Senin Pagi, Kualitas Udara Jakarta Masih Tidak Sehat
Pemandangan gedung-gedung bertingkat berselimut kabut polusi udara terlihat dari ketinggian di Jakarta, Jumat (9/8/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)
MerahPutih.com - Situs pemantau kualitas udara internasional AirVisual menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta masih berada pada level merah atau tidak sehat pada Senin (12/8) pagi sekitar pukul 06.00.
Pada laman resmi AirVisual tercatat bahwa Jakarta mempunyai indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) sebesar 159 dengan parameter berupa partikel polutan sangat kecil berdiameter kurang dari 2,5 mikrometer (PM 2.5).
Untuk konsentrasi PM 2.5 di udara Jakarta saat ini sebanyak 71 mikrogram per meter kubik atau berada di atas angka standar yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Yakni 25 mikrogram per meter kubik dalam jangka waktu 24 jam.
Baca Juga:
Polusi Jakarta yang makin Parah Mengancam Kualitas Sperma Pria
Jakarta Masih Jadi Kota dengan Polusi Udara Terburuk di Dunia
Jakarta pun masih berada di posisi teratas sebagai Ibu Kota negara dengan polusi udara terburuk di dunia.Wilayah Pegadungan, Jakarta Barat, berada di peringkat atas tingkat polusinya dengan AQI 191. Lalu di bawahnya ada wilayah US Embassy, Jakarta Selatan dengan AQI 161 dan Pejaten Barat dengan AQI 159.
Dengan rata-rata angka AQI itu, kualitas udara di Jakarta bisa mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan jantung. Kelompok masyarakat yang sensitif mempunyai risiko tinggi terganggu kesehatannya akibat kualitas udara buruk saat ini.
Untuk itu, kelompok masyarakat yang memiliki sensitifitas atas kualitas buruk udara itu, direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan. Sementara masyarakat yang berkegiatan di luar rumah dianjurkan untuk mengenakan masker polusi.
Sejatinya, Jakarta kembali bertengger di peringkat teratas dari total 89 kota besar di dunia berdasarkan parameter kualitas udara yang dirilis AirVisual, sejak Jumat (9/8) siang.
Tepat pukul 13.00 WIB kualitas udara DKI memburuk dengan parameter US Air Quality Index (AQI US) 163 berkategori tidak sehat.
Angka itu melampaui Hong Kong di peringkat kedua dan Dubai di peringkat ketiga dengan selisih sembilan poin lebih rendah dari Jakarta.
Indikator AirVisual memperlihatkan kualitas udara Jakarta tidak sehat untuk kelompok sensitif dengan parameter PM 2.5 konsentrasi 79,6 mikrogram per meter kubik.
Udara di Jakarta saat itu kembali memburuk. Padahal sehari sebelumnya, Kamis (8/8), partikel udara di Jakarta sedikit membaik di peringkat ketiga AirVisual. Jakarta saat itu ada di bawah Hanoi, Vietnam di posisi kedua dan Lahore, Pakistan di posisi pertama.
Pemprov DKI Jakarta telah merespons permasalahan udara dengan mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 66/2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara di Ibu Kota.
Instruksi itu selanjutnya diimplementasikan melalui kebijakan perluasan wilayah rekayasa ganjil-genap guna menekan populasi kendaraan sebagai salah satu pemicu polusi.
Baca Juga: Pemprov DKI Resmi Perluas Sistem Ganjil-Genap, Berikut Rutenya
Jakarta juga melakukan uji emisi secara rutin hingga membatasi usia pakai kendaraan yang akan melintas di wilayah setempat. Selain itu, pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mengintensifkan pengawasan terhadap pabrik yang berpotensi melanggar aturan lingkungan. (*)
Bagikan
Thomas Kukuh
Berita Terkait
Puslabfor Kembali Olah TKP Kebakaran Terra Drone, Apa yang Kurang?
Pemprov DKI Tanggung Biaya Pemakaman Korban Kebakaran Toko Drone
Percepat Identifikasi Korban, Keluarga Bisa Datang ke Posko RS Polri dan TKP Terra Drone
22 Jenazah Korban kebakaran Terra Drone Berhasil Dievakuasi, Mayoritas Perempuan
20 Kantong Jenazah Tiba di RS Polri, Keluarga Korban Kebakaran Terra Drone Jatuh Pingsan
Korban Tewas Kebakaran Terra Drone Tambah Jadi 17 Orang, Masih Ada Karyawan Terjebak
Tipu 87 Orang, Pemilik dan Staf WO Ayu Puspita Jadi Tersangka
Ajak Warga Lapor Resto-Pasar Jual Daging Anjing, Pemprov Jakarta Jamin Identitas Cepu Aman
Restoran di Jakarta Jangan Nekat Masih Jual Daging Anjing, Banyak Cepu Berkeliaran
Sopir Truk Sampah Meninggal Jantungan Antre di Bantar Gebang, Fasilitas Istirahat TPST Disorot