Survei: Mayoritas Masyarakat Lebih Setuju PSBB daripada Lockdown

Zulfikar SyZulfikar Sy - Sabtu, 18 April 2020
Survei: Mayoritas Masyarakat Lebih Setuju PSBB daripada Lockdown

Toko di kawasan Pasar Lama tampak tutup pada hari pertama PSBB di Kota Tangerang. (Foto: Antara/Irfan)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Lembaga survei Median menyebut mayoritas publik memilih melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) daripada karantina wilayah atau lockdown dalam penanganan wabah COVID-19.

Hasil survei ini menunjukkan dinamika persepsi yang terjadi masa pengambilan data pada 6-13 April 2020.

Baca Juga:

Jelang Ramadan, Kemenang Wanti-wanti Umat Islam Tak Lakukan Ziarah Kubur

"Berdasarkan hasil survei, 54 persen publik memilih PSBB dan 35,3 persen memilih karantina total (lockdown). Sedangkan 10,7 persen tidak tahu/tidak menjawab," tulis Median dalam keteranganya, Sabtu (18/4).

Sementara itu, 38,6 persen responden memilih PSBB untuk menjaga ekonomi dan masih bisa bekerja. Sebanyak 11,9 persen memilih PSBB karena anggaran pemerintah terbatas. Berikut rincian alasan publik terkait penerapan PSBB:


- Menjaga ekonomi dan masih bisa bekerja 38,6%

- Anggaran (dana) pemerintah terbatas 11,9%

- Cukup untuk mencegah penyebaran virus 9,9%

- Diam di rumah, membatasi aktivitas 4,5%

- Yang penting jaga jarak 3,5%

- Ikut pemimpin/pemerintah 3,5%

- Terbukti masih efektif di negara lain 1%

Petugas kepolisian di Check Point Tugu Tani Jakarta, Jumat (17/4/2020) malam, melakukan pengawasan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). ANTARA/HO-Dok NTMC Polda Metro Jaya
Petugas kepolisian di Check Point Tugu Tani Jakarta, Jumat (17/4/2020) malam, melakukan pengawasan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). ANTARA/HO-Dok NTMC Polda Metro Jaya


Sedangkan 22,7 persen publik memilih lockdown untuk mencegah penyebaran virus. Sekitar 9,8 persen publik menanggap kebijakan lockdown efektif di negara lain. Berikut rincian alasan publik terkait penerapan lockdown:

- Mencegah penyebaran virus 22,7%

- Lebih efektif seperti di negara lain 9,8%

- Diam di rumah, membatasi aktivitas 8,3%

- Menjamin bantuan untuk masyarakat miskin 7,6%

- Kesehatan harus diprioritaskan 7,6%

- Pintu masuk Indonesia belum ditutup 6,8%

- Pandemi global perlu ditetapkan karantina wilayah 4,5%

- Korban semakin banyak 3%

- Ikut pemimpin/pemerintah 1,5%

- Lebih menjaga jarak 0,8%

Baca Juga:

Ulah Stafsus Milenial Jokowi Bisa Berujung Pelanggaran Hukum

Survei juga menemukan tiga besar alasan publik menyetujui karantina total, antara lain sebanyak 22,7 persen publik merasa karantina total mencegah penyebaran virus, 9,8 persen lebih efektif seperti di negara lain, dan 8,3 persen merasa bisa diam di rumah serta membatasi aktivitas.

Responden dipilih secara acak dari survei nasional Median sebelumnya, yakni survei pada September 2018-Februari 2020. Saat itu ditemukan total 20.658 nomor telepon.

Dari total 20.658, diambil sampel 800 nomor telepon responden. Margin of error sebesar +/- 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Median melakukan survei ini pada 6-13 April 2020 terhadap 800 responden yang diwawancarai melalui telepon dan dipilih secara acak, dengan margin of error 3,46 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Knu)

Baca Juga:

Pemprov DKI Cari Relawan Tenaga Medis Tangani Corona

#Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Bagikan