Setelah Karhutla dan Hujan Es, Australia Diserang Laba-Laba Paling Beracun di Dunia

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 30 Januari 2020
Setelah Karhutla dan Hujan Es, Australia Diserang Laba-Laba Paling Beracun di Dunia

Laba-laba funnel-web merupakan laba-laba paling beracun di dunia (Foto: Twitter/@SVMahony)

Ukuran:
14
Audio:

SETELAH berbagai bencana menghantam beberapa kota Australia, pejabat satwa liar memberi pesan peringatan kepada penduduk terhadap ancaman laba-laba funnel-web. Penjaga reptil di Australian Reptile Park, Rumsey, mengatakan dalam sebuah video yang diunggah pada halaman Facebook taman itu bahwa laba-laba funnel-web berpotensi menjadi salah satu laba-laba paling berbahaya di planet ini untuk manusia.

Baca juga:

Laba-Laba Punya Manfaat, Jangan Dimatikan!

Prof. Dieter Hochuli, anggota terkemuka dari the Integrative Ecology Group di Universitas Sydney, mengatakan bahwa peningkatan aktivitas laba-laba disebabkan oleh kombinasi faktor.

Australia mengalami cuaca basah akibat hujan es yang diikuti cuaca panas dalam beberapa hari terakhir sehingga kondisi cuaca negara tersebut menjadi lembab. Dengan cuaca lembab yang menyelimuti Australia, khususnya Sydney, menjadi kondisi yang sempurna untuk laba-laba tersebut berkembang biak.

Setelah Karhutla dan Hujan Es, Australia Diserang Laba-Laba Paling Beracun di Dunia
Laba-laba funnel-web dengan taring yang mengerikan (Foto: Instagram/@mario_aldecoa)

Ada sekitar 30 spesies laba-laba jenis ini, tetapi laba-laba funnel-web Sydney yang memiliki nama latin atrax robustus memegang Guinness World Record untuk laba-laba paling beracun di dunia. Sebagian besar laba-laba tersebut ditemukan di wilayah Sydney, tepatnya di area hutan yang lembab di pantai utara dan di Dataran Tinggi Woronora di selatan.

Baca juga:

Australia Terbakar, Selebritas Ramai-Ramai Menyumbang

Laba-laba funnel-web dikategorikan laba-laba paling berbahaya di dunia karena dapat membunuh mangsa hanya 15 menit. Antara 1927 dan 1981 diperkirakan ada 15 kematian akibat gigitan laba-laba tersebut. Funnel-web jantan memiliki gigitan lebih beracun dibanding betina, dan mereka hidup selama kurang lebih delapan tahun. Laba-laba ini lebih mengincar manusia dibanding hewan seperti kucing atau anjing.

Menurut penjaga reptil dan laba-laba Australian Reptile Park, Jake Meney, laba-laba funnel-web lebih suka membuat rumahnya di tempat terlindung/teduh yang selalu dingin dan lembab. Maka dari itu, laba-laba tersebut sering ditemukan di tempat cucian, garasi, atau sepatu yang terkubur di dalam tanah. Kemungkinan besar juga ditemukan di celah-celah bebatuan atau di lubang-lubang pada pohon.

Setelah Karhutla dan Hujan Es, Australia Diserang Laba-Laba Paling Beracun di Dunia
Laba-laba funnel-web tidak dapat memanjat kaca atau plastik (Foto: Twitter/@FoJenot)

Diketahui bahwa laba-laba ini tidak bisa memanjat kaca atau plastik, maka gunakan toples atau wadah berbahan tersebut jika ingin menangkapnya. Jika digigit laba-laba ini, Australian Reptile Park menyarankan untuk tetap tenang dan terapkan pertolongan pertama yaitu perban luka tersebut dan segera pergi ke rumah sakit terdekat.

Para ahli reptil menyarankan kepada tukang kebun di Australia untuk tetap waspada dan gunakan sarung tangan saat beraktivitas. Juga kepada semua warga Australia untuk periksa sepatu terlebih dahulu sebelum digunakan ketika akan beraktivitas. (Arb)

Baca juga:

Balenciaga Akan Rilis Hoodie Terbaru, Penjualannya 100% untuk Karhutla di Australia

#Australia #Laba-Laba Beracun
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Dunia
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat
Benjamin Netanyahu mengatakan sejarah akan mengingat PM Australia Anthony Albanese sebagai seorang politisi lemah.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Agustus 2025
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat
Indonesia
Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul
Langkah Selandia Baru tersebut bertepatan dengan pengumuman Australia yang akan mengakui negara Palestina pada Sidang Majelis Umum PBB di bulan September.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul
Dunia
Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat
Rencana ini diumumkan di tengah meningkatnya kecaman dan kemarahan internasional atas tindakan Israel di Gaza.
Dwi Astarini - Senin, 11 Agustus 2025
 Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat
Dunia
Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025
Sejauh ini sudah 147 negara di dunia mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Sejak awal 2024, sepuluh negara baru bergabung dalam daftar tersebut, termasuk Irlandia, Norwegia, Spanyol, dan Armenia.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 11 Agustus 2025
Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025
Dunia
Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Ini bukanlah satu-satunya solusi, tapi ini akan membuat perbedaan.
Dwi Astarini - Kamis, 31 Juli 2025
  Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia
Beredar informasi soal Australia yang memberikan bantuan dana khusus untuk gereja dan umat Kristen di Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 24 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia
ShowBiz
Kanye West Berulah lagi, Bikin Lagu Puja-Puja Hitler Sampai Dilarang Masuk Australia
West bahkan dikenal karena komentar-komentarnya yang anti-Semit.
Dwi Astarini - Rabu, 02 Juli 2025
Kanye West Berulah lagi, Bikin Lagu Puja-Puja Hitler Sampai Dilarang Masuk Australia
Dunia
YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data
Regulator internet Australia dan YouTube berselisih soal rencana larangan anak di bawah 16 tahun mengakses media sosial. Siapa sebenarnya yang melindungi anak-anak?
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 24 Juni 2025
YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Australia Ketar-ketir, Papua Nugini Ingin Gabung Indonesia karena Faktor Prabowo
“PRABOWO AKHIRNYA BICARA! Papua Nugini Ingin Gabung NKRI, Australia langsung Panas?!” demikian narasi video kanal YouTube “Studio Langit”
Frengky Aruan - Selasa, 24 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Australia Ketar-ketir, Papua Nugini Ingin Gabung Indonesia karena Faktor Prabowo
Indonesia
RI-Australia Gelar Lokakarya Perkuat Kolaborasi Keuangan Berkelanjutan,
Lokakarya ini merupakan tindak lanjut dari pernyataan bersama Presiden Republik Indonesia Prabowo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Dwi Astarini - Kamis, 22 Mei 2025
RI-Australia Gelar Lokakarya Perkuat Kolaborasi Keuangan Berkelanjutan,
Bagikan