Starlink Hadapi Krisis Global: Eropa Menjauh, China dan Pakistan Tantang Dominasi Elon Musk

ImanKImanK - Senin, 21 April 2025
Starlink Hadapi Krisis Global: Eropa Menjauh, China dan Pakistan Tantang Dominasi Elon Musk

Ilustrasi Starlink. Foto doc. Starlink

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Starlink, layanan internet satelit milik Elon Musk di bawah bendera SpaceX, tengah menghadapi gelombang tantangan global yang berpotensi mengancam dominasinya.

Dari tekanan politik di Eropa, kecemasan keamanan di Asia, hingga persaingan ketat dengan teknologi China, masa depan Starlink kini tidak secerah orbit 7.000 lebih satelitnya.

Eropa Mulai Menjauh: Antara AS dan China

Amerika Serikat menunjukkan kekhawatirannya atas sikap sejumlah negara Eropa yang mulai menjauh dari Starlink. Salah satu pemicunya adalah komentar kontroversial Elon Musk soal peran Starlink di Ukraina, yang dianggap sebagai intervensi pribadi dalam urusan geopolitik.

Baca juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Hapus Jabatan Kepala Desa karena Rawan Korupsi dan Tak Berguna

Pernyataan keras datang dari Brendan Carr, Komisioner Komunikasi Federal AS (FCC), yang memperingatkan bahwa Eropa seharusnya lebih waspada terhadap ekspansi satelit milik Partai Komunis China (CCP) ketimbang mengkhawatirkan Starlink.

"Jika Starlink saja membuat khawatir, tunggu sampai melihat versi China. Itu yang benar-benar mengkhawatirkan," ujar Carr dikutip dari Financial Times, Senin (21/4/2025).

Di sisi lain, perusahaan Prancis Eutelsat dan pemain asal China seperti Spacesail mulai mencuri perhatian. Meskipun jangkauan dan infrastruktur mereka masih jauh di bawah Starlink, ketegangan politik memicu Eropa untuk mengejar kemandirian teknologi satelit.

Rusia dan Ancaman Perang Luar Angkasa

Tidak hanya persaingan bisnis, Starlink juga menghadapi ancaman serius dari sektor militer. Rusia dikabarkan sedang mengembangkan senjata anti-satelit canggih, termasuk rudal Nudol dan bahkan kemungkinan senjata nuklir berbasis luar angkasa.

Starlink Elon Musk

Baca juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Hapus Jabatan Kepala Desa karena Rawan Korupsi dan Tak Berguna

Dalam laporan Global Counterspace Capabilities 2025, analis Victoria Samson memperingatkan bahwa sistem tersebut berpotensi menjangkau seluruh satelit orbit rendah, termasuk milik Starlink.

"Rusia mungkin sedang menyiapkan generasi baru senjata luar angkasa. Itu bisa mengancam semua aset orbit rendah, termasuk Starlink," ujar Samson.

Pakistan: Pasar Baru, Tantangan Besar

Di Asia Selatan, Starlink akhirnya menerima izin sementara dari otoritas luar angkasa Pakistan. Namun, kehadirannya masih dibayangi oleh isu regulasi, keamanan nasional, dan ketegangan diplomatik dengan China.

Meskipun pemerintah Pakistan menyambut baik layanan internet satelit Elon Musk, otoritas keamanan negara itu masih meninjau potensi risiko dari teknologi luar negeri, termasuk sistem komunikasi antar-satelit berbasis laser milik Starlink.

Selain itu, biaya layanan yang tinggi menjadi penghalang utama. Dengan tarif bulanan sekitar PKR 35.000 (~US$125), Starlink berisiko menjadi layanan eksklusif untuk kelas atas, jauh dari jangkauan mayoritas warga Pakistan.

Dominasi Terancam oleh China

China tidak tinggal diam melihat ekspansi Starlink. Melalui perusahaan seperti Shanghai Spacecom Satellite Technology, Beijing mengembangkan konstelasi satelit saingan dan memperluas pengaruhnya di negara-negara mitra seperti Pakistan.

Baca juga:

Hampir Setengah Juta Perempuan Jadi Korban Kekerasan, Puan Ajak Momentum Hari Kartini Untuk Berani Bersuara

Kehadiran Starlink di Pakistan dilaporkan telah memicu kemarahan Beijing, terutama karena proyek kabel fiber optik China-Pakistan (CPEC) yang masih belum optimal. Di sisi lain, Pakistan justru memberikan akses yang lebih besar kepada perusahaan AS dibandingkan dengan mitra strategisnya, China.

Ancaman dari Dalam: Infrastruktur & RT/RW Net Ilegal

Selain geopolitik, Starlink juga menghadapi tantangan dari ekosistem internet lokal. Di beberapa negara berkembang, layanan Starlink sering dimanfaatkan oleh penyedia RT/RW net ilegal yang menjual ulang koneksi tanpa izin resmi.

Hal ini menimbulkan masalah hukum dan pertanyaan tentang siapa yang harus bertanggung jawab atas penyalahgunaan tersebut.

