Rizal Ramli: Kenaikan Suku Bunga Akan Menambah Permasalahan Baru
Ekonom Senior Rizal Ramli saat ditemui di Car Free Day Jakarta, Minggu (1/7) (Foto: Ist)
MerahPutih.Com - Terpuruknya nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir mendapat tanggapan serius dari Ekonom senior Rizal Ramli.
Dalam keterangannya kepada awak media di Jakarta, Minggu (1/7) seraya mensitir ungkapan Latin kuno, "Mens Sana in Corpore Sano" yang artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, Rizal Ramli berpandangan bahwa perekonomian suatu negara, apabila sistem perekonomiannya bagus, maka niscaya kondisi ekonomi tetap sehat. Sehingga tidak ada kambing hitam terhadap "virus" yang masuk berupa faktor eksternal, seperti dampak dari badai krisis ekonomi di luar negeri juga tak akan berpengaruh.
Menurut ekonom senior, DR. Rizal Ramli, kondisi ekonomi Indonesia sangat rapuh dan mudah terserang bada krisis ekonomi, lantaran tim ekonomi yang ada saat ini salah mengambil kebijakan dan masih berpaham neoliberal.
Rizal Ramli pun menyoroti solusi Bank Indonesia untuk menahan laju penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dengan mengeluarkan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga pada akhir pekan ini.
"Kebijakan menaikan tingkat suku bunga sekarang ini justru malah menciptakan konsekuensi baru yang dapat semakin memperumit situasi. Ekonomi akan mengalami kontraksi, dan potensi kredit macet juga akan lebih tinggi," ujar Rizal Ramli saat berolahraga di arena Car Free Day Jakarta Pusat.
"Kenaikan suku bunga 50 basis poin diharapkan bisa menahan laju penurunan nilai tukar rupiah. Tapi itu bisa bikin ekonomi kita mengalami maju kena mundur kena, kayak judul film Warkop DKI," tukas calon Presiden Rakyat itu.
Seharusnya, sambung Rizal Ramli, tim ekonomi pemerintah harus ikut membantu dengan cara memperbaiki defisit neraca pembayaran, defisit jasa, defisit perdagangan dan sebagainya.
Berbagai defisit itu, kata Rizal Ramli, bisa menjadi faktor yang digunakan spekulator untuk semakin menghantam rupiah.
Di sisi lain, Rizal meragukan kemampuan tim ekonomi pemerintahan Jokowi.
"Peringatan tentang berbagai defisit itu sudah kami sampaikan sejak tahun lalu. Tapi selalu dibantah-bantah oleh tim ekonomi pemerintah. Mereka bilang ekonomi dikelola secara pruden. Kalau pruden kenapa defisit semua?" tandas Rizal Ramli.(Pon)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Akbar Tandjung Sebut Peluang Jusuf Kalla Maju Capres Terbuka Lebar
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Suku Bunga Acuan Kembali Dipangkas 25 Basis Poin, Ekonomi Masih Melemah