Rizky Adrian Beberkan Strategi Bangun Rumah Produksi

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Jumat, 04 Agustus 2023
Rizky Adrian Beberkan Strategi Bangun Rumah Produksi

PH berlomba mencari ide segar dan menyajikan program acara yang unik guna menjaring penonton sebanyak mungkin. (Foto: Pexels/Donald Tong)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

BUDAYA audiovisual terus berkembang lesat di Indonesia. Kehadiran beragam platform dan media sosial penyiaran mendorong pertumbuhan penonton produk audiovisual di Indonesia. Ini membuat rumah produksi (production house/PH) ikut berubah.

Rumah produksi berkembang sejak munculnya TVRI pada 1960-an. Seiring kemunculan stasiun televisi swasta, booming PH pun terjadi pada era 1990-an.

"Sehingga menjadikan PH sebagai salah satu usaha yang paling dicari setiap stasiun televisi," ungkap Nurina Ayuningtyas dalam Penentuan Pajak Pertambahan Nilai Terutang atas Penyerahan Paket Program Acara ke Stasiun Televisi oleh Rumah Produksi.

PH berlomba mencari ide segar dan menyajikan program acara yang unik guna menjaring penonton sebanyak mungkin.

Dulu, rumah produksi hanya menyajikan acara untuk kebutuhan televisi, tapi sekarang mereka juga bisa menyajikan produk untuk kebutuhan platform penyiaran dan media sosial dengan beragam genre.

Semakin tumbuh pasar penonton produk audiovisual, semakin banyak pula rumah produksi. Dampaknya adalah persaingan ketat di antara mereka.

Rizky Adrian, Pemimpin rumah produksi Ronaksara, berbagi strategi membangun rumah produksi dan tetap mampu bertahan di tengah persaingan ketat.

Baca juga:

Slash akan Buat Rumah Produksi untuk Film Horor

Ronaksara telah memproduksi konten audiovisual untuk berbagai kebutuhan dan platform media sosial. Salah satunya konten iklan berjudul Staycation bareng Iko UWise untuk Blu BCA.

Menurut Rizky, strategi pertama membangun PH adalah 'mengosongkan gelas'. Maksudnya, pelaku PH harus siap menerima semua ilmu penting dalam bisnis rumah produksi agar ilmu yang disampaikan tidak terbuang sia-sia.

Setelah itu, bersua dengan banyak orang. Tujuannya agar pelaku PH dapat menyerap sebanyak mungkin ilmu dari mereka dan menambah referensi dalam sebuah karya.

Tingkatkan juga “taste” pada seni audiovisual dan perbanyak koneksi dengan para expert karena kelak mereka yang akan membantu dalam segi teknis dan eksekusi.

“Dan yang paling penting, eksekusi, because that is what production means,” beber Rizky.

Mengusahakan PH hampir tak mungkin tanpa kendala. Pertama, masalah modal. Kedua, urusan komunikasi.

Urusan modal adalah masalah kaprah yang ditemukan dalam semua bidang bisnis. Tak terkecuali bisnis rumah produksi.

“Namun, semua kendala pasti ada solusinya. Dewasa ini banyak sekali perusahaan yang tugasnya meminjamkan modal dengan cepat. Begitu bisnis jelas visinya dan jelas apa yang sedang mereka jalankan, siapa saja mempunyai keinginan untuk membantu,” kata Rizky melalui siaran persnya, Kamis (3/8) seperti dikutip Antara.

Baca juga:

Kualitas Film Nasional Membaik, Rumah Produksi Asing Berlomba-Lomba Ingin Mendanai

rumah produksi
Semua kendala pasti ada solusinya. (Foto: Pexels/Cottonbro Studio)

Urusan komunikasi kerap jadi kendala di PH. Menurut Rizky, 90 persen kendala datang dari faktor komunikasi. Komunikasi yang kurang jelas di awal mengakibatkan permasalahan di belakang. Semua info yang diterima harus dikomunikasikan ke pihak yang terlibat secepatnya.

