Sekali Lagi Tentang Antibiotik


Antibiotik yang diresepkan dokter harus dikonsumsi habis. (Foto: thebodyreset)
ANTIBIOTIK sebenarnya tidak jahat seperti pandangan orang kebanyakan. Namun, menurut laman lifehacks, jika dikonsumsi sesuai dengan resep dokter dan harus menggunakan resep dokter, obat ini memang efektif.
Banyak pasien yang ke dokter menolak diberikan resep yang berisikan antibiotik. Yang tidak baik sebenarnya bukan antibiotiknya, melainkan perilaku pasiennya itu sendiri. Dokter selalu mewanti-wanti pasien yang diberi resep obatnya harus menghabiskan semua obat yang diberikan meskipun pasien sudah merasa jauh lebih sehat. Biasanya dokter meresepkan antibiotik untuk 10 hari saja.
Obat antibiotik yang diberikan oleh dokter sudah sesuai dengan kondisi pasien. Untuk itu antibiotik harus dihabiskan sesuai dengan resep. Menghentikan antibiotik sebelum habis akan membuat bakteri tetap hidup bahkan kebal terhadap antibiotik.
Namun ada penelitian yang dimuat di British Medical Journal oleh Pro Martin Llewelyn dari Brighton and Sussex Medical School, yang mengarahkan penghentian mengonsumsi antibiotik ketika badan sudah sehat. Penelitian ini membuat masyarakat menjadi kebingungan. Sebaiknya menghentikan atau menghabiskan antibiotik?
Dari laman drsarahbrewer.com menyebutkan bahwa sebaiknya orang jangan menghentikan mengonsumsi antibiotik sebelum habis sesuai resep dokter. Begitu juga yang disebutkan oleh Public Health England, bahwa satu penelitian belum dapat menjawab masalah yang ada.
Penghentian mengomsumsi antibiotik oleh pasien sendiri berdampak sangat luas. Bakteri yang ada di dalam tubuh penyebab penyakit menyebabkan bakteri menjadi kebal. Kemudian mengarahkan pada pemberian antibiotik yang dosisnya lebih besar. Bisa jadi nantinya tidak ada lagi pengobatan yang bisa dilakukan jika perilaku ini terjadi berulang.
Tercatat sekitar 50 ribu orang di Amerika dan Eropa meninggal karena penyalahgunaan antibiotik.
Sebaiknya Anda mengerti antibiotik digunakan untuk kebutuhan penyembuhan gangguan kesehatan. Antibiotik melawan bakteri untuk infeksi kulit, penyakit kelamin, infeksi kemih dan ginjal, infeksi akibat luka dan gigitan, dan pneumonia. Namun antibiotik tidak dapat digunakan untuk demam dan flu, batuk dan gangguan tenggorokan.
Mengonsumsi antibiotik tidak dapat berdasarkan asumsi Anda. Antibiotik harus dikonsumsi berdasarkan resep dokter. Antibiotik memang dijual bebas, tapi bukan berarti pengomsumsiannya pun bebas. (psr)
Bagikan
Berita Terkait
Tekor! Indonesia Impor Obat Rp 176 Triliun Tapi Ekspor Cuma Rp 6,7 Triliun

TNI Masuk Bisnis Obat, Komisi I Anggap Bukan Pelanggaran Dwifungsi ABRI

China Temukan Spesies Bakteri Baru di Antartika, Buka Peluang Sumber Daya Masa Depan

BPOM Minta Bantuan Polri Melawan Mafia Obat dan Skincare Ilegal

Dokter Ingatkan Orang Tua soal Pemberian Antibiotik pada Anak

Efek Samping Umum dan Jangka Panjang Penggunaan Omeprazole

31 Tahun Beroperasi, 'Niu An Cong' Kini Hadir di Indonesia

Masyarakat Diminta Teliti Sebelum Santap Lalapan

Apa itu Doping? ini Jenis dan Efek Sampingnya

Mudik, Jangan Lupa bawa 5 Obat ini
