Terkait Rudal THAAD AS, Cina Tutup Layanan Jalur Tontonan Budaya "Pop Korsel"
ILUSTRASI. (Free Image pixabay.com)
Sebagai bentuk perlawanan terhadap penempatan peluru kendali AS di Korea Selatan, China menutup jalur sejumlah video musik dan drama baru Korea Selatan di laman tontonan negara tersebut.
Gerakan itu menyusul keputusan China mencegah bintang "pop" Korea Selatan tampil dalam sejumlah acara hiburan di China sejak oktober saat Korea Selatan pada Juli tahun lalu memutuskan akan menempatkan peluru kendali mutakhir THAAD buatan AS di negara tersebut.
Laman pengunggah serial drama Korea Selatan mengatakan dalam media gaul Weibo bahwa mereka akan menghentikan sementara mengunggah video baru acara Korea Selatan itu.
"Semua orang sebaiknya mengetahui alasan di balik ini," kata mereka, mengisyaratkan peningkatan pembatasan China terhadap budaya "pop" Korea, yang dikenal sebagai "Hallyu".
China menentang kuat keputusan Seoul dan Washington terkait penempatan THAAD di Korea Selatan untuk menyangkal ancaman nuklir dan misil Korea Utara. Beijing mengatakan kebijakan itu akan mengganggu kepentingan keamanan mereka.
"China membuat penyiar televisi satelit kawasan menghentikan penayangan acara televisi korea Selatan dan tidak memberikan izin bintang Korea tampil dalam acara televisi China," kata pejabat industri itu, "Memblokir akses terhadap layanan tayangan itu dikhawatirkan akan memberi pukulan terhadap industri Korea itu".
Meskipun adanya perselisihan terkait THAAD, program-program televisi Korea Selatan memiliki popularitas dalam sejumlah situs penayangan online di China.
Drama seri Korea Selatan berjudul "Uncontrollably Fond" menuai lebih dari 4,1 miliar kali tayang di situs video terbesar China, Youku hingga akhir 2016, menurut lembaga promosi budaya Korea Selatan.
Angka itu hampir menyaingi 4.4 miliar jumlah tayangan "Descendants of the Sun" yang diunggah di iQIYI, laman penayangan lain.
Namun, jika China terus menutup saluran video baru Korea Selatan di laman penayangan mereka, itu dapat mempengaruhi ketenaran budaya "pop" Korea Selatan di China, kata pengamat industri tersebut.
Sumber: ANTARA
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Warga Asal Negara Dengan Pemerintahan Tidak Stabil Bakal Sulit Masuk AS
Lawan Rencana Agresi Militer AS ke Venezuela, Kuba: Kawasan Amerika Latin-Karibia Zona Damai
Trump Ultimatum Maduro Segera Tinggalkan Venezuela, AS Bersiap Lakukan Operasi Darat
4 Dari 14 Orang Korban Penembakan di California Utara Meninggal, Penembakan Terjadi Saat Ulang Tahun
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
Airlangga Sebut Indonesia Tujuan Investasi, Buktinya AS sudah Tertarik
Pembahasan Tarif Ekspor ke AS Belum Rampung, Airlangga Ingin Beberapa Komoditas Nol Persen
AS Kerahkan Kapal Induk ke Karibia, Venezuela Mobilisasi 200.000 Personel Militer
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan