Sejarah Letusan Gunung Lewotobi di Flores Timur: Kini Berstatus Awas
Gunung Lewotobi merupakan gunung berapi kembar yang berada di tenggara Pulau Flores, Indonesia. Terdiri dari dua puncak, yaitu Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan. Foto PVMBG
MerahPutih.com - Gunung Lewotobi, yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan gunung kembar yang memiliki sejarah letusan yang cukup sering.
Gunung ini dikenal dengan sebutan pasangan 'suami dan istri', di mana Gunung Lewotobi Laki-laki disebut sebagai suami dan Gunung Lewotobi Perempuan sebagai istri. Kedua gunung ini terpisah sejauh 2 kilometer.
Kawah di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki diameter 400 meter, sedangkan kawah di puncak Gunung Lewotobi Perempuan memiliki diameter 700 meter. Dengan ketinggian sekitar 1.548 meter, Gunung Lewotobi Laki-laki tercatat aktif beberapa kali pada abad ke-19 dan ke-20, sementara Gunung Lewotobi Perempuan, yang lebih tinggi dengan ketinggian 1.703 meter, hanya pernah meletus dua kali sepanjang sejarahnya.
Baca juga:
4 Bandara Berhenti Beroperasi Akibat Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki
Pada tanggal 4 November 2024, Gunung Lewotobi Laki-laki kembali meletus, menyebabkan sepuluh orang tewas, puluhan lainnya terluka, serta kerusakan bangunan akibat hujan material vulkanik.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dirilis pada tanggal 4 November pukul 10.20 WIB, total korban jiwa akibat erupsi ini mencapai sepuluh orang.
Saat ini Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, mengungkapkan bahwa Kementerian Sosial telah mengirimkan bantuan logistik untuk mendukung penanganan korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Bantuan tersebut meliputi 1.500 paket makanan siap saji dan 1.000 paket makanan khusus untuk anak-anak. Selain itu, Kementerian Sosial juga telah menyediakan kebutuhan pangan dengan mendirikan dapur umum.
Baca juga:
Status Siaga Darurat, Warga Diminta Menjauh Radius 7 Km dari Gunung Lewotobi Laki-Laki
Untuk bantuan non-pangan, Kemensos telah mendistribusikan 400 lembar kasur, 500 selimut, dan 300 paket family kit serta perlengkapan anak.
Gus Ipul menambahkan, pihaknya juga menyalurkan 300 paket sandang untuk dewasa dan anak-anak, 400 lembar tenda gulung, 40 unit velbed, 10 unit tenda serbaguna, serta 2 unit toilet portable. Semua bantuan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal dan sanitasi bagi masyarakat yang terdampak erupsi.
Sejarah Letusan Gunung Lewotobi
- Tahun 1932: Terjadi letusan gas.
- Tahun 1933: Letusan abu pada 17 Desember.
- Tahun 1939: Letusan pada 17 Desember, enam tahun setelah letusan sebelumnya.
- Tahun 1991: Letusan di puncak kawah pada Mei dan Juni.
Baca juga:
- Tahun 1999: Gemuruh dan abu keluar mulai 31 Maret, diikuti letusan kuat pada 1 Juli. Lava pijar menyembur hingga radius 500 meter, menyebabkan kebakaran hutan lebih dari 2,5 km. Abu terbang hingga radius 8 km.
- Tahun 2002: Terjadi letusan pada 12 Oktober.
- Tahun 2003: Letusan terjadi pada 30 Mei, dengan material abu mencapai ketinggian lebih dari 200 meter dari puncak. Aktivitas seismik berlanjut hingga September.
Gunung Lewotobi merupakan salah satu gunung berapi yang perlu diperhatikan karena potensi letusannya yang berulang.
Bagikan
ImanK
Berita Terkait
Gunung Semeru 6 Kali Erupsi hingga 05.53 WIB, Tinggi Letusan sampai 700 Meter
Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1,2 Kilometer
Debu Vulkanik Dari 2 Letusan Gunung Api Ancam Warga NTT, Warga Diminta Pakai Kacamata dan Tutup Rumah
Cegah Tragedi 2024 Terulang, Gereja Digandeng Sosialisasikan Peringatan Dini Erupsi Lewotobi
Gunung Lewotobi Laki-laki 3 Kali Erupsi hingga Selasa, 23 September Siang, Tinggi Letusan Sampai 1.500 Meter
Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Berulang, Masyarakat di Radius 6 Km Diminta Segera Mengungsi
Gunung Semeru 5 Kali Erupsi Hari Ini, Letusan Terakhir Sabtu Sore
Suhu Danau Kawah Gunung Kelimutu Naik Picu Sengatan Bau Belerangan, Warga Diimbau Menjauh
Magma Gunung Lewotobi Laki-laki Masih Bertumbuh, Erupsi Hampir Setiap Hari
Pagi-Pagi Gunung Semeru Sudah 5 Kali Batuk-Batuk, Tinggi Letusan Sampai 1 KM dari Puncak