Tangani Masalah di Asmat, Kapolda Papua Bentuk Tim Satuan Tugas Kesehatan

Andika PratamaAndika Pratama - Rabu, 24 Januari 2018
Tangani Masalah di Asmat, Kapolda Papua Bentuk Tim Satuan Tugas Kesehatan

Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar (Divisi Humas Mabes Polri)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, TNI dan Polri dalam hal Polda Papua, dan Kodam Papua, terus berproaktif terhadap satuan tugas kesehatan, dalam menangani masalah wabah gizi buruk, yang terdapat di Kabupaten Asmat Papua.

Menurutnya, pembentukan Satuan Tugas Kesehatan yang personelnya adalah anggota TNI dan Polri itu, seperti yang diharapkan oleh Presiden Joko Widodo.

"Kemarin, Bapak Presiden memberikan tugas kepada kami, bahwa TNI dan Polri lebih berproaktif terhadap Satuan Tugas Kesehatan dalam menangani terhadap gizi buruk yang terdapat di Kabupaten Amsat dan daerah-daerah terpencil, yang terdapat di bumi Papua" kata Boy saat menghadiri acara Rapim di Komplek PTIK Mabes Polri Jakarta Selatan, Rabu, (24/1).

Bahkan, personil TNI/Polri yang telah dibentuk itu, lanjut Boy, juga melakukan mapping terhadap daerah-daerah lain yang ada di tanah Papua saat ini seperti daerah Pegunungan Bintang, yang pada tahun lalu juga mengalami hal yang sama.

"Jadi, sementara kalau hari ini sendiri, proses pertolongan, bantuan pelayanan kesehatan masih dilaksanakan di Kabupaten Asmat," tambahnya.

Lebih lanjut, mantan Kadiv Humas Mabes Polri itu menjelaskan, perkembangan terakhir yang di Amsat saat ini, dibanjiri oleh pengunjung yang datang, melalui kegiatan bakti sosial. Ada yang datang melalui berbagai lembaga masyarakat yang membantu para korban yang diserang wabah gizi buruk tersebut.

"Jadi, siapapun mereka-mereka yang berminat mengirimkan bantuan silakan dikirimkan ke Timika. Sehingga, dari Timika itu, kita bisa angkut ke Asmat. Karena, jalur lautnya dekat dari sini kan, jadi itulah kira-kira perkembangan terakhirnya," jelasnya.

Sementara itu, tambah Boy, sampai saat ini korban yang menderita gizi buruk tersebut sudah ditangani oleh tim medis dengan memberikan vaksin dan makanan. Kemarin, wabah gizi buruk itu meningkat sebanyak 10.000 sampai 15.0000 orang anak.

Sebab, persoalan gizi buruk ini, kami lihat, lebih daerah lokasi masyarakat yang cukup jauh dari sehingga dari aspek perekonomian untuk menjangkau daerah-daerah yang bisa didistribusi oleh pemerintah secara menyeluruh ini terkendala.

"Apalagi, dikaitkan dengan faktor cuaca di mana di beberapa aliran sungai yang ada disana saat ini, juga mengalami pasang surut. Jadi tidak selalu untuk dapat dilewati dengan kapal-kapal untuk distribusi bahan makanan. Jadi itu lah kira-kira," tandasnya.

Kendati demikian, untuk stok dari obat-obatan sat ini, kita koordinasi di lapangan kelihatannya sementara ini termasuk bahan untuk vaksin saja. Tetapi untuk cadangannya, diperkirakan kita masih butuh sekitar 2.000 sampai 3.000 lagi.

Sehingga, dengannya stok itu, ke depan nanti, kita tetap bisa memberikan pelayanan vaksinasi kepada anak-anak, khususnya mereka yang di daerah-daerah yang terpencil internet yang sulit dijangkau.

