Tak Kebagian Blok Mahakam, Total Targetkan 3 Blok Lain


Total Indonesia siap melakukan pengeboran lepas pantai (Foto: Official Website Total Indonesia)
MerahPutih Bisnis - PT.Total Indonesia E&P tetap berkomitmen untuk melakukan investasi di sektor hulu migas untuk blok-blok lain yang ada di Indonesia meskipun blok tersebut belum tentu menghasilkan cadangan. Bahkan perusahaan asal Perancis itu siap melakukan pengeboran atau eksplorasi di laut-laut dalam, yang tingkat kesulitannya dan resikonya sangat tinggi. Hal tersebut dia katakan menyikapi sikap Pemerintah yang hanya menawarkan 30 persen hak kelola Blok Mahakam kepada Total E&P dan Inpex.
"Saat ini kami masih komit eksplorasi Ada 3 blok di Thailand mentawai dan skip maaf. Bahkan Sejak 2009 hingga tahun lalu setiap tahun selalu ngebor antara satu sampai dua sumur eksplorasi," tutur VP Communications and General Services Total E&P Indonesie, Arividya Noviyanto, di Jakarta, Selasa, (7/7).
Dia mengatakan, tidak banyak perusahaan yang memiliki nafas untuk berani melakukan pengeboran eksplorasi selama 5-6 tahun lamanya. Terlebih daerah-daerah tersebut memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi.
"Rata-rata di daerah frontier, Kita pernah ngebor di selat Makassar laut dalam, Perbatasan Australia, di Mentawai dengan kedalaman 1000 meter dengan menghabiskan dana di atas USD 8 juta dengan success ratio yang sangat kecil," curhatnya.
Oleh sebab itu dia mengatakan, perlu memilah milih Partnership yang komitmen guna menghasilkan Joint Venture yang baik. Karena, jika partnership enggan melanjutkan proyek ini maka pilihannya tinggal 2 berhenti disini, atau melanjutkannya sendiri.
"Jadi yang ke ring adalah komitmen dan konsep eksplorasi dan teknologi. Dan kami tidak ingin tanggung sendirian jadi kami ada joint venture kami ada patner. Di Mentawai habis ngebor dengan hasil tidak bagus, ada gas tidak ekonomis. Nah untuk tahun ini akan kami ambil data seismik, saat ini sedang tender. Agustus - September survey akan kami lakukan. Lalu blok Telen kami saat ini masih evaluasi geologinya. Karena ada indikasi atau prospek yang kami matangkan. Hanya saja tantangan nya laut dalam, tekanan tinggi, dan biayanya mahal sekali. Evaluasi tahun 2013 minimum USD 150 juta per sumur. Untuk itu kita harus hati hati betul sampai kita putuskan pengeboran," katanya.
Untuk diketahui, saat ini cadangan Migas di Indonesia banyak terletak di daerah laut dalam Indonesia yang kedalamannya mencapai 3000 Meter. Sehingga, pihaknya sangat kesulitan dalam memperoleh teknologi untuk melakukan pengeboran di laut dalam ini, utamanya untuk rig. Karena, rig yang digunakan di dunia sangat jarang.
"Masalahnya di dunia ini toh deep sea terbatas. Nah kita sedang cari di Indonesia agar efisien. Ke depan kita akan evaluasi atau joint study. Beberapa ada rekomendasi negatif namun ada juga yang positif. Semoga ke depan kami bisa menangkan tendernya. Sekali lagi kami simpulkan bahwa Total masih komitmen lakukan eksplorasi di Indonesia," pungkasnya. (rfd)
Baca Juga:
Total Pastikan Siap Dalam Penggunaan Rupiah
Pertamina Minta BI Tinjau Aturan Wajib Pakai Rupiah
Bambang Brodjonegoro: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Masih Lebih Baik dari Ringgit
Wajib Pakai Rupiah Hanya untuk Transaksi Domestik
Kewajiban Pakai Rupiah, BI: Perusahaan Tambang dan Migas Tidak akan Gulung Tikar
Bagikan
Berita Terkait
Beda Data Produksi Migas Antara Kementerian ESDM dan SKK Migas, Menteri Bahlih Klaim Lampaui Target APBN

Blok Ambalat Kembali Menghangat, Negosiasi Pengelolaan Bersama Masih Dibahas

Komisi XII DPR Dukung Kerja Sama Indonesia-Rusia di Bidang Migas dan Nuklir

Menteri Bahlil Tepuk Jidat, RI Impor BBM dari Negara Tidak Punya Minyak!

Bahlil Klaim Punya Bukti Ketergantungan Impor Migas Indonesia Sengaja Didesain

Pemerintah Tawarkan Blok Migas Cadangan Besar ke Perusahaan AS, Termasuk Wilayah Blok Bali

Prabowo Sebut Indonesia Punya Kekuatan dan Potensi, Banyak yang Ingin Memecah Belah

Lapangan Minyak Forel dan Terubuk Diresmikan sebagai Bentuk Swasembada Energi Nasional, Prabowo Klaim Negara Hemat Triliunan Rupiah

Impor Minyak Mentah dan Hasil Minyak Turun, Tapi Non Migas Melonjak

Pukat UGM Soroti Lemahnya Pengawasan Tata Kelola Migas, Desak Perbaikan Sistem dan Keterlibatan Publik
