Teknologi Akuakultur Janjikan Potensi Ekspor
Akuakultur di Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk menjaga ketahanan pangan. (Foto: Freepik/Luque Stock)
SEBAGAI negeri bahari, Indonesia lekat dengan akuakultur atau budidaya perairan. Masyarakat bahari biasa memelihara dan menangkarkan berbagai macam hewan atau tumbuhan perairan di kolam/empang, tambak, tangki, karamba, dan karamba apung dengan tujuan memperoleh keuntungan ekonomi.
Namun, akuakultur di Indonesia masih belum mencapai potensi maksimalnya. Adityo Putranto, Head of Business Partnership Lending Amartha, mengatakan pengembangan akuakultur terhambat oleh beberapa masalah.
Misalnya keterbatasan akses permodalan menjadi salah satu tantangan bagi pembudidaya untuk meningkatkan kapasitas usaha.
Karena itulah, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), platform layanan keuangan inklusif, menggandeng perusahaan teknologi akuakultur, eFishery, berupaya memberi peluang bagi para pembudidaya ikan udang dengan membuka akses finansial secara inklusif.
Kolaborasi Amartha dan eFishery juga bertujuan memperkuat ketahanan pangan nasional dengan mengembangkan usaha di sektor perikanan.
Baca juga:
"Kolaborasi Amartha dengan eFishery diharapkan dapat membuka akses yang seluas-luasnya bagi para pembudidaya ikan sehingga dapat memberikan dampak yang berkelanjutan, mulai dari peningkatan ekonomi pembudidaya, kualitas hasil panen, hingga pemenuhan nutrisi generasi mendatang," ucap Amartha Adityo Putranto dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (8/6).
Di samping tujuan memperluas layanan keuangan inklusif di sektor akuakultur, kolaborasi ini juga salah satu implementasi prinsip keberlanjutan yang dijalankan Amartha, yang percaya bahwa penyediaan akses keuangan turut berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan lewat akuakultur yang lebih berkelanjutan.
Amartha telah menjalin kolaborasi dengan eFishery sejak tahun 2022 melalui program 'Kasih Bayar Nanti' (Kabayan) yang merupakan bagian dari layanan eFishery mall (eMall).
Baca juga:
PIM Muara Baru, Destinasi Wisata Kuliner Bahari di Utara Jakarta
Hingga Mei 2023, Amartha telah menyalurkan modal mencapai Rp114 miliar dan berkomitmen terus mendukung penyaluran akses keuangan hingga Rp500 miliar.
Program Kabayan telah menjangkau 1.600 pembudidaya ikan yang menjadi bagian dari ekosistem eFishery. Lewat program Kabayan, pembudidaya ikan di ekosistem eFishery dapat mengajukan pinjaman mulai dari Rp 3juta hingga Rp 100 juta dengan tenor satu sampai enam bulan.
Adityo melanjutkan, Amartha optimistis kolaborasi ini dapat mempercepat akselerasi penyaluran modal usaha kepada UMKM. Amartha pun berkomitmen untuk memajukan ekonomi akar rumput dengan menjangkau segmen pasar yang lebih masif melalui kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan dan beragam sektor.
"Dengan aktifnya kolaborasi yang dilakukan, Amartha berharap dapat berkontribusi pada kemajuan nasional,” terangnya.(dgs)
Baca juga:
Mengambil Lautan Sebagai Latar Belakang, 4 Film Keren Bangkitkan Cinta Bahari
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
'Summarecon Discovery', Pengalaman Visual Perjalanan 50 Tahun Bisnis Properti
Sosok Hans Patuwo yang Jebolan Universitas dan Perusahaan Ternama di AS, Calon ‘Orang Nomor Satu’ di GoTo
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Soal Usulan Tambahan Anggaran, DPR Haruskan KKP Prioritaskan Kesejahteraan Nelayan
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024