Sastrawan 'Hujan Bulan Juni' Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia


Sapardi Djoko Damono di peluncuran novel ketiga trilogi Hujan Bulan Juni "Yang Fana Adalah Waktu" di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Jumat (16/3/2018). (ANTARA News/ Nanien Yuniar)
MerahPutih.com - Sastrawan Sapardi Djoko Damono menghembuskan nafas terakhirnya di Tangerang Selatan, Minggu (19/7), di usia ke-80 tahun. Ia meninggal etelah dirawat selama beberapa waktu karena sakit.
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono meninggal di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, pukul 09.17 WIB.
Sebelumnya, Sapardi dirawat di rumah sakit sejak Kamis (9/7) lalu karena menurunnya fungsi organ tubuh. Ia masuk ICU di Eka Hospital, BSD.
"Kerja organ tubuh menurun. Mari kita doa bagi kesehatannya," tulis sutradara dari Komunitas Teater Keliling, Rudolf Puspa melalui akun Twitter-nya pada Jumat (10/7).
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Warga Tak Pakai Masker, Anak Buah Anies Kenakan Denda Rp25 Ribu
Dilansir dari Kantor Berita Antara, Sapardi merupakan sastrawan Indonesia yang aktif sejak tahun 1950an hingga kini. Tak hanya menulis sajak dan puisi, pria yang lahir pada 20 Maret 1940 itu juga memiliki karya tulis lain berupa esai dan cerita pendek.
Sejumlah puisi karya Sapardi pun mulai diapresiasi dan diangkat ke bentuk seni lainnya seperti dimusikalisasi. Sapardi Djoko Damono telah menulis puluhan buku dan karya tulis. "Hujan Bulan Juni" (1994) adalah salah satu karyanya yang paling terkenal.
Laman media sosialpun, ramai memperbincangkan serta ucapan duka cita pada Sastrawan lintas generasi ini.
Baca Juga:
Polisi Bikin Tim Khusus Buru Pembunuh Editor Metro TV
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Karya Sastra Klasik Indonesia Mulai Diterjemahkan ke Bahasa Asing, Fadli: Ini A Little Too Late

Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan Denny JA Sama-Sama Berpengaruh di Mata AI

Sapardi Djoko Damono Jadi Gambar Google Doodle