"Persoalannya mereka jauh dari Puskesmas dan sulit mendapatkan sarana transportasi. Andaikan ada sarana transportasi, biaya untuk BBMnya bagi mereka cukup mahal. Jadi, ada daerah-daerah yang oleh pemerintah daerah tidak terjangkau dan masyarakat sendiri tidak dapat serta merta ketika butuh platinum kesehatan datang ke Puskesmas dikarenakan faktor transportasi itu," tambahnya

Tak hanya itu saja, mantan Kapolda Banten itu menuturkan, tenaga medis yang bakal melayani terhadap masyarakat itu jumlahnya masih kurang, bahkan, tenaga dokter pun sangat minim. Sebab, kepala Puskesmas yang terdapat pada daerah itu, bukanlah dari Dokter. Jadi, kami juga dari kepolisian ini meminta bantuan BKO dokter dari Mabes Polri.

"Mabes Polri, Polda Papua, juga meminta BKO dokter dari Pusdokkes Mabes Polri. Saya yakin, mudah-mudahan dipenuhi untuk kita perbantukan," tutupnya. (GMS)

#Kapolda Papua #Irjen Pol. Boy Rafli Amar #Papua #Suku Asmat
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Berbagai RS di Papua, Ini Respon Prabowo dan Menkes
Apabila ditemukan indikasi pelanggaran, akan dikenakan sanksi tegas bagi rumah sakit yang diduga menolak pasien.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 25 November 2025
Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Berbagai RS di Papua, Ini Respon Prabowo dan Menkes
Indonesia
Krisis Pembiayaan, Pemerintah Pusat Siap Selamatkan Mahasiswa Papua di Luar Negeri
Banyak mahasiswa asal Papua yang belajar di luar negeri belum menerima beasiswa dari pemerintah daerah. Pemerintah pusat akan mengambil alih pembiayaan melalui LPDP.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 November 2025
Krisis Pembiayaan, Pemerintah Pusat Siap Selamatkan Mahasiswa Papua di Luar Negeri
Indonesia
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
Penyerangan Polres Mamberamo Raya, Papua, bermula dari laporan keributan warga yang diduga terpengaruh minuman keras di sekitar perempatan SD Adven Burmeso.
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
Indonesia
Penggerebekan KKB Dugwi Kogoya Berawal dari Temuan Ponsel di Lokasi Keributan
Dugi Telenggen alias Dugwi Kogoya, anggota KKB pelaku penembakan Brigadir Joan H. Sibarani dan warga sipil di Distrik Tiom, Kabupaten Lanny Jaya, akhirnya berhasil diringkus.
Wisnu Cipto - Selasa, 28 Oktober 2025
Penggerebekan KKB Dugwi Kogoya Berawal dari Temuan Ponsel di Lokasi Keributan
Indonesia
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Menhut Raja Juli telah mengutus eselon satunya turun langsung ke tanah Papua untuk berdialog dengan Majelis Rakyat Papua (MRP) dan mahasiswa.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 27 Oktober 2025
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Indonesia
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih 
“Atas nama Kementerian Kehutanan, saya mohon maaf agar apa yang terjadi ini menjadi catatan,” kata Raja Juli.
Wisnu Cipto - Senin, 27 Oktober 2025
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih 
Indonesia
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Kogoya berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bersama agar ke depan proses serupa dilakukan secara lebih bermartabat dalam menghormati budaya masyarakat Papua.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Indonesia
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih 
"Kami memahami bahwa mahkota Cenderawasih bukan sekadar benda, melainkan simbol kehormatan dan identitas kultural masyarakat Papua,” kata Dirjen KSDAE Kemenhut Satyawan Pudyatmoko
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih 
Indonesia
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai
Undius Kogoya, pimpinan KKB Intan Jaya, meninggal karena sakit di Distrik Wandai, Papua Tengah. Ia dikenal terlibat dalam berbagai aksi penyerangan sejak 2022.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai
Indonesia
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
Aksi demonstrasi oleh kelompok Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat Papua (AMPPTAP) yang berlangsung di kawasan traffic light Abepura, Kota Jayapura, pada Rabu (15/10) siang, berakhir ricuh dan anarkis.
Frengky Aruan - Sabtu, 18 Oktober 2025
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
Bagikan