Ribuan Petugas Medis Australia Diuji Vaksin TBC untuk Virus Corona


Penjaga pantai menjelaskan penutupan Pantai Bondi saat warga bandel soal social distancing, di Sydney, Australia, Sabtu (21/3/2020). ANTARA/REUTERS/LOREN ELLIOTT/TM
MerahPutih.com - Sebanyak 4.000 pekerja kesehatan Australia akan memulai uji coba untuk melihat apakah vaksin tuberkulosis yang sudah berusia seabad dapat melawan virus corona baru (COVID-19). Demikian kata para peneliti yang bergabung dengan uji global terhadap solusi yang sedang berlangsung di beberapa negara.
Vaksin basil Calmette-Guerin atau BCG diberikan kepada lebih dari satu juta anak per tahun di negara-negara dengan TBC, tetapi para peneliti mengatakan vaksin itu juga dapat memerangi virus corona karena kemampuannya untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh secara luas.
Baca Juga:
Dikarantina Selama 21 Hari, 1,3 Miliar Warga India Dilarang Keluar Rumah
Vaksin membantu tubuh melawan virus dan penyakit dengan membangun kekebalan seseorang, tetapi tidak menyembuhkan penyakit.
Seperti dikutip Antara, sekitar 4.000 karyawan rumah sakit Australia akan berpartisipasi dalam uji coba vaksin yang dimulai pada minggu depan, dengan hasil yang diharapkan dalam waktu sekitar enam bulan, kata Murdoch Children's Research Institute (MCRI) di Melbourne pada Jumat.
Separuh peserta akan disuntik vaksin, yang memiliki sedikit efek samping, sementara separuh lainnya akan mengambil plasebo, dan kedua kelompok akan memungkinkan kesehatan mereka dilacak melalui aplikasi perangkat lunak yang terpasang pada ponsel cerdas mereka, kata lembaga itu.

Mereka bergabung dalam uji coba di Belanda, AS, dan di tempat lain, tambahnya.
"Intinya adalah menggunakan kembali vaksin yang sangat lama untuk tujuan baru," kata Nigel Curtis, ketua kelompok penyakit menular di MCRI, dalam sebuah panggilan telepon dengan wartawan.
"Ini baru dan mengasyikkan dan ini benar-benar pertama kalinya vaksin digunakan dengan cara ini," tambahnya.
Perlombaan untuk mengembangkan vaksin melawan virus corona baru, yang pertama kali muncul di Tiongkok akhir tahun lalu, telah dipercepat ketika penyebarannya menjadi pandemi global. Tidak ada penyembuhan atau pencegahan yang terbukti untuk penyakit COVID-19.
Hingga Kamis, 200 negara dan wilayah telah melaporkan infeksi, dengan total global lebih dari 470.000 kasus dan lebih dari 21.000 kematian, menurut penghitungan Reuters.
Australia memiliki hampir 3.000 infeksi dan 12 kematian.
Baca Juga:
Gara-gara Warganya Bandel, Iran Terancam Gelombang Kedua Virus Corona
Curtis mengatakan uji coba Australia akan sangat berguna karena akan berlangsung selama musim dingin di belahan bumi selatan, yang biasanya merupakan musim flu di negara itu, ketika lebih banyak orang diperkirakan terjangkit penyakit tersebut.
Uji coba akan memeriksa apakah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, seseorang bisa menekan gejala, biasanya masalah pernapasan, dan mencegah mereka menyebarkannya.
"Hipotesisnya adalah jika Anda memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat, virus tidak akan dapat berkembang biak dan menyebabkan kerusakan, membatasi gejala Anda," kata Curtis. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat

Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul

Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat

Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025

Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun

[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia
![[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia](https://img.merahputih.com/media/90/0a/0c/900a0cc4f6d98118127f946351fa8135_182x135.jpeg)
Kanye West Berulah lagi, Bikin Lagu Puja-Puja Hitler Sampai Dilarang Masuk Australia

YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data

[HOAKS atau FAKTA]: Australia Ketar-ketir, Papua Nugini Ingin Gabung Indonesia karena Faktor Prabowo
![[HOAKS atau FAKTA]: Australia Ketar-ketir, Papua Nugini Ingin Gabung Indonesia karena Faktor Prabowo](https://img.merahputih.com/media/95/ed/45/95ed45503b0718919c736f269696aceb_182x135.jpg)
RI-Australia Gelar Lokakarya Perkuat Kolaborasi Keuangan Berkelanjutan,
