Strategi Bisnis Kuliner di Masa Pandemi, Dijamin Laris Manis


Banyak orang membuat bisnis kuliner di masa pandemi. (Foto: Unsplash/Cristiano Pinto)
MASA pandemi membuat sebagian orang memulai bisnis, salah satunya kuliner. Ada pun adaptasi yang dilkuakn demi keberlangsungan usaha, yakni tidak hanya mengandalkan transaksi harian dari dine-in, melainkan pindah ke sistem daring.
Jika sudah menggunakan sistem daring, kamu juga sebaiknya tidak hanya mengoptimalkan pemesanan eksklusif melalui WhatsApp atau media sosial. Lalu apa yang bisa dilakukan? Berikut tips dari penyedia layanan loyalitas pelanggan tim, OttoPoint, mengutip laman ANTARA.
Baca juga:
1. Maksimalkan platform dan media online

Peningkatkan tren pemesanan online, mau tidak mau memengaruhi penyesuaian strategi penjualan dan promosi yang berbeda dari beberapa tahun silam. Pertama, kamu bisa secara perlahan mengembangkan frozen food, karena biayanya lebih efisien, makanan lebih tahan lama dan dapat dijual lebih luas melalui e-commerce.
Selain itu, kamu sebaiknya mulai secara kreatif membuat konten promosi melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan lainnya. Dengan begitu, kamu bisa mencapai konsumen yang lebih luas dan produkmu pun perlahan bisa dikenal.
2. Terapkan strategi marketing yang efektif

Pandemi bisa menjadi waktu yang cocok untuk memikirkan kembali strategi marketing yang efektif dan berkelanjutan. Salah satu program bisa menjadi dipertimbangkan adalah stamp digital.
CEO OttoPoint, James Hamdani mengatakan program ini diciptakan untuk memberikan pengalaman transaksi yang lebih berkesan bagi pelanggan.
“Jadi, mereka akan termotivasi datang kembali untuk bertransaksi dan mengumpulkan stamp digital, demi mendapatkan reward yang mereka sukai,” kata James.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan keuntungan berupa implementasi program marketing yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan. Hal lainnya yakni juga bisa mengumpulkan database pelanggan yang nantinya berguna untuk mengenal perilaku transaksi maupun preferensi mereka terhadap produk tertentu.
Baca juga:
3. Gunakan database untuk strategi marketing terfokus

Terkumpulnya database pelanggan bisa berdampak positif untuk membuat strategi marketing yang efisien dan tepat sasaran. Kinerja marketing akhirnya bisa diukur dengan lebih efektif serta mencapai hasil yang lebih maksimal. Pelanggan pun lebih nyaman, karena mereka mendapatkan konten marketing yang sesuai dengan kebiasaan dan pilihan personalnya sehingga tidak lagi merasa terganggu dengan konten atau iklan yang tidak relevan. (and)
Baca juga:
Belajar Melihat dan Memaksimalkan Peluang Usaha di Masa Pandemi
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN

10 Kuliner Khas Kudus yang Wajib Dicoba, dari Soto Kerbau hingga Gethuk Nyimut

Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda

FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber

Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan

Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B

‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar

Coco Series dari Roemah Koffie Dikenalkan di Athena, Membawa Ciri Khas Tropis

Ahhh-fterwork Hadirkan Perjalanan Multisensori nan Penuh Petualangan, Ditutup Sesi Omakase Memanjakan Lidah
