Relasi

Sebelum Serius, Kenali Gaslighting dalam Toxic Relationship

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 01 Desember 2020
Sebelum Serius, Kenali Gaslighting dalam Toxic Relationship

Toxic relationship bisa amat menjebak.(Foto: 123RF/Katarzyna Bia?asiewicz)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

APAKAH saat ini kamu mau beranjak lebih serius dalam dating yang sedang dilakoni? Sebelum mengambil keputusan tersebut, ada baiknya mengecek apakah hubunganmu tergolong dalam toxic relationship?

Salah satu indikasi toxic relationship ialah ada tidaknya gaslighting. Istilah ini mungkin sudah sering kamu dengar, tapi apa maksudnya? Gaslighting adalah istilah populer untuk menggambarkan kondisi atau situasi yang dilakukan seseorang untuk memanipulasi dengan cara membalikkan ucapan. Tujuannya agar kamu mempertanyakan kembali tindakan yang telah dilakukan hingga terjerat dengan rasa bersalah.

BACA JUGA:

Biar Survive, Kenali Pemicu Pertengkaran saat LDR

Cukup rumit bukan? Karena itulah, pelaku gaslighting sangat berbahaya bagi kamu. Dia jelas memiliki tujuan menjebakmu dalam hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship.

Strategi manipulasi itu mampu mengikat korban dalam sebuah toxic relationship sampai berhasil dan berpotensi besar mengakibatkan terjadinya kekerasan dalam hubungan, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan seksual (KS), kekerasan berbasis gender baik daring maupun tidak (KGBO), dan kekerasan dalam hubungan berpacaran (KDP).

Jadi nih, penting banget bagi kamu untuk dapat mengenali tanda-tanda tengah mengalami gaslighting.


1. Muncul Penyesalan

relationship
Pelaku mencuci ptak dan mengontrol perasaan kamu. (Foto: 123RF/anetlanda)


Pelaku secara tidak sadar melakukan pencucian otak dan mengontrol perasaan-perasaanmu melalui permainan psikologisnya. Tindakan ini membuat kamu merasa bersalah dan berusaha memohon maaf.

Mirisnya, isu seperti ini sering kali terjadi pada korban kekerasan seksual karena sehingga mereka merasa menyesal dan merasa harus 'membalas' kesalahannya dengan memenuhi keinginan pelaku. Saat ini terjadi, korban merasa dirinya menjadi penyebab masalah yang terjadi, padahal sebaliknya.

2. Merasa Sulit untuk Melepaskan

gasligthing
Menjauhkanmu dari kebahagiaan.(Foto: 123RF/stylephotographs)


Di sisi lain, gaslighting yang dieksekusi dengan baik tidak akan kamu sadari. Akibatnya, kamu merasa ada kejanggalan dalam relasi yang terjalin. Setelah menyadarinya pun kamu akan merasa berat atau bahkan merasa tidak mungkin untuk memutuskan hubungan begitu saja.

Walau jelas pelaku sangatlah merugikan psikologis dan menjauhkanmu dari kebahagiaan yang seharusnya muncul dalam sebuah hubungan.

3. Menjadikan Apa yang Kamu Hargai Sebagai Senjata

people
Pelajari kelemahanmu. (foto: pixabay/stocksnap)


Mempelajari kelemahan-kelemahanmu merupakan salah satu komponen yang membantu pelaku melanggengkan taktik gaslighting-nya. Termasuk menjadikan hal-hal yang sangat kamu hargai keberadaannya sebagai bentuk ancaman atau 'senjata'.

Tidak ada batasan dalam hal ini bisa saja mengancam privasimu dengan mengancam menyebarkan konten seksual atau video dan foto atas dirimu seperti yang dilakukan pelaku kekerasan gender berbasis online (KGBO) kepada korban-korbannya.

4. Membuat Kamu Mempertanyakan Diri Sendiri

woman
Pelaku membalikkan fakta. (foto: pixabay/rondelmelling)


Pelaku yang memiliki kecenderungan untuk melakukan proyeksi dan membalikkan fakta memang membuat jebakan mental tersebut untuk membuat kamu terus mempertanyakan diri sendiri seperti:

“Apakah ini semua terjadi karena sifatku yang … ?”
“Apakah yang tadi kuucapkan menyakiti hatinya?”
“Apakah aku harus berhenti meragukannya?”
“Apakah benar ini semua salahku?”
“Apakah aku kurang baik?”
Semua itu semata untuk membuat kamu terus menyesal dan siap melakukan apapun untuk pelaku.

