Raja Ampat Diajukan Jadi Cagar Biosfer UNESCO
Raja Ampat menjadi rumah bagi lebih dari 1.600 spesies dan sekitar 75 persen spesies karang dunia . (foto: unsplash_ridho ibrahim)
MerahPutih.com - Destinasi wisata Raja Ampat resmi diajukan sebagai Cagar Biosfer di bawah program Man and the Biosphere (MAB) Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Pemerintah Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan pengusulan ini akan menjadi upaya dalam mendukung pelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pembangunan berkelanjutan.
"Keberhasilan pengelolaan Raja Ampat sebagai Cagar Biosfer bergantung pada sinergi antara semua pihak yang terlibat," kata Ketua Komite Nasional MAB-UNESCO Indonesia, Maman Turjaman, melalui keterangan di Jakarta, Kamis (26/9).
Baca juga:
Menurut Maman, Raja Ampat dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati laut terunik di dunia. Dengan status Cagar Biosfer, pengelolaan wilayah ini akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat adat, sektor swasta, LSM, dan akademisi.
Maman memaparkan proses nominasi Raja Ampat sebagai Cagar Biosfer telah dimulai sejak 2023 dengan berbagai konsultasi publik dan sosialisasi untuk memperkuat dokumen nominasi.
Status Cagar Biosfer, kata Maman, tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam ekonomi berkelanjutan melalui pariwisata ramah lingkungan dan perikanan berkelanjutan.
Baca juga:
Pemkab Raja Ampat Berencana Kurangi Kapal Wisata Hindari Kerusakan Alam
Lebih jauh, Maman menegaskan status ini tidak akan mengubah kewenangan lokal, melainkan memperkuat kerjasama dalam melestarikan ekosistem serta menjaga stabilitas ekonomi dan sosial di Raja Ampat.
"Pengelolaan berbasis kearifan lokal akan tetap menjadi prioritas, dengan dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat adat," tandas peneliti BRIN itu, dikutip Antara. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Air Hujan di Jakarta Terkontaminasi Mikroplastik, BRIN: Bisa Sebabkan Iritasi hingga Peradangan
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
KPK Tidak Temukan SK Pencabutan 4 IUP Nikel Raja Ampat Yang Sempat Viral
Mikroplastik Hujani Jakarta, Pemprov DKI Sebut Sebagai 'Alarm' Lingkungan yang Perlu Segera Direspons
BRIN Ungkap Alasan Air Hujan Jakarta Bisa Mengandung Mikroplastik
Profesor BRIN Perkirakan Ukuran Meteor Cirebon 3-5 Meter, Pastikan Tidak Berbahaya
Pastikan Bukan Fenomena Hujan Meteor, BRIN Imbau Warga Cirebon Tidak Perlu Panik
BRIN Pastikan Meteor yang Lewati Cirebon Jatuh di Laut Jawa
Kronologis Tewasnya Pekerja Lepas BRIN di Lokasi Penelitian Sesar Aktif Demak