Tembok Berlin Runtuh, Era Baru Peradaban Dunia


Tembok Berlin menjadi salah satu simbol Perang Dingin yang paling kuat dan bertahan lama. (wikimedia)
RUNTUHNYA tembok Berlin terjadi pada 9 November 1989. Namun, peristiwa 33 tahun lalu itu tidak dirayakan sebagai hari libur nasional di Jerman. Tag der Deutschen Einheit atau Hari Persatuan Jerman malah dirayakan setiap tanggal 3 Oktober dan menjadi hari libur nasional.
Tanggal tersebut dipilih untuk menghormati runtuhnya Tembok Berlin dan bergabungnya kembali Jerman Timur ke Barat. Di negara dengan sejarah yang berlapis dan rumit, memilih tanggal netral bisa menjadi tantangan.
Sebelumnya sudah ada hari nasional Jerman Timur (Tag der Republik) pada 7 Oktober. Sementara, hari libur nasional 17 Juni yang diperingati di Jerman Barat. Pemilihan 3 Oktober dalam Einigungsvertrag 1990 (Perjanjian Persatuan Jerman) merupakan jalan tengah yang disepakati semua pihak.
Tanggal sebenarnya ketika tembok runtuh pada 9 November 1989 dikesampingkan karena bertepatan dengan peristiwa terkenal Kristallnacht, pogrom anti-Yahudi pada tahun 1938.
Setelah tanggal dipilih, masih ada masalah bagaimana tepatnya merayakannya. Hanya nasionalis garis keras (yang biasanya diterjemahkan ke dalam Neo-Nazi) yang tampak mengibarkan bendera di Jerman.
Patriotisme adalah subjek yang rumit di Jerman bahkan sampai hari ini. Satu-satunya waktu yang dapat diterima secara sosial untuk menggunakan sedikit cat wajah atau bendera adalah di acara olahraga internasional.
Baca Juga:

Tembok Berlin merupakan sebuah pembatas beton sepanjang 140 kilometer yang membagi Jerman Barat dan Jerman Timur pada 1961 hingga 1989. Tembok Berlin dibangun oleh Jerman Timur atau yang disebut Republik Demokratik Jerman pada 13 Agustus 1961.
Tembok Berlin menjadi salah satu simbol Perang Dingin yang paling kuat dan bertahan lama.
Ketegangan memuncak pada 1989, saat penduduk Jerman Timur melakukan demonstrasi masif guna menuntut adanya demokrasi. Kala itu, Uni Soviet juga sedang mengalami masalah perekonomian, sehingga rakyat semakin sengsara.
Pada 9 November 1989 malam, pemimpin Jerman Timur, Gunter Schabowski, menyampaikan akan ada reformasi, di mana rakyatnya akan bebas melintasi perbatasan. Rakyat Jerman Timur mengartikan perkataan Gunter Schabowski bahwa Tembok Berlin akan dibuka.
Lebih dari dua juta warga Jerman membanjiri pos pemeriksaan malam itu. Mereka pun mulai merobohkan Tembok Berlin menggunakan palu godam. Hanya membutuhkan waktu sekitar satu bulan, Tembok Berlin berhasil dihancurkan, menandakan hilangnya pembatas Jerman Barat dan Jerman Timur. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi
