'Sesi Coffee Cupping' di STP Trisakti: Belajar Membedakan 3 Kopi Lokal!


Sesi 'coffee cupping' di STP Trisakti. (Foto: MP/Raden Yusuf Nayamenggala)
DUNIA kampus turut terimbas coffee culture dunia. Kopi hanya tidak sebatas komoditas, tetapi juga mulai diapresiasi cita rasa dan aromanya. Bahkan, mahasiswa juga mulai tergelitik mengikuti sesi coffee cupping agar dapat menilai cita rasa dan aroma kopi.
Tidak heran bila Cupping Coffee Session yang dibawakan Indonesia Coffee Academy (ICA) di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti diminati mahasiswa. Bukan cuma mahasiswa STP Trisakti, tetapi juga dari perguruan tinggi lain. Namun, slot yang terbatas hanya memungkinkan sesi yang berlangsung pada Jumat (28/10) ini diikuti 32 peserta.
Mengaku masih pemula, antusiasme para peserta untuk belajar coffee cupping justru jadi tinggi. Semangat belajar mereka terlihat sejak awal acara. Pada acara kali ini, Mimi dari Indonesia Coffe Academy (ICA) bertugas menjadi instruktur bagi para peserta. Ia dibantu sejumlah rekannya dari ICA.
Di sini Mimi mengajarkan para peserta menilai kopi berdasarkan beberapa skor. "Yang kita nilai di sini itu mulai dari sebelum diseduh hingga setelah diseduh," terang Mimi saat ditemui Merahputih.com di STP Trisakti, Jakarta Selatan, Jumat (27/10).
Mengapa perlu ada penilaian? Karena di cupping coffee session ini ICA menantang peserta untuk memperebutkan hadiah menarik. Adapun beberapa atribut cupping yang mesti dinilai peserta ialah aroma kopi sebelum dan setelah diseduh, serta cita rasa. Setelah itu, peserta juga diarahkan untuk bisa menilai after taste, yaitu rasa yang dapat dirasakan setelah kopi diseruput.
"Selanjutnya kita akan bisa melihat kopi itu balance atau tidak," tambah Mimi.
Tapi tak sampai di situ, mahasiswa juga diajak untuk memilih satu jenis kopi yang paling disukai. Untuk sesi ini, panitia menyediakan tiga jenis kopi untuk dinilai, yaitu Sumatra, Toraja, dan Jawa. Ketiganya memiliki karakter berbeda. "Kopi Sumatra itu lebih kental kemudian acidity atau tingkat keasamannya tidak ada. Sedangkan kopi Toraja balance. Body dan acidity-nya itu satu kesatuan yang membuat dia balance," papar Mimi.
Beda lagi dengan kopi Jawa, berbanding terbalik dengan Sumatra. Tingkat keasamannya tinggi dan kekentalannya rendah. Peralatan yang digunakan pada sesi coffee cupping kali ini mengusung konsep tradisional seperti kopi tubruk, gelas, air dan sendok. Setelah kopi diseduh, peserta harus menunggu empat menit hingga kopi terekstrak. Setelah itu, kopi dapat mulai dicicipi.
Menurut Mimi sesi icip-icip kopi di STP Trisakti ini amat seru. Seluruh peserta terlihat begitu antusias mencoba black coffee dan menilainya. Pemandangan yang wajar mengingat mereka selama ini hanya sebagai penikmat kopi. Di akhir sesi, ICA pun mengumumkan nama-nama peserta yang berhak mendapatkan hadiah. Peserta bernama Vlavia dan Sugianto keluar sebagai pemenang karena berhasil memperoleh poin tertinggi. (Ryn)
Baca pula artikel Cupping Coffee, Proses Memilih Kopi Terbaik.
Bagikan
Berita Terkait
Brad Pitt dan Taika Waititi Bikin Iklan, Padukan Humor dan Kopi Perfetto

The Wolf Espresso Perpanjang Umur Ampas Kopi dalam Gelas Keramik

Reaksi Kesal Prabowo Ketika Stafnya Salah Sajikan Teh Bukan Kopi

Google Bikin Doodle Kopi Susu Gula Aren Cuma di Indonesia, Ada Tips Membuatnya Juga Lho

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Indonesia Catatkan Surplus Ekspor Kopi, Lampung Jadi Daerah Terbesar Kirim ke Luar Negeri

Kedai Kopi di Indonesia Meningkat 3 Kali Lipat, Masih Banyak Potensi

Pramono Dukung Kopi Indonesia Kuasai Dunia, Ekonomi Kreatif di Jakarta Bakal Terus Didorong

Berburu Biji Kopi dalam Pameran Kopi Internasional World of Coffee Jakarta 2025

Lewat Roemah Koffie, Jerry Hermawan Lo Bawa Misi Kembalikan Kejayaan Kopi Nusantara
