Soto Selain Nikmat Menyegarkan Juga Menyehatkan


Selain nikmat, soto ternyata punya banyak khasiat bagi kesehatan. (Foto: Unsplash/Hobi Industri)
MENYESAP kuah soto di pagi jadi pilihan tepat menjadi bekal energi untuk menjalani hari. Soto memang tak selalu disantap sebagai menu sarapan. Sebab bisa dinikmati pada siang, sore, atau malam hari. Jenisnya pun beragam, dari kuah bening sampai bersantan.
Soto memang bukan kuliner biasa. Tradisi pengobatan Tionghoa mengenal soto bukan semata makanan melainkan berfungsi bagi keperluan kebugaran dan kesehatan.
Baca juga:
Orang Tionghoa memandang bihun dan tauge pada soto sebagai bahan penting untuk menjaga kesehatan. Buku klasik terbitan tahun 1061 bertajuk Pen Tshao Thu Ching menyatakan kecambah putih dari kacang hijau (lu tou) tak hanya lezat tapi juga lebih unggul dari kecambah dari kedelai.
Orang Tionghoa percaya tauge berkhasiat untuk menjaga daya tahan tubuh dan sangat baik untuk pencernaan. Jadi, memakan soto dengan tauge akan menambah kesehatan.

“Proses tumbuhnya (kecambah) menghancurkan protein beracun dan flatus di dalamnya berfungsi merangsang oligosakarida, dan pada saat bersamaan meningkatkan kandungan asam askorbat, riboflavin, dan asam nikotinat,” tulis HT Huang dalam Fermentations and Food Science.
Tauge telah menjadi bahan makanan pokok di Tiongkok sejak masa Dinasti Song. Bersama kecambah kedelai, persebaran tauge begitu mendominasi di bagian Tiongkok selatan sementara kecambah kedelai di bagian utara.
Baca juga:
“Kacang hijau (vignna mungo var radiata), sebuah cultigen, mungkin datang ke Tiongkok dari India atau Asia Tenggara pada masa akhir (dinasti) Han,” Huang.
Di Indonesia, menurut sejarawan asal Perancis Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya: Jaringan Asia, mencatat orang-orang Tionghoa sangat berperan penting bagi kelahiran Soto.
Soto, menurutnya, berawal dari bahasa Mandarin caudu atau jao to kali pertama populer di Semarang pada abad ke-19. Soto pun menjadi produk hibrida, mengakar pada percampuran beragam tradisi budaya kuliner.

Pengaruh Tionghoa tercermin pada paduan mie, bihun atau soun, bawang putih goreng, tauco, penggunaan sendok bebek, dan mangkuk sup khas tradisi Tiongkok. Sementara pengaruh India nampak dari penggunaan kunyit di beberapa soto seperti kari di India.
Kini, dari dapur kaum Tionghoa, soto menjalar ke tangan masyarakat lokal. Penggunaan daging pun tak hanya ayam dan sapi, melainkan semakin beragam.
Ada Soto Bebek dari Tegal, Soto Seudati atau itik dari Pidie-Aceh, Soto Kelinci di Lembang, Soto Kalong dengan bahan daging kerbau dari Indramayu, Soto Kepiting dari Banjarmasin, Soto Sotong di banten, Soto Bandeng di Bangkalan, Soto Belibis dari Sindereng-Rappang, Soto Bekicot di Kediri, Soto Rusa di Flores, dan Coto Kuda dari Jeneponto-Sulawesi Selatan. (*)
Baca juga:
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern

Berburu Promo Makanan di 17 Agustus, dari Potongan Harga sampai Tebus Murah

Bertualang Rasa di Senopati, ini nih Rekomendasinya
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Menikmati Nuansa Sarapan Ala New York di Tengah Jakarta
