Sejuta Kisah Perjalanan Panjang Penamaan Papua


Cendrawasih, burung asli Papua. (Foto: Pixabay/dodohawe)
AWAL kemajuan dunia, rempah-rempah sempat menjadi primadona para pedagang. Bak harta karun, hampir semua pedagang melancong mengitari dunia hanya untuk hal itu. Begitu juga yang dilakukan pelaut asal Portugis Antonio D. Anease dan Fransisco Sorreano.
Sekitar tahun 1511, kedua pelaut berlabuh di pulau paling timur Indonesia. Menurut sejarah barat dalam buku Popular Science, edisi April 1879, pada halaman 747 mengatakan bahwa kedua pelancong tersebut berlabuh di Papua. Keduanya pula yang memberi nama pulau itu dengan nama Papua.
Pemberian nama Papua tak lepas dari peran bahasa pasar (bahasa Melayu) yang dipakai di Nusantara kala itu. Papuwah adalah bahasa Melayu kuno yang berarti rambut keriting kecil-kecil. Sekilas, jika dilafaskan kata papuwah terdengar Papua. Begitulah asal usul ala sejarah barat.
Irian

Konon Papua juga pernah disebut dengan nama Irian. Nama Irian lahir saat seorang tokoh Islam asal Maroko, Ibnu Batutah mengunjungi pulau tersebut. Pada 1517, Ibnu Batutah banyak menjumpai orang yang bertelanjang kaki dan hanya menggunakan koteka sebagai pakaian.
Melihat hal itu, Ibnu Batutah menyebut pulau tersebut dengan nama Urian yang artinya telanjang. "Itulah sebabnya orang-orang ini disebut dengan orang-orang Urian. Urian berasal dari bahasa Arab artinya telanjang," kata Ketua Umum Al Fatih Kaafah Nusantara (AFKN) Ustadz Muhammad Zaaf Fadzlan Rabbani Garamatan dilansir voa-islam.com.
Nuu Waar

Jauh sebelum Portugis dan Ibnu Batutah masuk ke Papua, sudah tiba di sana para pedagang Muslim dari tanah Arab. Sekiranya abad ke-12, para pedagang Arab tersebut sudah berhubungan langsung dengan penduduk asli Papua. Kesehariannya, para pedagang memanggil masyarakat Papua dengan sebutan Nur yang berarti cahaya.
Alasan penamaan tersebut karena para pedagang Arab kala itu mengibaratkan bahwa pulau Papua seperti tempat dilahirkannya cahaya emas atau tempat terbitnya matahari.
Seiring berjalannya waktu, kemudian sebutan berubah menjadi Nuu Waar. Waar sendiri berasal dari bahasa asli Papua yang berarti perut besar seorang ibu yang mengandung. (*)
Baca Juga: Arti Upacara Bakar Batu Bagi Orang Papua
Bagikan
Berita Terkait
TNI-Polri Berhasil Evakuasi 5 Jenazah Pendulang Emas Korban KKB di Pedalaman Yahukimo

KKB Papua Kembali Berulah Bakar Puskesmas Kiwirok, Berujung Kontak Senjata

Gempa Nabire Papua M 6,6 Sebabkan Jaringan Telekomunikasi Terputus dan Objek Vital Rusak

BNPB Kirim Tim Reaksi Cepat ke Nabire, Tangani Dampak dan Kerusakan Akibat Gempa

Gempa ‘Darat’ Magintudo 6,6 di Nabire Papua Tengah Dipicu Pergerakan di Sesar Anjak Weyland, Getarannya Bikin Orang Bangun Terkaget

Capaian Cek Kesehatan Gratis di Papua Masih Rendah, Tertinggi di Jabar Capai 51 Persen

Rusuh di Yalimo, Enam Personel Satgas Maleo Kopassus Terkepung Berhasil Dievakuasi

Penggalian Lubang Suplai Makanan 7 Pekerja Tambang Freeport Terjebak Longsor Terhadang Lumpur

Semua Tewas, Ini Nama 4 Korban Helikopter Intan Angkasa Jatuh di Mimika Papua

Tambang Freeport Longsor, 7 Pekerja Masih Terjebak