Jika kamu mengalami atau mengetahui orang-orang dengan indikasi tersebut di atas, ketahuilah tidak perlu takut untuk melakukan apa yang terbaik untuk kebahagiaan dan kesehatan psikologis. Jangan biarkan pelaku menjeratmu dalam rasa sesal dan terperangkap dalam siklus yang sama. Hubungan yang sehat seharusnya membawa dampak positif, bukan sebaliknya.(Aru)

BACA JUGA:

Meira Anastasia: Baperan Itu Enggak Salah dan Lebay Kok

#Relationship
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Buat Calon Pengantin nih, Rekomendasi 5 Restoran Terbaik untuk Wedding Venue di Jakarta
Menyewa restoran jadi pilihan terbaik untuk mewujudkan resepsi wedding yang sarat makna dan intim.
Dwi Astarini - Rabu, 19 Februari 2025
Buat Calon Pengantin nih, Rekomendasi 5 Restoran Terbaik untuk Wedding Venue di Jakarta
Lifestyle
Gen Z Spill 2 Tantangan sebelum Menikah, Ekspektasi Orangtua dan Biaya
Keterbatasan bujet menjadi tantangan yang paling banyak diungkap, yakni oleh 59 persen calon mempelai yang menjadi responden.
Dwi Astarini - Jumat, 07 Februari 2025
Gen Z Spill 2 Tantangan sebelum Menikah, Ekspektasi Orangtua dan Biaya
Lifestyle
5 Tanda si Dia Effort dalam Hubunganmu
Effort membutuhkan kerja sama.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Januari 2025
5 Tanda si Dia Effort dalam Hubunganmu
Lifestyle
3 Tanda Cintamu Bertepuk Sebelah Tangan, Tinggalkan Saja
Lebih baik tidak perlu memperjuangkan cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.
Dwi Astarini - Selasa, 24 Desember 2024
3 Tanda Cintamu Bertepuk Sebelah Tangan, Tinggalkan Saja
Lifestyle
Pentingnya Komitmen untuk Bikin Hubungan Langgeng
Dalam membangun komitmen ada dua faktor yang membuatnya berjalan baik sesuai tujuan.
Dwi Astarini - Sabtu, 21 Desember 2024
Pentingnya Komitmen untuk Bikin Hubungan Langgeng
Lifestyle
5 Tahap Berdamai saat Kena Ghosting
Beberapa orang bahkan butuh beberapa waktu untuk pulih dari efek di-ghosting.
Dwi Astarini - Rabu, 18 Desember 2024
5 Tahap Berdamai saat Kena Ghosting
Lifestyle
Korea Selatan Sambut Generasi Baru, Angka Kelahiran Catatkan Rekor Tertinggi dalam 14 Tahun
Rekor kali ini merupakan yang tertinggi dalam 3 tahun 8 bulan.
Dwi Astarini - Kamis, 28 November 2024
Korea Selatan Sambut Generasi Baru, Angka Kelahiran Catatkan Rekor Tertinggi dalam 14 Tahun
Lifestyle
Lajang Berhak Bahagia, Aktivitas Seru ini Bisa Dilakukan Sendirian
Kamu justru memiliki lebih banyak waktu untuk mengenal diri sendiri dan melakukan hal-hal yang kamu sukai.
Dwi Astarini - Sabtu, 16 November 2024
Lajang Berhak Bahagia, Aktivitas Seru ini Bisa Dilakukan Sendirian
Lifestyle
Memahami Kata Gaul 'Bestie', Apa cuma buat Cewek?
Kata 'bestie' tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu.
Dwi Astarini - Senin, 04 November 2024
Memahami Kata Gaul 'Bestie', Apa cuma buat Cewek?
Lifestyle
BI Checking ke Calon Pasangan, Penting enggak Sih?
Perbincangan mengenai finasial di Indonesia masih terbilang tabu.
Dwi Astarini - Senin, 21 Oktober 2024
BI Checking ke Calon Pasangan, Penting enggak Sih?
Bagikan