Rumah Layla Fitriani, Korban Tewas Konvoi Polisi Itu Sepi
Keluarga korban tabrakan kendaraan polisi (Foto: Antara)
MerahPutih Nasional- Pintu gerbang yang berada di jalan Haji Salim I No 34, Radio Dalam, Jakarta Selatan, tertutup rapat. Sepi. Padahal baru dua hari siswi SMK, Layla Fitriani (15) menghembuskan nafas terakhirnya akibat ulah Polisi yang mengemudikan bis saat konvoi di wilayah Jakarta Selatan.
Pantauan merahputih.com di rumah berlantai dua itu ada beberapa kerabat korban yang tengah bercengkerama di beranda rumah. Salah seorang diantaranya mengatakan, ayah Layla, Guntur sedang tidak berada di rumah dan ibunya tengah istirahat.
"Lagi pergi, tadi juga banyak yang datang, ibunya sedang istirahat," kata pria berbadan gemuk yang tidak ingin disebutkan namanya itu, di kediaman Layla, Jakarta, Rabu (4/2).
Sementara itu, Istri RT 8 yang tinggal di depan rumah korban juga tidak berkomentar. Alasannya, ia sangat jarang bertemu dengan Layla.
“Tanya ke keluargannya saja. Anaknya sering di dalam rumah," kata ibu yang berjualan toko kelontong ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, Senin 2 Februari 2015, iring-iringan konvoi polisi terdiri atas 4 bus yang selesai bertugas mengamankan sidang pra peradilan Komisaris Jenderal Budi Gunawan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Bus kedua yang berisi personel polisi menyenggol sepeda motor Honda Supra Fit nomor polisi B 1679 SJZ yang dikendarai Ahmad Guntur (53) di Underpass Trunojoyo, Kebayoran Baru.
Ketika diserempet rombongan mobil polisi, Ahmad Guntur sedang berboncengan dengan putrinya Layla Fitriani yang juga siswi di sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN). Ketika disenggol rombongan iring-iringan polisi, sepeda motor yang dikendarai Guntur jatuh tersungkur, Layla sendiri jatuh terbentur aspal dan mengeluarkan darah dari kepala dan telinga.
Dalam kondisi demikian Guntur panik dan meminta tolong kepada warga sekitar, sebaliknya bus polisi yang menabrak Guntur dan putrinya tidak berhenti melainkan terus berjalan. Akhirnya Guntur dan putrinya ditolong bus polisi ketiga. (mad).
Bagikan
Berita Terkait
Tragedi Berdarah Tol Krapyak: 16 Nyawa Melayang, DPR Semprot Kemenhub Agar Bus 'Zombie' Tak Gentayangan Saat Nataru
Jelang Perayaan Natal, Polri Gencarkan Perbaikan Gereja dan Posko Ibadah di Sumut
IPW Nilai Putusan MK Picu Gejolak di Tubuh Polri, PP Bisa Jadi Jalan Tengah
Bareksrim Bongkar Peredaran Narkoba Jelang DWP 2025 Bali, Amankan Citra Indonesia di Ranah Internasional
4.217 Polisi Jaga Perayaan Natal 2025, Sejumlah Gereja di Jabodetabek Jadi Fokus Pengamanan
DPR Ingatkan Rencana PP Penugasan Polri di Luar Struktur Tidak Tabrak UU
Modus Operandi Sistem Tempel dalam Peredaran Narkoba Jelang DWP 2025 di Bali, seperti Apa?
Kapolri Perintahkan Anak Buah Waspadai Cuaca Ektrem Saat Libur Nataru, Jangan Menyepelekan
Kecelakaan Maut Bus Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Sopir Hilang Kendari saat Ngebut di Tikungan Tol Krapyak
Horor Kecelakaan Bus Cahaya Trans di Tol Semarang Buat 16 Orang Meninggal, Kaca Berserakan Hingga Beton Jalan Bergeser