Rudal Rusia Hantam Mal di Ukraina
Warga tengah berjalan saat serangan Rusia ke Ukraina, di kota Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina, 10 Juni 2022. ANTARA/REUTERS/Oleksandr Ratushniak/as
MerahPutih.com - Serangan Rudal Rusia ke wilayah Ukraina terus berlanjut. Setelah menghantam blok apartemen dan mendarat di dekat taman kanak-kanak di Ibu Kota Kiev, pada Minggu (26/6), rudal Rusia menghantam mal yang sedang ramai pengunjung.
Dua rudal Rusia menghantam mal yang ramai di Kota Kremenchuk, Ukraina tengah pada Senin (27/6) dan dikabarkan menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 50 orang lainnya.
Baca Juga:
Jokowi Bahas Perdamaian Ukraina dan Rusia dengan Presiden Macron
Dikutip Antara, Presiden Volodymyr Zelenskiyy mengatakan, lebih dari 1.000 orang berada di pusat perbelanjaan pada saat serangan itu, yang menurut para saksi menyebabkan kebakaran besar dan kepulan asap hitam.
"Bahkan tidak mungkin membayangkan jumlah korban. Tidak ada gunanya mengharapkan kesopanan dan kemanusiaan dari Rusia," tulis Zelenskiyy di aplikasi perpesanan Telegram.
Gubernur wilayah Poltava tengah Dmytro Lunin menulis di Telegram bahwa 13 orang kini telah dipastikan tewas akibat serangan itu. Tetapi masih terlalu dini untuk membicarakan keseluruhan jumlah korban tewas ketika tim penyelamat terus mencari di antara puing-puing.
Lunin juga menulis di Telegram, 21 orang telah dirawat di rumah sakit, dan 29 orang lainnya telah diberikan pertolongan pertama tanpa rawat inap.
"Ini adalah tindakan terorisme terhadap warga sipil," katanya.
Kremenchuk, sebuah kota industri berpenduduk 217.000 jiwa sebelum invasi Rusia pada 24 Februari 2022 ke Ukraina, terletak di Sungai Dnipro di wilayah Poltava dan merupakan lokasi kilang minyak terbesar Ukraina.
Komando angkatan udara Ukraina mengatakan mal di kota itu dihantam oleh dua rudal jarak jauh X-22 yang ditembakkan dari pembom Tu-22M3 yang terbang dari lapangan terbang Shaykovka di wilayah Kaluga, Rusia.
Wakil Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dmitry Polyanskiy menulis di Twitter bahwa serangan itu adalah "provokasi Ukraina."
Sementara itu, G7 yang tengah bertemu di Jerman, akan menyepakati paket baru aksi bersama yang ditujukan untuk menekan Rusia terkait perang di Ukraina.
Kelompok tujuh negara demokrasi kaya akan menuntaskan rencana untuk menetapkan pembatasan terhadap harga minyak Rusia.
Gedung Putih dalam laporannya menyebutkan bahwa para pemimpin G7 juga akan membuat "komitmen keamanan jangka panjang yang belum pernah dikeluarkan sebelumnya untuk memberi Ukraina dukungan keuangan, kemanusiaan, militer, dan diplomatik selama diperlukan. (*)
Baca Juga:
Rudal Rusia Serang Ibu Kota Ukraina Saat Pertemuan G7 Berlangsung di Jerman
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Kapal Perang USS Cincinnati-20 dan Drone AS Merapat ke Batam
Angkatan Laut Thailand Luncurkan Operasi Skala Besar di Perbatasan Kamboja
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Mengejutkan! Tes Kebohongan Mudryk Lolos, Masa Depan di Chelsea Terbuka?
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
Thailand Bakal Bersihkan Ranjau Darat di Perbatasan Kamboja, Negara ASEAN Diminta Memantau
Donald Trump Jadi Penengah Ketegangan Kamboja dan Thailand
AS Kerahkan Kapal Induk ke Karibia, Venezuela Mobilisasi 200.000 Personel Militer
Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Israel Terus Tolak Pengiriman Bantuan Kemanusian ke Gaza Saat Gencatan Senjata