Siswa SD Sudah Merokok, Salah Siapa?


MerahPutih Kesehatan – Semakin berkembangnya jaman, berkembang pula pola pikir anak. Apa yang mereka lihat, dengan mudah mereka akan menirukannya, contohnya merokok.
Saat ini anak-anak dibawah umur sudah tercemar dengan hal-hal negatif tanpa diketahui orangtua mereka. Apa yang mereka lakukan di luar rumah, belum tentu orangtua mereka tahu. Rokok menjadi barang yang paling mudah ditemukan, entah hanya untuk bergaya atau menganggap dirinya itu sudah dewasa.
Usia mulai merokok pada usia anak mengalami peningkatan, demikian pula umur merokok pada usia remaja dan dewasa muda.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2010. Telah terjadi peningkatan usia mulai merokok pada usia yang lebih muda tahun 2007. Adapun usia pertama kali merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,2%, pada usia 10-14 tahun sebesar 10,3%, pada usia 15-19 tahun sebesar 33,1%, pada usia 20-24 tahun sebesar 12,1%, pada usia 25-29 tahun sebesar 3, 4%, dan pada usia lebih dari 30 tahun sebesar 4%.
pada tahun 2010 Riskesdas menyimpulkan telah terjadi peningkatan, usia pertama kali merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,7%, pada usia 10-14 tahun sebesar 17,5%, pada usia 15-19 tahun sebesar 43,3%, pada usia 20-24 tahun sebesar 14,6%, pada usia 25-29 tahun sebesar 4,3%, dan pada usia lebih dari 30 tahun mengalami penurunan sebesar 3,9%.
Hasil penelitian lain di Indonesia tahun 2003 menunjukkan ada 31% orang mulai merokok di usia 10-17 tahun, 11% pada usia 10 tahun atau kelas V dan VI SD. Penelitian di salah satu SMA di Medan diketahui sekitar 40% dari murid laki-laki adalah perokok. Selanjutnya, di Jakarta Selatan 80% anak umur 12-18 tahun telah menjadi perokok.
Data dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) yang diselenggarakan oleh World Health Organization (WHO) tahun 2009, membuktikan jika 24,5% anak laki-laki dan 2,3 % anak perempuan berusia 13-15 tahun di Indonesia adalah perokok.
Secara umum faktor penyebab seseorang merokok dibagi menjadi 3 yaitu faktor farmakologis, yaitu salah satu zat didalam rokok yang dapat mempengaruhi perasaan atau kebiasaan. Selanjutnya faktor sosial yaitu lingkungan disekitar perokok seperti teman, orangtua, saudara dan sebagainya yang merokok disekelilingnya. Faktor yang ketiga adalah faktor psikologis, rokok dianggap dapat meningkatkan konsentrasi dan anggapan hebat bagi anak laki-laki yang berani merokok. Disamping itu faktor lain yang dapat mempengaruhi kebiasaan merokok adalah pengaruh iklan, baik di TV maupun di luar TV (spanduk, poster, dll).
Perilaku seseorang juga tidak lepas dari faktor pendorong berupa pengetahuan, sikap, motivasi dan
persepsi. Faktor pemungkin berupa ketersediaan sarana prasarana, keterjangkauan, serta peraturan terkait dan faktor penguat terjadinya perilaku adalah orang tua, teman sebaya, guru dan lain-lain.
Pada umumnya, anak Sekolah Dasar (SD) merupakan usia yang paling mudah meniru lingkungan sekitar. Ketika mereka melihat disekelilingnya ada orang sebaya mereka merokok, sudah dipastikan ia akan dengan mudah menirukannya.
Sebagian besar alasan anak-anak mulai mencoba merokok adalah coba-coba dan sebagian kecil karena dipaksa teman. Hal tersebut menunjukkan motivasi merokok pada anak umumnya karena adanya dorongan dari rasa ingin tahu, adanya persepsi positif tentang rokok dan pengaruh teman. Karena teman sangat berperan penting dalam perkembangan anak.
Larangan merokok untuk anak usia SD seharusnya sudah menjadi tanggung jawab kedua orangtuanya. Selain itu, penjual rokok juga sangat berperan penting dalam mencegah pembelian rokok anak SD.
Bagikan
Berita Terkait
Raih Emas Terbanyak di Asian Cup Woodball Championship 2025, 3 Srikandi Indonesia Belum Puas dan Mau Catat Sejarah Baru

Jelang Peringatan HUT ke-80 RI, PT KAI Ajak Penumpang Tunjukkan Sikap Hormat setiap Pukul 10.00, Nyanyikan 'Indonesia Raya' Bersama-Sama

Prakiraan Cuaca 14–18 Agustus 2025: Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang

[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030
![[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030](https://img.merahputih.com/media/27/f0/b6/27f0b6f1aa464302b7a0c3734416429a_182x135.png)
RI-Selandia Baru Sepakat Kejar Target Kerja Sama Dagang Rp 58 T, Termasuk Program MBG

Peringati HUT RI ke-80 Pedro Hadirkan Rimba Orangutan Simbol Keberagaman Nusantara

Indonesia Desak Tidak Ada Negara Gunakan Hak Veto Tolak Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

DPR: Indonesia-Malaysia Kunci Stabilitas ASEAN dan Internasional

Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Turun Tangan Cari Solusi Damai Konflik Thailand-Kamboja

Menlu RI: Presiden Prabowo Bahas Pusat Belajar Anak Pekerja Migran dengan Malaysia
