Kisah di Balik 'Jogja Istimewa', Lagu Marzuki Mohamad yang Dibajak untuk Kampanye Tim Prabowo-Sandi


Kil The DJ yang meradang lagunya dibajak. (Foto: instagram@killthedj)
SEJAK dirilis 9 November 2009 lalu, lagu Jogja Istimewa karya Marzuki Mohamad atau Kill The DJ ini sontak menjadi lagu favorit masyarakat Yogyakarta. Liriknya yang Yogyakarta banget membuat lagu ini sering dinyanyikan di berbagai acara besar di Yogyakarta.
Pada 13 Desember 2010 misalkan, lagu ini hadir dalam sidang rakyat Yogyakarta yang menentang Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta oleh pemerintah pusat. Mulai sejak itu, lagu yang dibawakan Jogja Hip Hop Foundation seolah menjadi lagu rakyat Yogyakarta.
Seiring berjalannya waktu, lagu Jogja Istimewa kembali hadir di kerumunan orang. Namun, kali ini bukan dari pihak keraton, melainkan tim pendukung Prabowo-Sandi. Liriknya pun diubah. Kill The DJ sang penulis meradang.
1. Sejarah Penciptaan Lagu Jogja Istimewa

Seperti dikutip dari blog pribadi Kill The DJ, untuk merampungkan lagu Jogja Istimewa ia terlebih dahulu menyelesaikan membaca 3 buku sejarah terkait Yogyakarta, yakni Tahta untuk Rakyat, Kraton Yogyakarta; Sejarah, Nasionalisme, dan Teladan Perjuangan, dan Perubahan Sosial di Yogyakarta.
"Buku biografi Sultan HB IX, Tahta untuk Rakyat yang paling berkesan. Buku ini menerangkan secara gamblang kepribadian Sultan HB IX yang mungkin sebelumnya hanya seperti cerita rakyat," tulisnya di laman Kill The Blog.
2. Sebanyak 70% dari Lirik Jogja Istimewa Merupakan Ungkapan Tokoh-Tokoh Besar

Marzuki Mohamad memaparkan secara detail tentang isi lirik yang adal dalam lagu tersebut. Ia mengungkapkan 70% lirik dalam Jogja Istimewa mengambil kalimat-kalimat yang diungkapkan oleh tokoh-tokoh besar seperti; Soekarno, Sultan HB 9, Ki Hadjar Dewantoro, RM Sosrokartono, dan banyak lagi.
"Selebihnya adalah hasil tulisan saya sendiri, meskipun harus saya akui, bahwa saya sangat terinspirasi oleh teks-teks tradisional Jawa. Saya merubah teks-teks itu ke dalam rima agar lebih enak di-rap-kan," jelasnya.
3. Telaah Lirik Lagu Jogja Istimewa oleh Kill The DJ
“Holopis Kuntul Baris…”
Kata ini merupakan ungkapan tradisional Jawa, sebuah ajakan untuk bekerja bersama-sama.
“Jogja! Jogja! Tetap Istimewa
Istimewa Negrinya, Istimewa Orangnya
Jogja! Jogja! Tetap Istimewa
Jogja Istimewa untuk Indonesia”
Diucapkan Soekarno untuk memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap kraton dan rakyat Yogyakarta dalam perjuangan kemerdekaan.
“Rungokna iki gatra saka ngayogyakarta
Nagari paling penak rasane koyo swarga
Ora peduli donya dadi neraka
Neng kene tansah edi peni lan merdika”
Seratus persen karya Kill The DJ, teks ini juga digunakan untuk lagu Dubyouth feat. Ki Jarot Bombassu. Artinya; “dengarlah ini untaian kata dari Yogyakarta, Negeri paling nyaman seperti surga, tidak peduli dunia sudah jadi neraka, di sini kami selalu nyaman dan merdeka”
“Tanah lahirkan Tahta, Tahta untuk Rakyat
Dimana Rajanya Bercermin di kalbu Rakyat
Demikianlah singgasana bermartabat
Berdiri kokoh tuk mengayomi rakyat”
Semangat tahta Sultan HB 9 yang kemudian ditambahi oleh anaknya Sultan HB 10 dalam jumenengan atau diangkat menjadi raja.
“Memayu hayuning bawana”
Visi Kraton Yogyakarta yang dicangangkan oleh HB I, artinya; membuat bumi menjadi indah, atau dalam Islam; Islam rahmatal lil alamin
“Saka jaman perjuangan nganthi mardhika
Jogja istimewa bukan hanya daerahnya
Tapi juga karena orang-orangnya”
Kembali merujuk ungkapan Soekarno.
“Tambur wis ditabuh suling wis muni
Holopis kuntul baris ayo dadi siji
Bareng para prajurit lan senopati
Mukti utawa mati manunggal kawula Gusti”
Tulis Kill The DJ sendiri, namun terpengaruh oleh teks-teks macapat tradisional kraton. Artinya seperti ini; “Tambur telah ditabuh, seruling sudah berbunyi, Bersatu padu menjadi satu, Bersama prajurit dan senopati, Mulia atau mati rakyat dan raja adalah satu.”
“Menyerang tanpa pasukan
Menang tanpa merendahkan
Kesaktian tanpa ajian
Kekayaan tanpa kemewahan”
Teks aslinya seperti ini: “Nlgurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sugih tanpa raja brana, sekti tanpa aji” ditulis oleh RM Sosrokartono menggambarkan pribadi Sultan HB 9.
“Tenang bagai ombak gemuruh laksana Merapi”
Teks dari puisi WS Rendra.
“Tradisi hidup di tengah modernisasi
Rakyate jajah deso milang kori
Nyebarake seni lan budi pekerti”
Tulis Kill The DJ, dengan mengambil pepatah Jawa; “Jajah desa milangkori” yang artinya berkelana ke mana-mana.
“Elingo sabdane Sri Sultan Hamengkubuwono kaping sanga
Sak duwur-duwure sinau kudune dewe tetep wong Jawa
Diumpamakne kacang kang ora ninggal lanjaran
Marang bumi sing nglahirake dewe tansah kelingan”
Salah satu ungkapan yang sangat saya kagumi dari Sultan HB IX: “ik ben een blijf in de allereerste plaats javaav”, dalam bahasa Indonesia Sultan HB IX menerangkan seperti ini; “setinggi-tingginya aku belajar ilmu barat, aku adalah dan bagaimanapun jua tetap Jawa”.
“Ing ngarso sung tuladha
Ing madya mangun karsa
Tut wuri handayani
Holopis kuntul baris ayo dadi siji”
Inilah konsepsi social movement Jawa yang dipopulerkan oleh bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara; “yang di depan meberi contoh, yang di tengah memberi dorongan, yang di belakang memberi semangat, jika inging mulia harus dengan usaha”
“Sepi ing pamrih rame ing nggawe”
Ungkapan Jawa untuk “perjuangan tak kenal pamrih, tapi bekerja secara nyata”
“Sejarah wus mbuktekake
Jogja istimewa bukan hanya untuk dirinya
Jogja istimewa untuk Indonesia”
kembali merujuk ungkapan Soekarno “sejarah sudah membuktikan”. (*)
Baca Juga: Lagunya Dipakai Kampanye Pilpres, Marzuki 'Kill The DJ' Mohamad Ngamuk
Bagikan
Berita Terkait
Lirik Lengkap Lagu Kalimantan 'Pemung Jae' yang Singkat Tapi Penuh Makna

Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh

KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

Lirik Lagu 'Takicuah Di Nan Tarang', Salah Satu Karya Ratu Sikumbang Paling Ikonis

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta
