Tekanan Dagang AS, DPR Dorong Pemerintah Tempuh Jalur WTO dan Perkuat Pasar Alternatif

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Rabu, 09 April 2025
Tekanan Dagang AS, DPR Dorong Pemerintah Tempuh Jalur WTO dan Perkuat Pasar Alternatif

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo (DPR RI)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo, menyoroti keputusan sepihak Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan tarif tinggi hingga 32 persen pada sejumlah produk asal Indonesia. Menurutnya, tindakan ini bukan sekadar kebijakan perdagangan biasa, melainkan telah menjadi penghalang dagang yang tidak adil.

Pemerintah AS berdalih bahwa pengenaan tarif tinggi tersebut merupakan respons terhadap ketidakseimbangan akses pasar, terutama untuk produk etanol dan berbagai hambatan non-tarif lainnya.

"Ini jelas memberikan tekanan berat bagi para pelaku usaha kita, terlebih lagi tanpa adanya dialog terbuka dengan pemerintah Indonesia," ujar Eko dalam keterangannya, Selasa (8/4).

Baca juga:

Jangan Panik! Tarif Trump Justru Buka Pintu Emas Pariwisata Lokal Jadi Tulang Punggung Negeri

Eko menegaskan bahwa apa pun alasannya, kebijakan AS tersebut sangat merugikan dan menciptakan ketidakpastian bagi para eksportir Indonesia. Oleh karena itu, ia mengapresiasi langkah cepat pemerintah yang mengirimkan delegasi ke Washington untuk berdialog dan menawarkan peningkatan impor produk AS sebagai upaya menyeimbangkan neraca perdagangan.

Kendati demikian, Eko mengingatkan bahwa diplomasi saja tidak cukup. "Jika negosiasi tidak menghasilkan kesepakatan yang adil, Komisi VI akan mendorong agar masalah ini dibawa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Kita tidak boleh membiarkan negara lain bertindak semena-mena tanpa dasar yang kuat," tegas politisi dari Fraksi Partai PAN tersebut.

Eko juga menyoroti ketergantungan Indonesia pada pasar ekspor tertentu, khususnya AS, yang dinilainya telah berulang kali menerapkan kebijakan perdagangan yang merugikan. Menurutnya, hal ini menjadi peringatan keras bagi Indonesia untuk segera mempercepat diversifikasi pasar ekspor.

Baca juga:

Eks Menteri Perdagangan Era Jokowi Beri Tujuh Saran Indonesia Hadapi Kebijakan Trump, Apa Saja Isinya?

"Pasar-pasar alternatif di Asia, Timur Tengah, hingga Afrika harus segera dioptimalkan. Kita tidak boleh terus berada dalam posisi yang rentan terhadap tekanan dari mitra dagang besar," ujarnya.

Komisi VI berkomitmen untuk terus mengawal isu ini secara intensif. Ia memastikan bahwa pihaknya akan terus meminta laporan perkembangan dari pemerintah, mendorong solusi konkret, dan memperkuat kebijakan nasional agar para pelaku usaha tetap berdaya tahan di tengah tantangan global yang semakin kompleks.

"Ini bukan hanya masalah tarif, melainkan juga tentang kedaulatan ekonomi kita dan keadilan dalam perdagangan internasional," pungkas Eko.

#Eko Patrio #Donald Trump #Trump Effect #DPR RI #Perang Dagang
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
DPR Dukung Instruksi Presiden soal Pupuk Berkualitas dan Terjangkau
Bentuk perhatian Presiden terhadap sektor pertanian agar kesejahteraan petani meningkat dan ketahanan pangan tercapai secara berkelanjutan.
Dwi Astarini - 1 jam, 27 menit lalu
DPR Dukung Instruksi Presiden soal Pupuk Berkualitas dan Terjangkau
Indonesia
Indonesia Masih Harus Berunding Soal Tarif Dengan AS, Ditargetkan Akhir Tahun Rampung
Penutupan (shutdown) pemerintah Amerika Serikat (AS) masih berlangsung dan membuat rilis data- data ekonomi tertunda, sehingga membuat investor lebih mencermati data yang dikeluarkan oleh swasta pada akhir-akhir ini.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 20 Oktober 2025
Indonesia Masih Harus Berunding Soal Tarif Dengan AS, Ditargetkan Akhir Tahun Rampung
Indonesia
Jangan Cuma Tulis 'Renyah dan Gurih', Literasi Jadi Kunci UMKM Kaya Mendadak
Hal serupa terjadi pada desa dan kampung wisata yang memiliki potensi besar
Angga Yudha Pratama - Minggu, 19 Oktober 2025
Jangan Cuma Tulis 'Renyah dan Gurih', Literasi Jadi Kunci UMKM Kaya Mendadak
Indonesia
Putusan MK 'Paksa' Revisi UU ASN, DPR Tegaskan Perlunya Pembentukan Lembaga Independen Baru untuk Awasi Sistem Merit
Rifqi juga mengungkapkan bahwa Komisi II bersama Badan Keahlian DPR RI sedang mengkaji dua fokus utama revisi UU ASN
Angga Yudha Pratama - Jumat, 17 Oktober 2025
Putusan MK 'Paksa' Revisi UU ASN, DPR Tegaskan Perlunya Pembentukan Lembaga Independen Baru untuk Awasi Sistem Merit
Indonesia
Israel Langgar Gencatan Senjata, DPR Minta Pemerintah Indonesia Lantang Bersuara
Israel kini melanggar gencatan senjata di Gaza, Palestina. DPR pun meminta pemerintah Indonesia lantang bersuara.
Soffi Amira - Jumat, 17 Oktober 2025
Israel Langgar Gencatan Senjata, DPR Minta Pemerintah Indonesia Lantang Bersuara
Dunia
Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Menteri Pertahanan Pete Hegseth menanggapi gelombang penolakan dari berbagai media dengan mengunggah emoji tangan melambai di platform X, isyarat perpisahan yang dianggap sinis.
Dwi Astarini - Jumat, 17 Oktober 2025
 Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Indonesia
DPR Sebut Swasembada Pangan Cuma Omong Kosong Tanpa Hal Ini
Target swasembada tidak akan tercapai tanpa adaptasi iklim di sektor pertanian
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
DPR Sebut Swasembada Pangan Cuma Omong Kosong Tanpa Hal Ini
Olahraga
PSSI Pecat Patrick Kluivert, DPR Minta Cari Pelatih yang Punya Visi Jangka Panjang
DPR RI menghormati keputusan PSSI yang memecat Patrick Kluivert sebagai pelatih timnas Indonesia. DPR pun berharap bisa memiliki pelatih yang punya visi jangka panjang.
Soffi Amira - Kamis, 16 Oktober 2025
PSSI Pecat Patrick Kluivert, DPR Minta Cari Pelatih yang Punya Visi Jangka Panjang
Olahraga
Bikin Kontroversi Lagi, Donald Trump Ancam Pindahkan Laga Piala Dunia 2026 dari Boston
Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan memindahkan laga Piala Dunia 2026 dari Boston.
Soffi Amira - Kamis, 16 Oktober 2025
Bikin Kontroversi Lagi, Donald Trump Ancam Pindahkan Laga Piala Dunia 2026 dari Boston
Indonesia
Nyawa Angga Melayang Buntut Bullying Ganas di Grobogan, Polisi Diminta Profesional dan Transparan
Kasus ini menjadi sorotan media setelah Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer, meninggal dunia pada Sabtu (11/10) di kelas
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Nyawa Angga Melayang Buntut Bullying Ganas di Grobogan, Polisi Diminta Profesional dan Transparan
Bagikan