Rendang Kembali Berdendang di Daerah Asalnya
Rendang makanan khas Minangkabau. (Foto: Royco)
RENDANG kembali berdendang. Makanan populer asal Minangkabau ini selalu berbenah untuk kesejahteraannya. Kali ini pembenahan datang dari daerah asalnya, yakni Pemerintah Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat akan membangun sentra rendang skala industri di samping Pasar Padang Kaduduk, Kecamatan Payakumbuh Utara. Hal ini dilakukan guna mengkristalisasikan ikon "City of Rendang".
"Selama ini kan pengolahan rendang masih tradisional, nah sekarang beralih ke yang modern atau dari skala rumah tangga ke pabrik," jelas Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi usai melakukan kunjungan dengan BBPOM RI dan Wantimpres ke lokasi sentra Randang, seperti dilansir Antara.
Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Sumbar Martin Suhendri mengatakan mesin Retouch, selain higienis juga mampu membuat Rendang tahan hingga dua tahun.
"Selama ini hasil olahan tradisional ketahanan randang mungkin paling lama hanya sekitar dua bulan," ujarnya.
Satu unit mesin ini berkapasitas sampai 700 kg Rendang dalam sekali olah. "Mesin ini mampu menampung untuk satu kali olahan sampai 700 kg jadi satu unit sudah cukup banyak untuk mengolah Randang," jelasnya.
BBPOM, kata Martin disini juga memastikan keamanan hasil olahan hingga layak edar. "Jika sudah memiliki izin edar maka akan mudah diterima oleh negara lain untuk pangsa ekspor," tuturnya.
Pihaknya membantu Payakumbuh untuk memastikan cara pembuatan makanan yang baik dan melakukan pembinaan terhadap produk UMKM Randang Payakumbuh agar bisa go internasional.
"Kita pastikan soal registrasi produk di BBPOM sangat mudah dan gratis, jika ada yang bilang sulit itu dipastikan dari calo," ungkapnya.
Sementara itu Wantimpres Kentos Artoko berjanji untuk membantu Pemko Payakumbuh dalam mengembangkan industri rendang ke pemerintah pusat.
"Kita akan sampaikan ini ke presiden dan juga untuk berkunjung ke sentra Rendang Payakumbuh," ujarnya.
Wali Kota Payakumbuh mengatakan Payakumbuh mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 6,45 berkat majunya sektor UMKM setempat. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan angka pertumbahan ekonomi secara nasional yakni 5.07 persen.
Industrialisai randang ini memberikan peluang kepada pengusaha untuk ambil peran sebagai ujung tombak pengembangan industri. "Kita hanya sebagai pelayan dan penyedia apa yang dibutuhkan pengusaha, merekalah nanti yang akan menjadi harapan kita," harapnya. (*)
Baca Juga: Rendang Tembus Pasar Amerika Serikat
Bagikan
Berita Terkait
10 Kuliner Khas Kudus yang Wajib Dicoba, dari Soto Kerbau hingga Gethuk Nyimut
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber
Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B
Coco Series dari Roemah Koffie Dikenalkan di Athena, Membawa Ciri Khas Tropis
Ahhh-fterwork Hadirkan Perjalanan Multisensori nan Penuh Petualangan, Ditutup Sesi Omakase Memanjakan Lidah
Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar
'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut
Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa