RS Medistra Minta Maaf Terkait Syarat Diterima Kerja Harus Lepas Hijab
Ilustrasi dokter. (Foto: Unsplash/Online Marketing)
MerahPutih.com - Rumah Sakit Medistra menyampaikan permohonan maaf usai ramai di media sosial (medsos) perihal pertanyaan kesediaan melepas hijab pada calon pegawai. Kasus tersebut kini tengah dalam penanganan manajemen rumah sakit.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat isu diskriminasi yang dialami oleh salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen," kata Direktur RS Medistra, Dr. Agung Budisatria dalam keterangannya di Jakarya, Senin (2/9).
Agung mengungkapkan RS Medistra inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang mau bekerja sama untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.
"Ke depan, kami akan terus melakukan proses kontrol ketat terhadap proses rekrutmen ataupun komunikasi, sehingga pesan yang kami sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak," tuturnya.
Baca juga:
Istana Putuskan Paskibraka Putri Bisa Pakai Hijab Saat Pengibaran Bendera
Sebelumnya, dokter spesialis bedah subspesialis onkologi Diani Kartini melayangkan surat yang mempertanyakan soal persyaratan kerja yang menyinggung soal kesediaan melepas hijab jika diterima di RS tersebut. Surat dr Diani itu pun ramai diperbincangkan di media sosial (medsos).
"Selamat Siang Para Direksi yang terhormat. Saya ingin menanyakan terkait persyaratan berpakaian di RS Medistra. Beberapa waktu lalu, asisten saya dan juga kemarin kerabat saya mendaftar sebagai dokter umum di RS Medistra," kata Diani dalam surat yang ditulis pada Kamis (29/8) lalu.
"Kebetulan keduanya menggunakan hijab. Ada pertanyaan terakhir di sesi wawancara, menanyakan terkait performance dan RS Medistra merupakan RS internasional, sehingga timbul pertanyaan apakah bersedia membuka hijab jika diterima," imbuh dokter bedah itu.
Baca juga:
Menkes Perintahkan Hentikan Praktik Perundungan di Profesi Dokter
Dokter Riani pun kecewa, karena masih terdapat pertanyaan rasis di lingkungan rumah sakit berstandar internasional itu.
"Saya sangat menyayangkan jika di zaman sekarang masih ada pertanyaan rasis. Dikatakan RS Medistra berstandar internasional tetapi mengapa masih rasis seperti itu?"
"Salah satu RS di Jakarta Selatan, jauh lebih ramai dari RS Medistra, memperbolehkan semua pegawai baik perawat, dokter umum, spesialis, dan subspesialis menggunakan hijab," tandasnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Momen Presiden Prabowo Subianto Resmikan Rumah Sakit Kardiologi Emirates Indonesia di Solo
Presiden Prabowo Resmikan RS Kardiologi Emirates–Indonesia di Solo, Hadirkan Teknologi Medis Tercanggih
Tanpa Burka, Perempuan Afghanistan tak Dibolehkan Berobat ke RS
Pramono Mulai Perintahkan Anak Buah Bikin Feasibility Study Bangun RS Tipe A di Bekas RS Sumber Waras
Pramono Bakal Temui Menkes Budi Sadikin, Bahas Pembangunan RS Tipe A Sumber Waras
Pramono Berencana Bangun Rumah Sakit Tipe A untuk Tingkatkan Pelayanan Kesehatan di Ibu Kota
Kasur Pasien RSUD Cut Meutia Dipenuhi Belatung, DPR Desak Kemenkes Tindak Tegas
Dirawat di Rumah Sakit, Nadiem Makarim Tetap Diborgol dan Dijaga Petugas Kejagung
UEA Resmi Hibahkan RS Kardiologi Emirates-Indonesia Senilai Rp 417,3 Miliar ke Pemkot Solo
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar