Teknologi Digital Mengubah Ekosistem Komunikasi Publik


Perlunya pemahaman mengenai teknologi informasi yang berkembang pesat. (Foto: dok. BaBe)
KEMAJUAN teknologi digital sudah tak terbendung lagi dan memasuki semua sendi kehidupan masyarakat. Ini yang kemudian disebut dengan Revolusi Industri Keempat (Industri 4.0). Melihat hal itu aplikasi berita aggregator, Baca Berita (BaBe) memprakarsai adanya Forum Konten Generasi Baru di Jakarta yang diselenggarakan pada hari Senin (9/9) lalu.
Forum tu menawarkan serangkaian diskusi dan pelatihan serta wawasan seputaran Industri 4.0. Dalam kesempatan itu hadir para pakar yang berbagi tentang berbagai aspek digital untuk lembaga pemerintah dan organisasi masyarakat sipil (CSOs).
Baca Juga:

Kali ini BaBe membuat forum diskusi dan pelatihan dengan tema bertajuk Improving the Effectiveness of Digital Communication in Public Relations: Delivering Information through Appropriate, Targeted Contents. Hadir dalam kesempatan itu pembicara dari Staf Khusus untuk Presiden Indonesia, Asosiasi Hubungan Masyarakat Indonesia dan pakar komunikasi digital dari Universitas Indonesia.
"Di BaBe, kami selalu berusaha untuk memberi informasi, mendidik, dan menghibur orang Indonesia. Melalui Forum Konten Generasi Baru ini, kami ingin berkontribusi dalam berbagi wawasan dan memberdayakan lembaga pemerintah dan organisasi masyarakat sipil untuk merangkul teknologi dan berkembangnya kebutuhan di era digital. " kata Indira Melik, Head of Content Operation BaBe.
Menurut catatan, Indonesia yang memiliki prosentase hampir 60 persen berusia di bawah 30 tahun. Kemudian populasi berkembang 2,9 juta per tahun menghadirkan konsumen yang kompleks. Penelitian We Are Social mencatat bahwa pada awal tahun ini, 56 persen orang Indonesia adalah pengguna internet.
Baca Juga:
Ketika Surat Pembaca Telah Terganti Oleh Gaharnya Media Sosial

“Internet telah mengubah banyak hal, dan pada komunikasi telah mengubah ekosistem komunikasi publik. Dengan ini perusahaan, institusi, organisasi, kelompok, keluarga dan invididu harus beradaptasi dengan memulai eksistensi mereka, dan mewujudkan diri sebagai penghasil konten” kata Dr. Ir. Firman Kurniawan Sujono, M.Si.
Kemudian Benny S Butarbutar dari Asosiasi Hubungan Masyarakat (Perhumas) menyebutkan bahwa kemajuan teknologi dan internet membuat informasi dari seluruh dunia menjadi terhubung. Kemudian masyarakat menyadarinya sebagai sudah mendapatkan berbagai informasi yang sebenarnya belum tentu sepenuhnya mendapatkan informasi itu.
“Hal ini juga membawa ketidakpastian dalam dunia informasi, maka dari itu public relations semakin dibutuhkan. PR kini harus mejadi kreator, konseptor, mediator, dan problem solver pada saat yang bersamaan” tegas Benny. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Analisis Sentimen Pasar Bisa Jadi Strategi Pahami Dinamika Harga Aset Kripto

UOB My Digital Space Bekali 90 Ribu Pelajar Indonesia dengan Keterampilan Digital, Gandeng Ruangguru sebagai Mitra

Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta

ABI Tegaskan DRX Token Sebagai Proyek Aset Digital Yang Miliki Potensi Besar di Indonesia

Keberatan Platform Digital User Generated Content Diatur UU Penyiaran

Bye Antre TPS! Indonesia Siap-Siap Pemilu Digital 2029, Netizen: Dari Mana Duitnya?

3 Tantangan Kesejangan Digital di Indonesia, Perlu Tiru China dan India Agar Segera Maju

Pemerintah Putus Akses Layanan Digital eBay, KLM dan Bathandbodyworks

Bukan Cuma Batasi, PP Tunas Ternyata Bisa Jadi Kunci Literasi Digital Masa Depan Anak

Jadwal Rilis Gim Persona 5: The Phantom, Pemain Indonesia Harus Sabar