Baca juga:

Spesial Hari Kartini, Pramono-Rano Ajak Sang Istri Pakai Kebaya Naik Transportasi Jakarta

Dengan lebih dari 7.000 satelit aktif di orbit rendah, Starlink memang memimpin dalam penyediaan internet berbasis satelit. Namun, dominasi teknologi saja tidak cukup. Dalam dunia yang makin terpolarisasi antara AS dan China, Starlink harus piawai dalam mengelola diplomasi, etika teknologi, serta sensitivitas geopolitik.

Persaingan satelit kini bukan hanya soal kecepatan dan konektivitas, tapi juga tentang pengaruh global, kedaulatan digital, dan keamanan nasional.

#Starlink #Elon Musk #Eropa #Pakistan
Bagikan
Ditulis Oleh

ImanK

Berita Terkait

Dunia
Hampir 1000 Orang Meninggal Akibat Banjir di Pakistan, 1 Juta Penduduk Kehilangan Tempat Tinggal
Sedikitnya 21 kematian juga dilaporkan di seluruh Pakistan dalam 24 jam terakhir dan lebih dari 9.300 rumah hancur diterjang hujan lebat dan banjir.
Alwan Ridha Ramdani - 2 jam, 59 menit lalu
Hampir 1000 Orang Meninggal Akibat Banjir di Pakistan, 1 Juta Penduduk Kehilangan Tempat Tinggal
Dunia
Bom Bunuh Diri Meledak di Pakistan Barat Daya, Tewaskan 13 Orang, Lukai 30 Lainnya
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Bom Bunuh Diri Meledak di Pakistan Barat Daya, Tewaskan 13 Orang, Lukai 30 Lainnya
Dunia
Korban Kekerasan Seksual Anak Minta Elon Musk Hapus Tautan ke Gambarnya, Pihak Penjual Terdeteksi Berlokasi di Jakarta
X mengatakan pihaknya tak menoleransi materi pelecehan seksual anak dan menegaskan bahwa pemberantasan pelaku eksploitasi anak tetap menjadi prioritas utama.
Dwi Astarini - Selasa, 26 Agustus 2025
Korban Kekerasan Seksual Anak Minta Elon Musk Hapus Tautan ke Gambarnya, Pihak Penjual Terdeteksi Berlokasi di Jakarta
Dunia
Pakistan Berbenah setelah Banjir Tewaskan Lebih daripada 300 Orang, Pulihkan Listrik dan Buka Jalan di Daerah Terdampak
Badan Manajemen Bencana Nasional Pakistan menyatakan hujan monsun telah memicu banjir yang menewaskan lebih dari 700 orang di seluruh Pakistan sejak 26 Juni.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Agustus 2025
 Pakistan Berbenah setelah Banjir Tewaskan Lebih daripada 300 Orang, Pulihkan Listrik dan Buka Jalan di Daerah Terdampak
Dunia
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara
Sebagian besar Eropa Selatan masih berisiko tinggi akibat cuaca panas dan kering.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara
Dunia
Eropa Mulai Bersuara Keras, Para Menteri Luar Negeri Desak Israel Akhiri Kelaparan di Gaza
Mesir menegaskan jalur Gaza akan dikelola oleh 15 teknokrat atau profesional Palestina di bawah pengawasan Otoritas Palestina (PA) jika gencatan senjata tercapai.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 14 Agustus 2025
Eropa Mulai Bersuara Keras, Para Menteri Luar Negeri Desak Israel Akhiri Kelaparan di Gaza
Dunia
Yunani Berjuang Tanggulangi Kebakaran Hutan, Gelombang Panas masih Menyapu Eropa Selatan
Dalam 24 jam terakhir saja, lebih dari 152 kebakaran baru terjadi di seluruh wilayah Yunani.
Dwi Astarini - Kamis, 14 Agustus 2025
 Yunani Berjuang Tanggulangi Kebakaran Hutan, Gelombang Panas masih Menyapu Eropa Selatan
Dunia
Eropa Selatan Dilanda Kebakaran Hutan, Suhu Ekstrem Tembus 40 Derajat Celsius
Peringatan panas ekstrem dikeluarkan di beberapa wilayah Italia, Prancis, Spanyol, Portugal, dan Balkan.
Dwi Astarini - Rabu, 13 Agustus 2025
Eropa Selatan Dilanda Kebakaran Hutan, Suhu Ekstrem Tembus 40 Derajat Celsius
Fun
Grok AI Sebut Trump 'Penjahat Paling Terkenal' di Washington, Terjerat 34 Kasus Pidana
Grok chatbot AI besutan xAI milik Elon Musk menyebut Donald Trump sebagai penjahat paling terkenal di Washington, D.C.
ImanK - Selasa, 12 Agustus 2025
Grok AI Sebut Trump 'Penjahat Paling Terkenal' di Washington, Terjerat 34 Kasus Pidana
Dunia
Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris
Kebakaran telah meluas hingga lebih dari 13.000 hektare.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
 Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris
Bagikan