Rizky sudah lama terjun ke bidang rumah produksi. Dia memiliki filosofi bahwa eksistensi waktu itu penting. Waktu terbaik adalah sekarang. Bukan besok, bukan kemarin.

Rizky terjun ke dunia rumah produksi karena ini adalah bagian dari mimpi lamanya. Saat itu, ia menyadari ilmu dan relasi yang dimilikinya masih sangat minim.

Maka Rizky memutuskan membangun rumah produksi sendiri supaya membuka banyak kesempatan baginya.

Rizky menilai banyak sumber daya manusia yang memiliki potensi kreatif, tetapi masih belum berani melampiaskannya. Ia berkeinginan menjadikan Ronaksara sebagai rumah produksi bagi siapa pun yang ingin bertindak dan belajar serta membuat seluruh karya dengan sepenuh hati dan pikiran.

“Seperti motto kita, shoot and learn. Harapannya semua pihak yang bekerja dengan Ronaksara mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan dan bisa belajar bersama kami. We just bunch of amateurs who show the world that we could work like professionals,” kata Rizky. (dru)

Baca juga:

Jadi Pelaku Bullying, Ji soo Dituntut Rumah Produksi

#Agustus Sebangsa Panjat Sosial #Bisnis #Media Sosial #Konten Kreator
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan
Polisi kini masih memburu akun media sosial, yang menyebarkan provokasi demo hingga penjarahan.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan
Indonesia
Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, penyidik tidak melakukan penahanan terhadap CS, melainkan mewajibkan yang bersangkutan untuk melapor dua kali dalam sepekan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka
Indonesia
Layanan TikTok Live Dikabarkan Dimatikan
Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo sebelumnya mengemukakan rencana untuk memanggil penyedia platform media sosial seperti Meta dan TikTok guna membahas penanganan konten-konten provokatif di media sosial.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 30 Agustus 2025
Layanan TikTok Live Dikabarkan Dimatikan
Lifestyle
Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung
Polisi Prancis kini menyelidiki kematian streamer 46 tahun itu.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
 Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung
Dunia
Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Ini bukanlah satu-satunya solusi, tapi ini akan membuat perbedaan.
Dwi Astarini - Kamis, 31 Juli 2025
  Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Indonesia
Bahaya Konten Digital Tanpa Batas, DPR Desak Segera Ada Revisi UU Penyiaran
Andina menyoroti krisis eksistensial yang dihadapi ekosistem penyiaran nasional
Angga Yudha Pratama - Selasa, 22 Juli 2025
Bahaya Konten Digital Tanpa Batas, DPR Desak Segera Ada Revisi UU Penyiaran
Indonesia
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Kopdes adalah program besar yang mahal dan berisiko, sehingga pemerintah perlu test the water dengan melakukan piloting
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 Juli 2025
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Indonesia
Legislator PKB Usulkan Pembatasan Akun Ganda Media Sosial dalam RUU Penyiaran
Akun ganda sering kali disalahgunakan untuk tujuan negatif, dari penyebaran hoaks hingga penipuan.
Dwi Astarini - Rabu, 16 Juli 2025
Legislator PKB Usulkan Pembatasan Akun Ganda Media Sosial dalam RUU Penyiaran
Indonesia
Keberatan Platform Digital User Generated Content Diatur UU Penyiaran
DPR ingin pengaturan penyiaran platform digital dapat dijadikan satu terlebih dahulu dengan penyiaran konvensional ke dalam RUU Penyiaran sebab menyasar substansi yang sama.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 16 Juli 2025
Keberatan Platform Digital User Generated Content Diatur UU Penyiaran
Indonesia
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Sejalan dengan itu, kinerja operasional KAI terus menunjukkan tren perbaikan yang konsisten dan berkelanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 01 Juli 2025
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Bagikan