Sentil Jokowi, AHY Sebut Era SBY Utamakan Pembangunan Manusia
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ketika membacakan pidato kebangsaan dalam Rapimnas Partai Demokrat di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Jumat (16/9). ANTARA/Putu Indah Sav
MerahPutih.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai kurang memperhatikan pembangunan manusia.
Kritik itu dilayangkan AHY dalam pidato politiknya di acara rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Demokrat yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat, (16/9).
Baca Juga:
Pesan AHY untuk Jokowi: BLT Harus Tepat Sasaran dan Bebas Politik
Menurut AHY, hal ini berbeda dengan era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengutamakan pembangunan manusia.
"Saya akan menyampaikan pandangan Demokrat menyangkut visi, strategi dan kebijakan pembangunan ke depan. Berbeda dengan kebijakan pemerintahan saat ini, Demokrat justru mengutamakan pembangunan manusia," ujarnya.
Pembangunan manusia tersebut, kata AHY, tentu tanpa mengabaikan infrastruktur. Menurut AHY infrastruktur seharusnya dibangun secara nasional, pusat dan daerah, serta mencakup semua sektor.
"Bukan hanya memprioritaskan jalan-jalan tol," imbuhnya.
Baca Juga:
Catatan Kritis AHY Terkait Proyek IKN Nusantara dan Kereta Cepat
AHY menjelaskan pembangunan infrastruktur tetap penting, namun harus dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan negara dan investasi swasta yang sehat. Dia mengingatkan, pembangunan infrastruktur tidak boleh menggunakan dana utang yang terlalu besar.
"Utang Indonesia 8 tahun terakhir ini meningkat tajam, jauh di atas keamanan fiskal kita. Utang Indonesia saat ini, sebesar Rp 7.163 triliun atau meningkat Rp 4.500 triliun. Ini merupakan risiko tersendiri, bagi perekonomian kita," tegas AHY.
Menurut AHY, utang yang besar bisa membebani pemerintah-pemerintah mendatang dan juga berbahaya, jika perekonomian global dan nasional terguncang dalam krisis.
Lebih lanjut AHY mengingatkan utang yang sangat besar bisa mengakibatkan debt crisis, atau krisis utang yang pada gilirannya bisa menjadi pemicu krisis ekonomi secara nasional.
"Izinkan saya, kembali menggarisbawahi pentingnya pembangunan manusia ke depan, di samping pembangunan infrastruktur. Pembangunan SDM, memang membutuhkan waktu yang panjang. It is a never ending journey. Tetapi pembangunan SDM, akan memberi manfaat yang jauh lebih besar, bagi negeri ini," pungkasnya. (Pon)
Baca Juga:
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Pilih Langsung Rektor UGM untuk Beking Dirinya dari Tudingan Ijazah Palsu
Gelar Perkara Khusus Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Kubu Jokowi Minta Tersangka Segera Disidang
Temui Jokowi di Solo, Dato Tahir Bocorkan Tanggal Peresmian Museum Sains dan Teknologi
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Larang Jokowi Pergi ke Luar Negeri karena Kasus Dugaan Ijazah Palsu
Disebut Resmikan Bandara IMIP Morowali, Jokowi: Semua yang Tidak Baik Dikaitkan dengan Saya
Polda Metro Terima Aduan Roy Suryo, Gelar Perkara Khusus atas Kasus Hoax Ijazah Jokowi
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marahi Menkeu Purbaya karena Menolak Membayar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
ANRI Pastikan tak Terima Salinan Ijazah Jokowi
[HOAKS atau FAKTA]: Bobby Nasution Sebut Hanya Iblis yang Tak Bisa Dipanggil Penegak Hukum