangkap
Belasan orang diduga perusuh itu ditangkap karena membuat onar di aksi demo tersebut.
Dwi Astarini - Kamis, 01 Mei 2025
Diduga Berbuat Ricuh saat Aksi Buruh di Gedung MPR/DPR, Belasan Penyusup Ditangkap
Bagikan