Sebaiknya Jangan Pesan Pasta di Pesawat


Sebagian orang merasa lapar ketika berada di pesawat. (Foto: Unsplash/Toni Osmundson)
MENGHABISKAN waktu selama perjalanan di pesawat terkadang membuat perut terasa lapar. Kamu boleh saja memesan camilan, tapi pakar menyarankan untuk tidak memesan pasta. Kira-kira kenapa bisa begitu, ya?
Makanan di maskapai penerbangan dikenal dengan rasa yang sedikit hambar, dan tanpa disadari, ini juga berkaitan dengan reaksi tubuh manusia ketika berada di ketinggian. Mengutip laman Travel Leisure, Senin (10/1), studi yang dibuat oleh Fraunhofer Institute of Building Physics di Jerman menemukan kombinasi tekanan darah di pesawat dan udara kering menurunkan sensitivitas indera perasa untuk mencecap manis dan asin sampai 30 persen.
Baca juga:
Restoran Ini Sajikan Menu Makanan Khas Pesawat, Yuk Intip Lokasinya

Terlebih lagi, direktur kuliner di LSG Sky Chefs Asia Pasifik, Fritz Gross pada 2012, mengatakan maskapai penerbangan lebih fokus kepada keamanan makanan dibandingkan cita rasa kuliner.
“Perhatian utama kami adalah keamanan makanan. Karena kami membuat porsi besar, kami tidak boleh melakukan kesalahan. Kamu bisa membayangkan betapa mudah maskapai digugat,” kata Gross.
Lalu kenapa pasta sebaiknya tidak dipesan? Pasta, seperti semua hidangan di pesawat, biasanya dipanaskan sebelum disajikan. Artinya, ada kemungkinan pastanya akan terlalu matang ketika disajikan kepada penumpang. Jika kamu termasuk orang yang suka pasta dengan tingkat kematangan al dente yang tidak terlalu lembek atau keras, bersiaplah kecewa. Terlebih, jika rasio saus dan pastanya tidak benar, rasanya mungkin tidak sesuai ekspektasi.
Baca juga:

Menurut Direktur Eksekutif Hunter College NYC Food Policy Center, Dr. Charles Platkin, pasta dan makanan penuh karbohidrat lain mungkin bukan hidangan terbaik di penerbangan untuk orang-orang yang mencari makanan sehat, atau ingin tiba di tujuan dalam kondisi fit.
“Makan banyak karbohidrat berat seperti pasta dengan saus kental, roti, muffin, atau kue akan membuatmu merasa lesu, dan tidak kenyang atau puas. Tingkat gula darah juga akan melonjak dan kemudian turun, yang akan berdampak negatif pada perasaanmu,” ungkapnya.
Jika kamu ingin yang terbaik, mungkin lebih baik menyantap bekal sendiri seperti potongan buah atau hidangan lain yang mudah dibawa, mudah dimakan, dan sehat. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa
