Rupiah Anjlok

Rizal Ramli: Kenaikan Suku Bunga Akan Menambah Permasalahan Baru

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 01 Juli 2018
Rizal Ramli: Kenaikan Suku Bunga Akan Menambah Permasalahan Baru

Ekonom Senior Rizal Ramli saat ditemui di Car Free Day Jakarta, Minggu (1/7) (Foto: Ist)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Terpuruknya nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir mendapat tanggapan serius dari Ekonom senior Rizal Ramli.

Dalam keterangannya kepada awak media di Jakarta, Minggu (1/7) seraya mensitir ungkapan Latin kuno, "Mens Sana in Corpore Sano" yang artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, Rizal Ramli berpandangan bahwa perekonomian suatu negara, apabila sistem perekonomiannya bagus, maka niscaya kondisi ekonomi tetap sehat. Sehingga tidak ada kambing hitam terhadap "virus" yang masuk berupa faktor eksternal, seperti dampak dari badai krisis ekonomi di luar negeri juga tak akan berpengaruh.

Menurut ekonom senior, DR. Rizal Ramli, kondisi ekonomi Indonesia sangat rapuh dan mudah terserang bada krisis ekonomi, lantaran tim ekonomi yang ada saat ini salah mengambil kebijakan dan masih berpaham neoliberal.

Rizal Ramli pun menyoroti solusi Bank Indonesia untuk menahan laju penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dengan mengeluarkan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga pada akhir pekan ini.

Ekonom senior Rizal Ramli kritik kenaikan suku bunga
Rizal Ramli dalam sebuah kesempatan diskusi di Surabaya (MP/Budi Lentera)

"Kebijakan menaikan tingkat suku bunga sekarang ini justru malah menciptakan konsekuensi baru yang dapat semakin memperumit situasi. Ekonomi akan mengalami kontraksi, dan potensi kredit macet juga akan lebih tinggi," ujar Rizal Ramli saat berolahraga di arena Car Free Day Jakarta Pusat.

"Kenaikan suku bunga 50 basis poin diharapkan bisa menahan laju penurunan nilai tukar rupiah. Tapi itu bisa bikin ekonomi kita mengalami maju kena mundur kena, kayak judul film Warkop DKI," tukas calon Presiden Rakyat itu.

Seharusnya, sambung Rizal Ramli, tim ekonomi pemerintah harus ikut membantu dengan cara memperbaiki defisit neraca pembayaran, defisit jasa, defisit perdagangan dan sebagainya.

Berbagai defisit itu, kata Rizal Ramli, bisa menjadi faktor yang digunakan spekulator untuk semakin menghantam rupiah.

Di sisi lain, Rizal meragukan kemampuan tim ekonomi pemerintahan Jokowi.

"Peringatan tentang berbagai defisit itu sudah kami sampaikan sejak tahun lalu. Tapi selalu dibantah-bantah oleh tim ekonomi pemerintah. Mereka bilang ekonomi dikelola secara pruden. Kalau pruden kenapa defisit semua?" tandas Rizal Ramli.(Pon)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Akbar Tandjung Sebut Peluang Jusuf Kalla Maju Capres Terbuka Lebar

#Rizal Ramli #Rupiah Anjlok #Bank Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Kebijakan makro prudensial dan sistem pembayaran tetap diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Indonesia
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Anggota DPR RI dari fraksi NasDem, Rajiv, mangkir dari panggilan KPK terkait kasus dugaan korupsi dana CSR Bank Indonesia dan OJK.
Soffi Amira - Selasa, 28 Oktober 2025
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Indonesia
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
koordinasi terkait data simpanan pemda di bank merupakan kewenangan BI sebagai bank sentral.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 23 Oktober 2025
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Indonesia
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
Dedi menjelaskan angka Rp 4,17 triliun yang dikutip Menkeu Purbaya merupakan data BI merujuk pada laporan keuangan per 30 September 2025, sehingga tidak mencerminkan kondisi terkini. Baca juga:
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
Indonesia
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Berbagai indikator menunjukkan kebijakan tarif AS memperlemah kinerja perdagangan global, tercermin dari melambatnya ekspor dan impor di sebagian besar negara.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 22 Oktober 2025
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Indonesia
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Indonesia
Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan
BI menilai posisi cadangan devisa tetap berada pada level yang aman dan memadai.
Wisnu Cipto - Selasa, 07 Oktober 2025
Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan
Indonesia
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Anggota Komisi XI DPR RI, Amin Ak, meminta perbankan untuk lebih giat lagi dalam menyalurkan kredit usaha.
Soffi Amira - Jumat, 19 September 2025
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 masih berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yaitu sekitar 3 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 September 2025
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Indonesia
Suku Bunga Acuan Kembali Dipangkas 25 Basis Poin, Ekonomi Masih Melemah
Sementara, suku bunga lending facility diputuskan untuk turun sebesar 25 bps menjadi pada level 5,5 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 September 2025
Suku Bunga Acuan Kembali Dipangkas 25 Basis Poin, Ekonomi Masih Melemah
Bagikan