Kesehatan Mental

Sssttt...Kebiasaan Makan Pengaruhi Kesehatan Mental

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 10 Agustus 2022
Sssttt...Kebiasaan Makan Pengaruhi Kesehatan Mental

Makanan, kelaparan, dan diet memainkan peran yang jauh lebih besar dalam hal kesehatan mental. (freepik/pvproductions)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

KETIKA berbicara tentang kesehatan jiwa secara keseluruhan, makanan bukanlah hal pertama yang muncul dalam percakapan. Budaya pop dan media sosial membingkai hal-hal seperti trauma masa kecil, hubungan yang buruk, dan kepribadian bermasalah sebagai wajah gangguan mental. Alasan yang lebih umum seperti pola makan yang buruk secara konsisten dan pilihan gaya hidup sering tidak diperhatikan.

Makanan, kelaparan, dan diet memainkan peran yang jauh lebih besar dalam hal kesehatan mental daripada yang mungkin kamu kira. Ada beberapa contoh yang didukung penelitian tentang bagaimana kebiasaan makanan kita memengaruhi kesehatan mental.

Baca Juga:

Jaga Kesehatan Pencernaan saat Melancong

makan
Pembatasan makanan dapat menghalangi kehidupan sosial dan membuatmu lebih kesepian. (freepik/tirachardz)

Pilihan makanan dan isolasi sosial


Ada banyak jenis diet dan pembatasan makanan di dunia saat ini karena ada banyak jenis makanan. Antara lain ada veganisme, vegetarianisme, pescetarianisme, diet bebas susu, dan bebas gluten.

Apakah banyak pilihan ini baik atau buruk untuk kesehatan mental, sulit untuk dikatakan. Ada Studi yang menunjukkan bahwa diet dengan pembatasan makanan yang sangat spesifik dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan dari meningkatnya perasaan kesepian dan isolasi sosial.

"Konsumsi makanan adalah aktivitas sosial yang inheren, karena orang sering memperoleh, menyiapkan, dan menyantap makanan dalam konteks sosial," demikian ditulis para peneliti Kaitlin Woolley, Ayelet Fishbach, dan Rongham Michelle Wang yang terlibat dalam studi tersebut.

“Kami menemukan bahwa pembatasan makanan memprediksi kesepian. Orang yang tidak bisa makan apa yang orang lain makan, sampai batas tertentu, kurang mampu menjalin ikatan dengan orang lain selama makan,” ujar mereka seperti diberitakan Psychology Today.

Para peneliti melaporkan bahwa hubungan antara pembatasan makanan dan kesepian setara besarnya dengan hubungan antara tidak menikah dan kesepian, yang juga mereka ukur dalam penelitian ini. “Baik pembatasan makanan maupun kesepian adalah masalah sosial yang sedang meningkat; penelitian ini menemukan bahwa mereka mungkin terkoneksi dengan epidemi,” saran mereka.

Jika menurut kamu pembatasan makanan menghalangi kehidupan sosial dan membuatmu lebih kesepian, mungkin inilah saatnya untuk berbicara dengan orang terdekat untuk meminta mereka memberikan ruang untuk itu dalam hidup mereka. Ini bisa berarti meminta mereka untuk membeli makanan yang bisa kamu makan atau merencanakan pertemuan sosial di restoran yang memiliki banyak pilihan menu makanan.

Alternatifnya, kamu juga bisa membuat kompromi makanan yang mempermudah koordinasi makanan bersama yang dapat dinikmati semua orang.

Baca Juga:

Habbatussauda Bermanfaat untuk Kesehatan Tubuh

makan
Orthorexia adalah bentuk ekstrim dari makan sehat, dan kondisi itu tidak sehat untuk mental. (freepik/senivpetro)

Makan ekstrem sehat bisa jadi tidak sehat

Penurunan berat badan dan tubuh kurus, keduanya dianggap sebagai ciri orang sehat. Ini adalah cara yang cukup reduktif untuk melihat kesehatan dan kebugaran secara keseluruhan. Selain itu, mengejar tubuh langsing dapat menyebabkan beberapa kondisi kesehatan mental, termasuk gangguan makan.

Orthorexia adalah suatu kondisi yang terkait dengan pembatasan diet yang signifikan termasuk penghilangan seluruh kelompok makanan. Orang dengan gangguan makan ini cenderung tidak mengkonsumsi makanan yang telah diproses dengan pestisida, herbisida, atau zat buatan, yang tampaknya wajar. Sederhananya, orthorexia adalah bentuk ekstrim dari makan sehat, dan kondisi itu tidak sehat mental.

“Orthorexia nervosa adalah jenis gangguan makan yang dapat dengan mudah bersembunyi di balik premis clean eating atau makan sehat,” jelas kepala petugas medis Dr. Wendy Oliver-Pyatt di Within Health, AS.

Menurut Oliver-Pyatt, mengejar kesehatan untuk orthorexics berubah menjadi semacam pengalaman mekanis. “Aspek sosial dari makan dan kenikmatan makan dianggap tidak relevan bagi penderitanya, yang akan melupakan interaksi sosial dan aspek kehidupan yang berpotensi bermakna dan penting untuk mengejar makan sehat,” katanya.

Dia menambahkan bahwa fokus berlebihan pada bahan-bahan dalam makanan membuat orang tidak memiliki pengalaman makan yang manusiawi, hidup, dan menyenangkan.

Untuk orang-orang yang berisiko mengalami kondisi ini, Oliver-Pyatt menyarankan untuk fokus memperbaiki hubungan dengan makanan dengan mempraktikkan apa yang dia sebut regulasi internal.

Dia melihat bahwa ketika makan diatur secara internal, yang sebut makan dengan penuh perhatian. Maka pola makan kemudian berubah menjadi sedemikian rupa sehingga seseorang tidak makan berlebihan atau kurang makan.

“Orkestra neurotransmiter dan hormon yang menghubungkan otak dan usus, dan tubuh, semuanya dapat berinteraksi dan membimbing kita menuju makan sesuai dengan kebutuhan biologis kita dan bahkan kebutuhan psikologis,” dia menerangkan.

Meskipun mungkin terdengar klise, you are what you eat, bahkan dalam hal kesehatan mental. Penelitian tentang diet dan pengaruhnya pada pikiran menunjukkan kenyataan yang sering diabaikan: kesehatan mental bukan hanya tentang mengatasi emosi dalam terapi, tetapi juga tentang mempertahankan gaya hidup sehat. (aru)

Baca Juga:

Buah Naga Mampu Menurunkan Berat Badan Jika Rutin Dikonsumsi

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan