Radikalisme dan Terorisme Resahkan Kehidupan Berbangsa

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 28 Juli 2017
Radikalisme dan Terorisme Resahkan Kehidupan Berbangsa

Rektor Universitas Mahendradatta Denpasar Dr Putri Anggreni (Foto: universitasmahendradatta.ac.id)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.Com - Rektor Universitas Mahendradatta Bali, Dr. Putri Anggreni mengatakan isu gerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia tidak lagi merebak sebagai wacana, tetapi sudah taraf meresahkan kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Gerakan radikalisme dan terorisme sudah sangat meresahkan kehidupan berbangsa di Indonesia, karena itu perlu kesamaan persepsi dalam mencegahnya gerakan tersebut masuk lewat sekolah maupun kampus perguruan tinggi," kata Putri Anggreni dikonfirmasi, di Denpasar, Jumat (28/7).

Dengan adanya fenomena tersebut, maka kalangan akademisi membuat beberapa perwakilan dari berbagai universitas yang diwakili oleh rektor, wakil rektor, dan ketua yayasan, organisaisi pemuda dan organisasi kemasyarakatan bertemu di Museum Bung Karno, Universitas Mahendradatta, Denpasar untuk melakukan "Rembug Nasional" pada Kamis (27/7).

Dalam pertemuan bertajuk "focus group discussion (FGD)" tersebut, kata dia, para peserta membahas cara mengantisipasi fenomena radikalisme dan terorisme itu.

"Di tempat ini bisa merasakan spirit perjuangan para pahlawan bangsa tempo dulu. Bagaimana perjuangan mereka untuk melakukan gerakan untuk kemerdekaan bangsa dari penjajah," ucap Putri Anggreni.

Putri Anggreni menegaskan, dukungan terhadap pertemuan ini karena melihat kenyataan bahwa masyarakat Indonesia masih saja ada, dan mungkin juga dalam jumlah skala besar yang sangat mudah terprovokasi maupun terpengaruh dengan paham dan ideologi terorisme dan radikalisme.

"Mereka sangat mudah terprovokasi untuk merongrong kebangsaan dan kenegaraan, yang mana tumbuh dan digali dari nilai-nilai dan budaya sendiri. Kenyataan ini seharusnya semua perguruan tinggi dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," ucapnya.

Pertemuan FGD dihadiri sekitar 79 rektor dari 79 perguruan tinggi yang tersebar di 12 provinsi yang semuanya sudah bersedia untuk menjadi "steering comittee" dan pengundang untuk mendeklarasikan pertemuan rektor se-Indonesia. FGD ini merekomendasikan agar "SC" minimal di isi oleh 150 perguruan tinggi.

Sementara itu, Rektor Universitas Mpu Tantular Jakarta, Mangasi Panjaitan menggarisbawahi agar gerakan para rektor bisa menghadirkan seluruh rektor di Indonesia.

"Di Indonesia ada 4.350 perguruan tinggi, dan kami berharap pertemuan tersebut bisa dihadiri seluruh rektor atau ketua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, besar atau kecil karena masalah yg sekarang dihadapi tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri," katanya.(*)

Sumber: ANTARA

#Radikalisme #Terorisme #Ormas Radikal
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Indonesia
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan pentingnya kerapian data agar program pemerintah menjangkau pihak yang benar-benar membutuhkan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 12 Juli 2025
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Dunia
Serangan AS ke Iran Berpotensi Bangkitkan Sel Terorisme, Indonesia Mesti Waspada
Serangan AS ke Iran berpotensi membangkitkan sel terorisme. Indonesia pun mesti mewaspadai hal tersebut.
Soffi Amira - Jumat, 27 Juni 2025
Serangan AS ke Iran Berpotensi Bangkitkan Sel Terorisme, Indonesia Mesti Waspada
Bagikan