Saat Jatuh Cinta, Pria Andalkan Insting Primitif


Dalam hal percintaan, pria suka mengandalkan insting primitif. (foto: pexels/simon))
SEBUAH penelitian terbaru berhasil menguak alasan pria mengungkapkan cinta terlebih dahulu. Ternyata, pria jatuh cinta lebih cepat daripada wanita.
Penelitian itu diterbitkan dalam Journal of Social Psychology. Marissa Harrison yang juga seorang psikolog di Pennsylvania University melakukan survei pada 172 orang yang pernah merasakan jatuh cinta.
BACA JUGA:
Pada wawancara yang dilakukan Harrison kepada para mahasiswa, mereka diberi pertanyaan mengenai apakah pernah jatuh cinta atau tidak. Jika partisipan menjawab 'pernah', Harisson akan bertanya berapa lama mereka butuh waktu untuk menyatakan cinta.

Hasil wawancara dan survei membuktikan bahwa yang lebih dulu jatuh cinta ialah pria. Pria lebih cepat mengungkapkan cintanya sekitar beberapa minggu setelah mereka berkenalan atau dekat dengan sosok yang disukai. Hal itu berbanding terbalik dengan perempuan butuh waktu agak lama untuk benar-benar bisa jatuh cinta dengan pria. Perempuan umumnya membutuhkan beberapa bulan untuk benar-benar yakin dan berani mengungkapkan perasaan cinta.
Lebih jauh, dalam survei berbeda yang dilakukan di Inggris, 20% pria mengaku pernah mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama. Jumlah tersebut tentu lebih banyak jika dibandingkan dengan 13% saja yang merasa pernah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Insting primitif di balik perilaku pria

Hasil berbagai riset itu memang cukup mengejutkan. Pasalnya, selama ini perempuan selalu dianggap lebih emosional dan lebih luwes dalam mengungkapkan rasa cinta. Namun faktanya, justru pria yang lebih mudah jatuh cinta.
Seorang psikolog asal Inggris Neil Lamont menjabarkan kepada VICE bahwa pria bisa jatuh cinta dengan mudah karena pria cenderung punya sifat berani mengambil risiko. Hal itu kurang umum ditemui pada perempuan. Kaum hawa justru sangat berhati-hati dan enggan mengambil risiko soal pasangan hidup mereka.
Selain itu, para psikolog sepakat bahwa hal itu mungkin berakar dari zaman prasejarah. Di masa itu, pria diposisikan sebagai pemburu yang dominan. Para pemburu mau tak mau harus berebut calon pasangan sebagai tanda dominasi dan kepemilikan. Karena itu, laki-laki didorong untuk cepat-cepat mencari pasangan.
Wah, kebiasaan itu rupanya masih terbawa hingga masa modern.(*)
BACA JUGA:
Pesan Moral dari Tiga Cerita Dongeng dalam Drama ‘It’s Okay To Not Be Okay’
Bagikan
Berita Terkait
Buat Calon Pengantin nih, Rekomendasi 5 Restoran Terbaik untuk Wedding Venue di Jakarta

Gen Z Spill 2 Tantangan sebelum Menikah, Ekspektasi Orangtua dan Biaya

5 Tanda si Dia Effort dalam Hubunganmu

3 Tanda Cintamu Bertepuk Sebelah Tangan, Tinggalkan Saja

Pentingnya Komitmen untuk Bikin Hubungan Langgeng

5 Tahap Berdamai saat Kena Ghosting

Korea Selatan Sambut Generasi Baru, Angka Kelahiran Catatkan Rekor Tertinggi dalam 14 Tahun

Lajang Berhak Bahagia, Aktivitas Seru ini Bisa Dilakukan Sendirian

Memahami Kata Gaul 'Bestie', Apa cuma buat Cewek?

BI Checking ke Calon Pasangan, Penting enggak Sih?
